Banyak Emiten Rilis Lapkeu 2019, Simak Ini Rekapnya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 March 2020 08:15
Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
Foto: Ilustrasi Sekuritas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik masih belum lepas dari sentimen negatif dampak virus corona. Pada perdagangan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.414,5, melemah 2,88% bahkan sempat dihentikan selama 30 menit karena terkoreksi 5%.

Berdasarkan data BEI, nilai transaksi pada perdagangan hari ini sebesar Rp 5,57 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 63,5 miliar di pasar reguler dan non reguler.

Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.

1. Laba HMSP Cuma Naik 1,3% & Kalah dari GGRM, Apa Pemicunya?
Jika laba bersih emiten rokok asal Kediri, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mampu tumbuh 40% sepanjang tahun lalu, laba bersih emiten rokok kompetitornya yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) atau HM Sampoerna juga naik tapi sebesar 1,33% di tahun 2019 dari tahun 2018.

Berdasarkan laporan keuangan HMSP yang dipublikasikan Senin ini (30/3/2020), laba bersih HMSP naik tipis 1,33% menjadi Rp 13,72 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,54 triliun. Kendati secara persentase kalah dari GGRM, tapi secara nominal, laba HMSP lebih besar dari GGRM.

2. Surprise! Garuda Akhirnya Cetak Laba Bersih Rp 112 M di 2019
Emiten penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akhirnya mencatatkan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar US$ 6,99 juta atau setara dengan Rp 112 miliar (asumsi kurs Rp 16,.000/US$), membalikkan rugi bersih tahun 2018 sebesar US$ 231,16 juta (Rp 3,6 triliun), kerugian yang dibukukan setelah pelaporan ulang atau restatement.

Mengacu laporan keuangan GIAA yang dipublikasikan Senin ini (30/3/2020), laba per saham (earnings per share) induk usaha maskapai Garuda dan Citilink ini tercatat menjadi US$ 0,0003 dari sebelumnya yang rugi per saham US$ 0,0089.

3. Bertahun Merugi, 2019 Bakrie & Brothers Cetak Laba Rp 850 M
Setelah penantian panjang perusahaan yang terus merugi, pada 2019 lalu PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 850 miliar. Nilai tersebut naik tajam setelah bertahun-tahun sebelumnya perusahaan terus mencatatkan rapor merah di laporan keuangannya, terakhir di 2018 perusahaan masih merugi senilai Rp 1,25 triliun.

Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie mengatakan laba bersih ini berhasil dikantongi perusahaan karena mampu melakukan restrukturisasi utang-utang perusahaan dan melakukan efisiensi operasional.



4. Beban Bengkak, Laba Bukaka Milik Keluarga Kalla Turun 12%
Laba bersih emiten permesinan milik Keluarga Kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) terkoreksi 12,38% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 492,02 miliar dibandingkan dengan tahun 2018 yakni Rp 561,54 miliar.

Penurunan ini membuat laba bersih saham (earnings per share) BUKK turun menjadi Rp 179,56 dari tahun sebelumnya Rp 217,01.

5. Cuma Jualan Rokok, Laba Gudang Garam Tembus Rp 10,8 T di 2019
Laba bersih emiten rokok asal Kediri, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mampu menembus Rp 10,80 triliun sepanjang tahun lalu atau tumbuh 40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 7,79 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Senin ini (30/3/2020) laba bersih bersih per saham (earnings per share) naik menjadi Rp 5.655 dari sebelumnya Rp 4.055.

Kenaikan laba bersih itu seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga naik 15,47% menjadi Rp 110,52 triliun dari sebelumnya Rp 95,71 triliun.

6. Saham Ambles 26%, Telkom Siap Buyback Saham Rp 1,5 T
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom merencanakan untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode buyback akan dilakukan pada 30 Maret hingga 29 Juni mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Senin ini (30/3/2020), emiten telekomunikasi BUMN ini menyiapkan anggaran buyback sebanyak-banyaknya Rp 1,50 triliun atau paling banyak 20% dari modal disetor dalam perseroan, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

7. Plaza Indonesia Tutup Sementara, Labanya Gimana di 2019?
Pusat Perbelanjaan Plaza Indonesia memutuskan untuk menutup sementara waktu operasional mal tersebut. Salah satu mal bergengsi di ibu kota itu akan tutup pada 25 Maret 2020 hingga 3 April 2020. Keputusan ini diambil guna mengantisipasi masih adanya pandemi COVID-19 di Jakarta.

Analra Stella Kohdong General Manager Tenant Comm, Relations, Customer Service & SQA PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) mengatakan bahwa kesehatan dan keamanan area kompleks, para penyewa (tenant) dan staf, komunitas dan pelanggan adalah prioritas utama perusahaan.



8. Lippo Mall Tutup Sementara, Bos Lippo Beberkan Kondisi LPKR
Virus corona atau COVID-19 yang mulai menyebar di Tanah Air memicu pemilik mal-mal di Ibu Kota dan sekitarnya menutup operasional sementara, salah satunya Lippo Mall Puri yang dikelola oleh Grup Lippo lewat PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Mal ini tutup mulai 23 Maret sampai 5 April 2020.

Berdasarkan kompilasi data CNBC Indonesia, beberapa mal lainnya yang juga menutup sebagian operasional dalam beberapa waktu mendatang ialah Summarecon Mall Kelapa Gading, Bekasi dan Serpong (25 Maret - 7 April 2020), dan Plaza Indonesia (25 Maret 2020 hingga 3 April 2020), Senayan City (23 Maret- 5 April 2020).

9. Bank Mandiri Naikkan Limit Transfer Online Jadi Rp 200 Juta
Bank Mandiri kembali memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk bertransaksi guna mendukung himbauan pembatasan aktivitas di luar rumah untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kali ini, Bank Mandiri melipatgandakan limit harian transfer via Mandiri Online, baik sesama rekening Mandiri maupun antar bank. Semula limit transfer sesama rekening mandiri Rp100 juta menjadi Rp200 juta. Dan transfer online antar bank dari Rp100juta menjadi Rp200juta dengan limit per transaksi sebesar Rp50 juta.
(hps/hps) Next Article Emiten CPO Milik Edwin Soerjadjaja Rugi Rp 70 M pada 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular