
Ada Kabar Samin Tan jadi Buron KPK, Hingga Utang Emiten Naik
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 May 2020 08:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan Rabu (6/5/2020) ditutup dengan posisi terkonsolidasi turun 0,46% ke level 4.608,79.
Koreksi IHSG dipicu oleh aksi jual bersih investor asing di bursa saham. Investor asing masih ogah memburu saham di PT Bursa Efek Indonesia, terlihat dari transaksi jual bersih asing (net sell) yang terus meningkat selama sesi 2 yaitu sebanyak Rp 347 miliar.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin. Simak beberapa peristiwa aksi korporasi maupun kabar dari pasar sebelumĀ bertransaksi hari ini.
1. Crazy Rich Samin Tan Jadi Buronan KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya memasukkan nama tersangka taipan Samin Tan (SMT) ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) setelah crazy rich Indonesia dan bos PT Borneo Lumbung Energy & Metal (Borneo) itu tidak memenuhi panggilan sebagai tersangka sebanyak dua kali.
Dalam pengumuman resmi DPO di situs KPK, disebutkan, tersangka Pelaku Tindak Pidana Korupsi itu diduga memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yakni Eni Maulani Saragih selaku Anggota DPR RI periode 2014-2019 terkait Pengurusan Terminasi Kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
2. Erick Thohir Sebut Deretan BUMN Ini Berjibaku Lawan Corona
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengupayakan seluruh perusahaan pelat merah saling bahu membahu dalam memerangi dampak pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sampai saat ini Kementerian BUMN menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya untuk mengontrol penyebaran wabah virus corona di Indonesia.
Peran itu, misalnya melalui bank-bank yang terhimpun dalam Bank Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara), memberikan keringanan kredit terhadap 830.000 debitur dengan nilai ekuivalen mencapai Rp 120 triliun yang didominasi oleh debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
3. Telkom Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp 1,99 T
Emiten jasa telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap membayar lunas utang jatuh tempo atas penerbitan Obligasi II Telkom Tahun 2010 Seri B senilai Rp 1,99 triliun yang jatuh tempo 6 Juli 2020.
VP Corporate Finance & Investor Relation Telkom, Andi Setiawan mengatakan, sumber dana untuk pembayaran pokok obligasi tersebut dari dana internal perseroan.
4. Waspada! Deretan Emiten Tekstil Ini Punya Rasio Utang Tinggi
Beratnya biaya operasional sejumlah perusahaan tekstil di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna meredam penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak pula kondisi keuangan emiten tekstil yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebab itu, Tim Riset CNBC Indonesia mencoba membedah seberapa tinggi rasio utang perusahaan tekstil di BEI. Parameter yang dipakai ialah tingkat utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER). Besaran DER ini nantinya berpengaruh pada ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban.
5. Pinjam Rp 1,5 T dari BCA, XL Axiata Ekspansi & Refinancing
Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,5 triliun. Dana itu nantinya akan dipakai membiayai ekspansi bisnis, investasi dan pembiayaan kembali pinjaman.
Dalam keterbukaan informasi yang manajemen XL Axiata, perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tersebut pada 4 Mei 2020 dengan jangka waktu selama lima tahun sejak tanggal penarikan atau tanggal berakhirnya batas waktu penggunaan fasilitas tersebut tanpa jaminan.
6. Pefindo Pangkas Outlook Pengelola The Duck King Jadi Negatif
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook (prospek) peringkat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) menjadi "negatif" dari "stabil" untuk mengantisipasi efek berkepanjangan dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang dapat memperlemah kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
DUCK adalah emiten pengelola grup restoran masakan China, The Duck King, dengan varian restoran di antaranya Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, lalu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
7. Saham Jeblok 39%, Japfa Siap Buyback Rp 350 M & Rights Issue
Emiten pakan ternak dan unggas (poultry), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) siap melakukan dua aksi korporasi dalam waktu dekat ini yakni penerbitan saham baru dengan mekanisme penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dan pembelian kembali (buyback) saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (6/5/20200, rights issue akan dilakukan dengan mengeluarkan saham baru Seri A dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh saat ini atau sebanyak-banyaknya 3.517.972.560 saham (5,51 miliar saham) Seri A.
8. Modal Kerja, Garuda Raih Kredit US$ 50 Juta & Rp 2 T dari BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memberikan tiga fasilitas berkaitan dengan pinjaman kepada maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang sudah ditandatangani kedua belah pihak pada 30 April 2020.
Ketiga fasilitas itu yakni Garuda mendapatkan pinjaman dari Bank BRI dengan pokok pinjaman maksimum sebesar US$ 50 juta atau setara dengan Rp 775 miliar (asumsi kurs Rp 15.500/US$).
9. Bersih-bersih! 4 Emiten Sudah Didepak BEI, Bakal Tambah 1
Satu lagi perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi didepak dari papan perdagangan bursa. Kali ini giliran PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL), perusahaan yang bergerak di bisnis perdagangan komoditas hasil pertambangan dan energi dan juga pabrik perakitan umum.
Saham perusahaan sudah dihentikan sementara alias suspensi dan akan mencapai 24 bulan alias 2 tahun pada 2 Mei 2021 mendatang.
10. Global Bond Mandiri & HK Laris Manis, Apa Kata Erick Thohir?
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai investor, termasuk investor asing, masih berminat untuk mengoleksi surat utang korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan pelat merah. Hal ini terjadi dalam kondisi pasar global yang saat ini sedang tidak pasti.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dengan adanya dua perusahaan BUMN yang melakukan penerbitan surat utang global (global bond) ini bisa menjadi dorongan untuk perusahaan pelat merah lainnya mencari sumber pendanaan lain di luar perbankan.
(hps/hps) Next Article Kabar dari Pasar yang Harus Diketahui Sebelum Mulai Transaksi
Koreksi IHSG dipicu oleh aksi jual bersih investor asing di bursa saham. Investor asing masih ogah memburu saham di PT Bursa Efek Indonesia, terlihat dari transaksi jual bersih asing (net sell) yang terus meningkat selama sesi 2 yaitu sebanyak Rp 347 miliar.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin. Simak beberapa peristiwa aksi korporasi maupun kabar dari pasar sebelumĀ bertransaksi hari ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya memasukkan nama tersangka taipan Samin Tan (SMT) ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) setelah crazy rich Indonesia dan bos PT Borneo Lumbung Energy & Metal (Borneo) itu tidak memenuhi panggilan sebagai tersangka sebanyak dua kali.
Dalam pengumuman resmi DPO di situs KPK, disebutkan, tersangka Pelaku Tindak Pidana Korupsi itu diduga memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yakni Eni Maulani Saragih selaku Anggota DPR RI periode 2014-2019 terkait Pengurusan Terminasi Kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
2. Erick Thohir Sebut Deretan BUMN Ini Berjibaku Lawan Corona
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengupayakan seluruh perusahaan pelat merah saling bahu membahu dalam memerangi dampak pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sampai saat ini Kementerian BUMN menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya untuk mengontrol penyebaran wabah virus corona di Indonesia.
Peran itu, misalnya melalui bank-bank yang terhimpun dalam Bank Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara), memberikan keringanan kredit terhadap 830.000 debitur dengan nilai ekuivalen mencapai Rp 120 triliun yang didominasi oleh debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
3. Telkom Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp 1,99 T
Emiten jasa telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap membayar lunas utang jatuh tempo atas penerbitan Obligasi II Telkom Tahun 2010 Seri B senilai Rp 1,99 triliun yang jatuh tempo 6 Juli 2020.
VP Corporate Finance & Investor Relation Telkom, Andi Setiawan mengatakan, sumber dana untuk pembayaran pokok obligasi tersebut dari dana internal perseroan.
4. Waspada! Deretan Emiten Tekstil Ini Punya Rasio Utang Tinggi
Beratnya biaya operasional sejumlah perusahaan tekstil di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna meredam penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak pula kondisi keuangan emiten tekstil yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebab itu, Tim Riset CNBC Indonesia mencoba membedah seberapa tinggi rasio utang perusahaan tekstil di BEI. Parameter yang dipakai ialah tingkat utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER). Besaran DER ini nantinya berpengaruh pada ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban.
5. Pinjam Rp 1,5 T dari BCA, XL Axiata Ekspansi & Refinancing
Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,5 triliun. Dana itu nantinya akan dipakai membiayai ekspansi bisnis, investasi dan pembiayaan kembali pinjaman.
Dalam keterbukaan informasi yang manajemen XL Axiata, perseroan telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman tersebut pada 4 Mei 2020 dengan jangka waktu selama lima tahun sejak tanggal penarikan atau tanggal berakhirnya batas waktu penggunaan fasilitas tersebut tanpa jaminan.
6. Pefindo Pangkas Outlook Pengelola The Duck King Jadi Negatif
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook (prospek) peringkat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) menjadi "negatif" dari "stabil" untuk mengantisipasi efek berkepanjangan dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang dapat memperlemah kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
DUCK adalah emiten pengelola grup restoran masakan China, The Duck King, dengan varian restoran di antaranya Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, lalu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
7. Saham Jeblok 39%, Japfa Siap Buyback Rp 350 M & Rights Issue
Emiten pakan ternak dan unggas (poultry), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) siap melakukan dua aksi korporasi dalam waktu dekat ini yakni penerbitan saham baru dengan mekanisme penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dan pembelian kembali (buyback) saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (6/5/20200, rights issue akan dilakukan dengan mengeluarkan saham baru Seri A dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh saat ini atau sebanyak-banyaknya 3.517.972.560 saham (5,51 miliar saham) Seri A.
8. Modal Kerja, Garuda Raih Kredit US$ 50 Juta & Rp 2 T dari BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memberikan tiga fasilitas berkaitan dengan pinjaman kepada maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang sudah ditandatangani kedua belah pihak pada 30 April 2020.
Ketiga fasilitas itu yakni Garuda mendapatkan pinjaman dari Bank BRI dengan pokok pinjaman maksimum sebesar US$ 50 juta atau setara dengan Rp 775 miliar (asumsi kurs Rp 15.500/US$).
9. Bersih-bersih! 4 Emiten Sudah Didepak BEI, Bakal Tambah 1
Satu lagi perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi didepak dari papan perdagangan bursa. Kali ini giliran PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL), perusahaan yang bergerak di bisnis perdagangan komoditas hasil pertambangan dan energi dan juga pabrik perakitan umum.
Saham perusahaan sudah dihentikan sementara alias suspensi dan akan mencapai 24 bulan alias 2 tahun pada 2 Mei 2021 mendatang.
10. Global Bond Mandiri & HK Laris Manis, Apa Kata Erick Thohir?
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai investor, termasuk investor asing, masih berminat untuk mengoleksi surat utang korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan pelat merah. Hal ini terjadi dalam kondisi pasar global yang saat ini sedang tidak pasti.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dengan adanya dua perusahaan BUMN yang melakukan penerbitan surat utang global (global bond) ini bisa menjadi dorongan untuk perusahaan pelat merah lainnya mencari sumber pendanaan lain di luar perbankan.
(hps/hps) Next Article Kabar dari Pasar yang Harus Diketahui Sebelum Mulai Transaksi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular