Seminggu Anjlok 11%, Saham Indah Kiat Mulai Melesat

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
08 August 2019 15:18
Dalam seminggu terakhir, harga saham perusahaan sudah anjlok hingga 11,46%.
Foto: Kebakaran Hutan di Muarojambi (Antara Foto/Wahdi Septiawan/ via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen kertas asuhan Grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) sepanjang hari ini hampir selalu bertengger di jajaran top gainers.

Harga saham perusahaan tercatat melesat 6,37% ke level Rp 7.100/unit saham, bahkan sempat menyentuh level Rp 7.200/unit saham atau naik 7,87%.

Hingga berita ini dimuat emiten INKP membukukan nilai transaksi mencapai Rp 48,24 miliar dari total volume perdagangan sebanyak 6,9 juta unit.

Besar kemungkinan penguatan yang dibukukan oleh emiten INKP hari ini dikarenakan technical rebound. Pasalnya, dalam seminggu terakhir, harga saham perusahaan sudah anjlok hingga 11,46%.

Tidak hanya itu, dari grafik di bawah ini terlihat bahwa tren penurunan harga saham perusahaan sudah terjadi sejak minggu kedua bulan Juli 2019



Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mengapa dalam seminggu terakhir harga saham perusahaan begitu tertekan.

Pertama adalah rilis kinerja keuangan perusahaan yang jauh dari kata cemerlang, di mana total omzet dan laba bersih perusahaan kompak bergerak ke selatan.

Pada semester I-2019, total pemasukan perusahaan turun 5,19% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 1,57 miliar atau setara dengan Rp 22,27 triliun (asumsi kurs Rp 14.141/US$).


Sedangkan, laba bersih perusahaan terkoreksi jauh lebih dalam dengan anjlok hingga 56,88% YoY menjadi US$ 146,82 juta atau setara Rp 2,08 triliun. Alhasil tingkat imbal hasil perusahaan langsung terperosok.

Pada semester pertama tahun lalu INKP mampu membukukan marjin bersih sebesar 20,5%, tapi sekarang imbal hasil yang tercatat hanya 9,32%.

Kedua terjadinya kebakaran hutan di lahan konsesi milik pemasok kayu perusahaan, yakni PT Arari Abadi. Investor cemas bahwa kebakaran tersebut dapat mengganggu aktifitas operasional perusahaan karena kekurangan pasokan.

Namun, Heri Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan INKP, menyampaikan idak ada tanaman Hutan Tanam Industri (HTI) Arara Abadi yang mengalami kebakaran sehingga tidak mengganggu pasokan kayu perseroan. "Kebakaran tersebut telah diatasi pada waktu kurang dari dari 2 x 24 jam," katanya, dikutip dari Detik.com.


Ketiga adalah pelemahan mata uang salah satu negara tujuan ekspor perusahaan. Dalam beberapa hari belakangan yuan China bergerak melemah, dan ini berpotensi mengikis pendapatan perusahaan karena selisih mata uang.

Hingga berita ini dimuat, nilai tukar yuan China terhadap Indonesia berada di Rp 2.014,02/CNY, lebih rendah dari rerata kurs tengah yuan yang dicatatkan dalam laporan keuangan perusahaan semester I-2019, senilai Rp 2.057/CNY.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Diobral Asing dan ARB, Saham TKIM Drop 7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular