Erick Mau Rombak Pengurus Himbara, Hingga AISA Rugi Rp 123 M

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 February 2020 08:06
Sejumlah kabar aksi korporasi mewarnai pergerakan bursa saham domestik kemarin.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat 0,04% pada level 5.954 pada perdagangan Selasa kemarin (11/2/2020). Sejumlah kabar aksi korporasi mewarnai pergerakan bursa saham domestik kemarin.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham di Asia yang ditransaksikan menguat. Indeks Nikkei misalnya, menguat 1,26%. Shanghai Composite menguat 0,39%. Sedangkan, indeks Strait Times menguat 0,39%.

Lalu apa saja kabar aksi korporasi kemarin? Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Rabu (12/10/2019):

1.Rombak Direksi Mandiri, BNI & BRI, BUMN: Untuk Penyegaran
Bank-bank pelat merah dijadwalkan akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada pekan depan. Tiga dari empat bank BUMN dalam pengumuman pemanggilan RUPS mengagendakan pergantian pengurus perusahaan.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga tak membantah adanya perombakan direksi bank pelat merah. Menurutnya agar ada penyegaran.

"Ya kalau ada agenda [perombakan] itu akan dilakukan. Penyegaran," kata Arya di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

2. Bakal Jadi Holding Asuransi, Erick Rombak Direksi Bahana
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak susunan direksi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau Bahana yang disiapkan menjadi perusahaan induk (holding) BUMN Perasuransian dan Penjaminan.

Ada tiga nama sudah ditunjuk menjadi menggantikan direksi lama. Tiga nama yang menjadi direksi BPUI, yaitu:

Direktur Utama Robertus Bilitea; Direktur Keuangan dan Umum Rizal Ariansyah dan Direktur Bisnis Pantro Pander Silitonga.

3.Corona Mewabah, Waspada Harga CPO Masih Tertekan!
Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyebutkan harga jual CPO masih akan tertekan mengingat tingkat permintaan dari China masih akan rendah.

Hal ini disebabkan karena penyebaran coronavirus dan efek perayaan Imlek yang masih terasa di China sebagai salah satu pasar konsumsi CPO.

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan China merupakan pasar kedua terbesar untuk CPO, setelah India. Permintaah dari negara ini mencapai puncaknya jelang perayaan tahun baru China, sehingga saat ini trader CPO masih belum kembali aktif.

"Kalau dari harga memang sempat terkoreksi saat libur Imlek karena trader di China tidak ada di pasar. Tentu akan pengaruh karena sebagai pasar, China kan salah satu yang terbesar setelah India," kata Santosa kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2020).

4.Corona Mengganas, Emiten Farmasi Cari Alternatif Bahan Baku
PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), emiten anggota Holding BUMN Farmasi di bawah PT Bio Farma (Persero), menyebutkan tengah mencari alternatif sumber bahan baku produksi dari negara lain untuk mengantisipasi terganggunya pasokan bahan baku dari China di tengah mewabahnya virus corona.

Saat ini produksi obat oleh perusahaan pelat merah ini masih mengandalkan bahan baku yang berasal dari negara tersebut.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan alokasi bahan baku yang berasal dari China untuk tahun ini saja mencapai 60% dari total kebutuhan. Hingga saat ini perusahaan masih belum bisa berkomunikasi dengan pamasok dari negara ini mengingat masih dalam rangka perayaan Imlek.

"KF [Kimia Farma] masih menunggu konfirmasi dengan supplier di negara China, karena mereka masih libur Imlek sampai dengan minggu ini. Semua pengadaan bahan baku kita ada supplier alternatifnya, termasuk alternatif negaranya," kata Verdi kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/2/2020).

5.Restatement, Rupanya AISA Rugi Rp 123 M pada 2018
Manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) atau TPS Food memenuhi janjinya untuk melaporkan kembali laporan keuangan (restatement) tahun berjalan 2017-2018 pada kuartal I-2020. Perseroan akhirnya merilis laporan keuangan per Juni 2019 dan Desember 2018.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPS Food mencatatkan rugi bersih selama 6 bulan tahun lalu atau per Juni 2019 sebesar Rp 61,17 miliar, berkurang 40% dari Juni 2018 yang rugi Rp 101,18 miliar.

Pendapatan pada periode tersebut turun 16,2% menjadi Rp 617,14 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 735,82 miliar. Beban penjualan berkurang menjadi Rp 443,38 miliar dari sebelumnya Rp 506,55 miliar.

6.Lippo Karawaci Jual Surat Utang Rp 1,2 T, Diborong Rp 2,5 T
Emiten induk bisnis perumahan Grup Lippo, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyelesaikan penawaran obligasi tambahan senilai US$ 95 juta (sekitar Rp 1,29 triliun, asumsi kurs Rp 13.600/US$) atas obligasi awal bertenor 5 tahun senilai US$ 325 juta (Rp 4,42 triliun).

Manajemen Lippo menegaskan obligasi tersebut terdapat permintaan yang tinggi sehingga oversubscribed hampir 2x lipat menjadi US$ 183 juta (Rp 2,49 triliun). Penawaran itu dilakukan pada 10 Februari 2020 dengan bunga 7,80% atau 32,5 bps (basis poin) lebih rendah dibanding obligasi yang diterbitkan pada Januari silam (pada harga US$ 101,29).

Obligasi tambahan ini diterbitkan Theta Capital Pte Ltd, anak usaha LPKR yang berbasis di Singapura. Obligasi tambahan ini akan dipakai untuk membeli kembali sisa obligási senior dengan jumlah pokok sebesar US$ 410 juta dengan tingkat bunga 7% yang akan jatuh tempo pada 2022 yang sebelumnya diterbitkan Theta.
(hps/hps) Next Article Waspada! IHSG Bisa Lengser dari 6.000, Simak Aksi Korporasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular