
AirAsia Rights Issue Akhir Tahun, 2 Sekuritas Jadi Arranger
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 August 2019 17:03

Jakarta, CNBC Indonesia - PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) tengah merealisasikan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebagai salah satu upaya untuk menambah saham beredar di publik atau free float.
Sebanyak dua perusahaan sekuritas akan bertindak sebagai arranger dari aksi korporasi ini yakni PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengatakan jumlah saham yang akan diterbitkan terbilang besar, sebab pemegang saham saat ini akan terdilusi kepemilikannya sebesar 60% jika tak melaksanakan haknya.
"AirAsia Indonesia sedang dalam proses rights issue dan kami sebagai salah satu arranger rights issue-nya," kata Kerry kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/8/2019).
Dia menyebutkan bahwa induk maskapai penerbangan murah AirAsia Indonesia itu akan menggunakan laporan keuangan Juni 2019. Hal ini sejalan dengan laporan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli lalu yang menginformasikan untuk menunda penyampaian laporan keuangan untuk periode Juni 2019 sebab laporan keuangan ini tengah dalam proses audit oleh akuntan publik.
Manajemen AirAsia Indonesia, dalam keterbukaan informasi di BEI, juga menyebutkan perseroan memang tengah berupaya untuk memenuhi kewajiban free float minimum 7,5%.
Head of Corporate Secretary AirAsia Indonesia Indah Permatasari Saugi mengatakan proses rights issue ini telah dimulai sejak Juli 2019. Dalam prosesnya, perusahaan masih membutuhkan tahapan seperti legal due diligence, audit laporan keuangan dan pelaksanaan laporan penilai.
"... Yang mana proses penambahan modal dengan HMETD telah dimulai sejak bulan Juli 2019 ...," kata Indah dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (8/8/2019).
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham AirAsia yang dimiliki publik (floating share) hanya 1,59%. Saat ini saham perusahaan tengah dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh BEI lantaran AirAsia belum memenuhi ketentuan free float sebesar 7,5% sesuai dengan aturan bursa.
Dilihat dari komposisi kepemilikan pemegang saham, AirAsia Investment Ltd menggenggam 49,25% saham, sedangkan PT Fersindo Nusaperkasa memiliki porsi kepemilikan sebesar 49,16%.
Harga saham CMPP sebelum disuspensi diperdagangkan pada level Rp 184/saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar AirAsia Indonesia mencapai Rp 1,97 triliun.
Kebijakan LCC dorong emiten penerbangan.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article AirAsia Siap Rights Issue, 15 Sekuritas Diseleksi!
Sebanyak dua perusahaan sekuritas akan bertindak sebagai arranger dari aksi korporasi ini yakni PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengatakan jumlah saham yang akan diterbitkan terbilang besar, sebab pemegang saham saat ini akan terdilusi kepemilikannya sebesar 60% jika tak melaksanakan haknya.
"AirAsia Indonesia sedang dalam proses rights issue dan kami sebagai salah satu arranger rights issue-nya," kata Kerry kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/8/2019).
Manajemen AirAsia Indonesia, dalam keterbukaan informasi di BEI, juga menyebutkan perseroan memang tengah berupaya untuk memenuhi kewajiban free float minimum 7,5%.
Head of Corporate Secretary AirAsia Indonesia Indah Permatasari Saugi mengatakan proses rights issue ini telah dimulai sejak Juli 2019. Dalam prosesnya, perusahaan masih membutuhkan tahapan seperti legal due diligence, audit laporan keuangan dan pelaksanaan laporan penilai.
"... Yang mana proses penambahan modal dengan HMETD telah dimulai sejak bulan Juli 2019 ...," kata Indah dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (8/8/2019).
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham AirAsia yang dimiliki publik (floating share) hanya 1,59%. Saat ini saham perusahaan tengah dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh BEI lantaran AirAsia belum memenuhi ketentuan free float sebesar 7,5% sesuai dengan aturan bursa.
Dilihat dari komposisi kepemilikan pemegang saham, AirAsia Investment Ltd menggenggam 49,25% saham, sedangkan PT Fersindo Nusaperkasa memiliki porsi kepemilikan sebesar 49,16%.
Harga saham CMPP sebelum disuspensi diperdagangkan pada level Rp 184/saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar AirAsia Indonesia mencapai Rp 1,97 triliun.
Kebijakan LCC dorong emiten penerbangan.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article AirAsia Siap Rights Issue, 15 Sekuritas Diseleksi!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular