
Round Up
Simak 6 Kabar yang Sita Perhatian Pelaku Pasar Pekan Lalu
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 December 2019 08:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir pekan lalu, Jumat (6/12/2019), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat 0,56% ke level 6.186,87.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,23%, indeks Shanghai menguat 0,43%, indeks Hang Seng terapresiasi 1,07%, indeks Straits Times terapresiasi 0,57%, dan indeks Kospi bertambah 1,02%.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan awal pekan ini, Senin (9/12/2019):
1. Erick Thohir Pecat 4 Direktur, Direksi Garuda Tinggal 3 Orang
Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikan empat anggota dewan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terlibat dalam skandal Harley Davidson memberi implikasi kepada struktur dewan direksi.
Seperti diketahui, skandal itu melibatkan Direktur Utama Ari Askhara. Selain itu, ada tiga direktur lain yang diduga terlibat, yaitu Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.
Dengan demikian, tersisa tiga direktur yang 'bersih', yaitu Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah. Jumat lalu, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk sudah menetapkan Fuad sebagai pelaksana tugas direktur utama perseroan. Fuad merupakan direktur keuangan dan manajemen risiko.
"Kami akan mengangkat pelaksana tugas untuk direksi yang diberhentikan sementara. Sementara komite audit tetap melakukan investigasi lanjutan," ujar Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Sahala Lumban Gaol di kantor Kementerian BUMN, Sabtu (7/12/2019).
2. RUPSLB Bank Mandiri, Komisaris Kena Perombakan
PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Senin (9/12/2019) dengan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan.
Salah satu rencana yang mengemuka adalah penunjukan direktur utama Bank Mandiri setelah Kartika Wirjoatmodjo yang didaulat menjadi Wakil Menteri BUMN.
Ternyata ada agenda lainnya yang disiapkan, yakni penggantian komisaris perusahaan.
"Ada, iya komisaris juga diganti," kata Arya Sinulingga, Staf Khusus Kementerian BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Perlu diketahui Bank Mandiri belum lama ini juga melakukan penggantian komisarisnya Askolani yang diganti dengan Ronald Silaban yang saat ini menjabat Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan. Penggantian tersebut dilakukan pada Rabu (28/08/2019).
3. IPTV Akuisisi LINK, Hary Tanoe Makin Dominasi TV Berbayar
PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), perusahaan penyedia layanan televisi berbasis internet milik Hary Tanoesoedibjo bakal mengakuisisi PT Link Net Tbk (LINK) milik Lippo Group. Informasi ini dibenarkan oleh Direktur Utama MNC Vision Networks Ade Tjandra kepada CNBC Indonesia.
"Iya betul, hari ini akan ada public release-nya," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Senin (2/12/2019).
Rencananya, akuisisi ini bisa rampung dalam 6 bulan ke depan. Head of Investor Relations LINK Joel Ellis, sebelumnya IPTV memang telah menandatangani persyaratan tidak mengikat bersama PT First Media Tbk dan Asia Link Dewa Pte mengenai rencana penjajakan akuisisi saham mayoritas Link Net.
"Para pihak akan bertujuan untuk mencapai hasil dalam kurun waktu 6 bulan," kata Joel Ellis, Rabu (4/12/2019).
4.Ari Askhara Dicopot dari Dirut, Saham Garuda Turun 2,42%
Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (6/12/2019) setelah sempat menguat pada sesi awal perdagangan.
Pada penutupan perdagangan, harga saham GIAA jatuh cukup dalam dengan koreksi 2,42% menjadi Rp 484/unit saham. Total transaksi saham perusahaan mencapai Rp 24,42 miliar dengan jumlah volume perdagangan di level 49,87 juta unit transaksi. Volume perdagangan GIAA hari ini jauh di atas rerata harian yang hanya 19,17 juta unit transaksi.
Harga saham perusahaan pelat merah ini kembali diterpa aksi jual, setelah Direktur Utama GIAA, Ari Ashkara, dicurigai sebagai dalang dari kasus penyelundupan barang mewah berupa sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang ditemukan pada lambung pesawat Airbus A330-900 Neo milik Garuda yang baru dibeli.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memutuskan untuk memberhentikan Ari. Menurut Erick dalam BUMN faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
5.Tanri: Harusnya Posco Suntik Modal KRAS, Bukan Joint Venture!
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama RI periode 1998-1999, Tanri Abeng, angkat bicara soal rencana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menggandeng perusahaan baja asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (Posco).
Menurut Tanri kerja sama antara dua perusahaan baja tersebut harus dilakukan dalam bentuk penyertaan saham ke Krakatau Steel secara langsung, bukan dengan membuat perusahaan patungan (joint venture).
"Salah kalau Posco masuk dan membuat joint venture, menjadi pesaing dari Krakatau Steel. Mestinya mereka [Posco] masuk ke Krakatau Steel tapi kita masih pegang kontrolnya," kata Tanri, kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/12/2019).
Jika Posco ingin masuk dan menyertakan modal ke Krakatau Steel, bisa dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru (rights issue).
"Jika ada strategic partner, biarkan mereka yang kelola. Misalnya dalam jangka waktu lima tahun. Biasanya banyak yang tidak mau, karena kita tidak mau kekuasaanya diambil. Itu yang membuat saya gagal dulu," ungkap Tanri.
6. Ini 4 Faktor yang Bikin Broker Asing Pilih Cabut dari BEI
Hengkangnya tiga sekuritas asing dari bursa diprediksi berujung pada penurunan nilai transaksi bursa saham domestik sebesar 12,46% (setara Rp 230,81 triliun per tahun) menjadi Rp 1.622,28 triliun/tahun, dari sebelumnya Rp 1.853,09 triliun/tahun. Apa sih yang membuat mereka meninggalkan bursa nasional?
Ketiganya adalah PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia (asal Amerika Serikat/AS), PT Deutsche Sekuritas Indonesia (asal Jerman) dan PT Nomura Sekuritas Indonesia (asal Jepang).
Tim Riset CNBC Indonesia menyusun daftar mengenai faktor-faktor yang menjadi daya tolak (antitesis dari daya tarik) bursa kita di mata perusahaan broker asing, berdasarkan diskusi dengan beberapa pelaku pasar dan penggalian informasi di lapangan.
Faktor pertama adalah kebijakan internal perusahaan induk di tingkat global, yang bersifat kasus per kasus (case per case). Faktor kedua adalah ketiadaan batas minimal biaya (fee) transaksi efek antara perusahaan efek pedagang efek (broker) maupun fee penjaminan emisi (underwriting) untuk perusahaan efek berizin bank investasi (investment banking).
Faktor ketiga adalah perkembangan pasar modal yang masih lambat dan tidak banyak mengubah postur jumlah masyarakat yang berinvestasi. Tingkat inklusi pasar modal domestik per akhir 2019 masih tercatat sangat minimal yaitu 4,9%, tumbuh tak seberapa dari 3,8% (2013). Faktor keempat adalah adopsi teknologi yang lambat. Praktik transaksi efek di luar negeri sudah begitu kompleks dan maju sehingga perkembangannya melebihi perkembangan teknologi informasi beserta perangkatnya di pasar modal domestik.
(hps/hps) Next Article BRI Pangkas Bunga Kredit hingga AirAsia Rights Issue
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,23%, indeks Shanghai menguat 0,43%, indeks Hang Seng terapresiasi 1,07%, indeks Straits Times terapresiasi 0,57%, dan indeks Kospi bertambah 1,02%.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan awal pekan ini, Senin (9/12/2019):
Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikan empat anggota dewan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terlibat dalam skandal Harley Davidson memberi implikasi kepada struktur dewan direksi.
Seperti diketahui, skandal itu melibatkan Direktur Utama Ari Askhara. Selain itu, ada tiga direktur lain yang diduga terlibat, yaitu Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.
Dengan demikian, tersisa tiga direktur yang 'bersih', yaitu Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah. Jumat lalu, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk sudah menetapkan Fuad sebagai pelaksana tugas direktur utama perseroan. Fuad merupakan direktur keuangan dan manajemen risiko.
"Kami akan mengangkat pelaksana tugas untuk direksi yang diberhentikan sementara. Sementara komite audit tetap melakukan investigasi lanjutan," ujar Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Sahala Lumban Gaol di kantor Kementerian BUMN, Sabtu (7/12/2019).
2. RUPSLB Bank Mandiri, Komisaris Kena Perombakan
PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Senin (9/12/2019) dengan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan.
Salah satu rencana yang mengemuka adalah penunjukan direktur utama Bank Mandiri setelah Kartika Wirjoatmodjo yang didaulat menjadi Wakil Menteri BUMN.
Ternyata ada agenda lainnya yang disiapkan, yakni penggantian komisaris perusahaan.
"Ada, iya komisaris juga diganti," kata Arya Sinulingga, Staf Khusus Kementerian BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Perlu diketahui Bank Mandiri belum lama ini juga melakukan penggantian komisarisnya Askolani yang diganti dengan Ronald Silaban yang saat ini menjabat Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan. Penggantian tersebut dilakukan pada Rabu (28/08/2019).
3. IPTV Akuisisi LINK, Hary Tanoe Makin Dominasi TV Berbayar
PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), perusahaan penyedia layanan televisi berbasis internet milik Hary Tanoesoedibjo bakal mengakuisisi PT Link Net Tbk (LINK) milik Lippo Group. Informasi ini dibenarkan oleh Direktur Utama MNC Vision Networks Ade Tjandra kepada CNBC Indonesia.
"Iya betul, hari ini akan ada public release-nya," kata Ade kepada CNBC Indonesia, Senin (2/12/2019).
Rencananya, akuisisi ini bisa rampung dalam 6 bulan ke depan. Head of Investor Relations LINK Joel Ellis, sebelumnya IPTV memang telah menandatangani persyaratan tidak mengikat bersama PT First Media Tbk dan Asia Link Dewa Pte mengenai rencana penjajakan akuisisi saham mayoritas Link Net.
"Para pihak akan bertujuan untuk mencapai hasil dalam kurun waktu 6 bulan," kata Joel Ellis, Rabu (4/12/2019).
4.Ari Askhara Dicopot dari Dirut, Saham Garuda Turun 2,42%
Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (6/12/2019) setelah sempat menguat pada sesi awal perdagangan.
Pada penutupan perdagangan, harga saham GIAA jatuh cukup dalam dengan koreksi 2,42% menjadi Rp 484/unit saham. Total transaksi saham perusahaan mencapai Rp 24,42 miliar dengan jumlah volume perdagangan di level 49,87 juta unit transaksi. Volume perdagangan GIAA hari ini jauh di atas rerata harian yang hanya 19,17 juta unit transaksi.
Harga saham perusahaan pelat merah ini kembali diterpa aksi jual, setelah Direktur Utama GIAA, Ari Ashkara, dicurigai sebagai dalang dari kasus penyelundupan barang mewah berupa sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang ditemukan pada lambung pesawat Airbus A330-900 Neo milik Garuda yang baru dibeli.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memutuskan untuk memberhentikan Ari. Menurut Erick dalam BUMN faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
5.Tanri: Harusnya Posco Suntik Modal KRAS, Bukan Joint Venture!
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama RI periode 1998-1999, Tanri Abeng, angkat bicara soal rencana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menggandeng perusahaan baja asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (Posco).
Menurut Tanri kerja sama antara dua perusahaan baja tersebut harus dilakukan dalam bentuk penyertaan saham ke Krakatau Steel secara langsung, bukan dengan membuat perusahaan patungan (joint venture).
"Salah kalau Posco masuk dan membuat joint venture, menjadi pesaing dari Krakatau Steel. Mestinya mereka [Posco] masuk ke Krakatau Steel tapi kita masih pegang kontrolnya," kata Tanri, kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/12/2019).
Jika Posco ingin masuk dan menyertakan modal ke Krakatau Steel, bisa dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru (rights issue).
"Jika ada strategic partner, biarkan mereka yang kelola. Misalnya dalam jangka waktu lima tahun. Biasanya banyak yang tidak mau, karena kita tidak mau kekuasaanya diambil. Itu yang membuat saya gagal dulu," ungkap Tanri.
6. Ini 4 Faktor yang Bikin Broker Asing Pilih Cabut dari BEI
Hengkangnya tiga sekuritas asing dari bursa diprediksi berujung pada penurunan nilai transaksi bursa saham domestik sebesar 12,46% (setara Rp 230,81 triliun per tahun) menjadi Rp 1.622,28 triliun/tahun, dari sebelumnya Rp 1.853,09 triliun/tahun. Apa sih yang membuat mereka meninggalkan bursa nasional?
Ketiganya adalah PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia (asal Amerika Serikat/AS), PT Deutsche Sekuritas Indonesia (asal Jerman) dan PT Nomura Sekuritas Indonesia (asal Jepang).
Tim Riset CNBC Indonesia menyusun daftar mengenai faktor-faktor yang menjadi daya tolak (antitesis dari daya tarik) bursa kita di mata perusahaan broker asing, berdasarkan diskusi dengan beberapa pelaku pasar dan penggalian informasi di lapangan.
Faktor pertama adalah kebijakan internal perusahaan induk di tingkat global, yang bersifat kasus per kasus (case per case). Faktor kedua adalah ketiadaan batas minimal biaya (fee) transaksi efek antara perusahaan efek pedagang efek (broker) maupun fee penjaminan emisi (underwriting) untuk perusahaan efek berizin bank investasi (investment banking).
Faktor ketiga adalah perkembangan pasar modal yang masih lambat dan tidak banyak mengubah postur jumlah masyarakat yang berinvestasi. Tingkat inklusi pasar modal domestik per akhir 2019 masih tercatat sangat minimal yaitu 4,9%, tumbuh tak seberapa dari 3,8% (2013). Faktor keempat adalah adopsi teknologi yang lambat. Praktik transaksi efek di luar negeri sudah begitu kompleks dan maju sehingga perkembangannya melebihi perkembangan teknologi informasi beserta perangkatnya di pasar modal domestik.
(hps/hps) Next Article BRI Pangkas Bunga Kredit hingga AirAsia Rights Issue
Most Popular