
Rights Issue Jumbo hingga Rp 10 T, Ini Rencana Trada Alam
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 July 2019 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan mineral PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) bakal melakukan pembangunan infrastruktur pertambangan besar-besaran dalam waktu dekat untuk menunjang pengangkutan.
Guna merealisasikan aksi korporasi ini, perseroan yang dulunya bernama Trada Maritime ini meminta restu kepada pemegang saham untuk melakukan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target jumbo mencapai Rp 10 triliun.
Direktur Utama Trada Alam Minera Soebianto Hidayat mengatakan saat ini perusahaan masih dalam proses feasibility study untuk pengembangan ini. Namun, diperkirakan dana yang akan dikeluarkan perusahaan akan besar untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Tahun ini akan besar capital expenditure [belanja modal, capex] makanya kami siapkan permintaan untuk HMETD sampai Rp 10 triliun," kata Soebianto di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Dia menjelaskan, perusahaan akan melakukan pembangunan infrastruktur pertambangan baru seperti jalan dan meningkatkan kapasitas pengangkutan batu bara.
Tidak tertutup kemungkinan untuk menambah jumlah kapal dari yang ada saat ini. Sebelum mengubah nama menjadi Trada Alam Minera, bisnis inti perusahaan awalnya di pelayaran.
Rights issue ini juga ditempuh menyusul adanya kerja sama perusahaan dengan anak usaha dari Adaro Group, PT Tri Alam Abadi yang menjalankan bisnis keperluan logistik dan infrastruktur pertambangan. Kerja sama ini sudah disepakati dan ditandatangani keduanya pada 2 Mei 2019 .
"Ya (kerja sama) sama Adaro lah, tapi tempatnya masih kami jajaki," tutur dia.
Perusahaan bakal menerbitkan saham sebanyak 100 miliar atau setara dengan 201,43% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Bersama dengan itu, TRAM juga akan menerbitkan 14 miliar Waran Seri III. Nantinya waran ini dapat dikonversi menjadi 14 miliar saham baru.
Pemegang saham yang tak melaksanakan hak dalam HMETD ini akan mengalami dilusi kepemilikan sebesar 66,83%.
Sebelumnya, perseroan juga mengungkapkan rights issue ini juga dilakukan untuk membayarkan utang perusahaan. Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, total kewajiban TRAM mencapai Rp 2,79 triliun, terbagi atas kewajiban jangka pendek Rp 1,67 triliun dan jangka panjang Rp 1,21 triliun.
Jika ditelisik lebih dalam, utang terbesar berasal dari utang bank jangka pendek Rp 368 miliar, utang usaha pihak ketiga Rp 211 miliar, utang MTN (medium term notes) Rp 399,62 miliar, dan utang bank dan lembaga keuangan Rp 281 miliar.
Ekuitas TRAM pada periode tersebut sebesar Rp 5,34 triliun, artinya debt to equity ratio (DER) sebesar 0,52 kali.
Saham TRAM pada sesi I Jumat ini menguat 0,85% di level Rp 119/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,91 triliun.
Simak ulasan rights issue TRAM.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Rights Issue, Jadi Sumber Pendanaan Baru TRAM
Guna merealisasikan aksi korporasi ini, perseroan yang dulunya bernama Trada Maritime ini meminta restu kepada pemegang saham untuk melakukan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target jumbo mencapai Rp 10 triliun.
Direktur Utama Trada Alam Minera Soebianto Hidayat mengatakan saat ini perusahaan masih dalam proses feasibility study untuk pengembangan ini. Namun, diperkirakan dana yang akan dikeluarkan perusahaan akan besar untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Tahun ini akan besar capital expenditure [belanja modal, capex] makanya kami siapkan permintaan untuk HMETD sampai Rp 10 triliun," kata Soebianto di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Dia menjelaskan, perusahaan akan melakukan pembangunan infrastruktur pertambangan baru seperti jalan dan meningkatkan kapasitas pengangkutan batu bara.
Tidak tertutup kemungkinan untuk menambah jumlah kapal dari yang ada saat ini. Sebelum mengubah nama menjadi Trada Alam Minera, bisnis inti perusahaan awalnya di pelayaran.
Rights issue ini juga ditempuh menyusul adanya kerja sama perusahaan dengan anak usaha dari Adaro Group, PT Tri Alam Abadi yang menjalankan bisnis keperluan logistik dan infrastruktur pertambangan. Kerja sama ini sudah disepakati dan ditandatangani keduanya pada 2 Mei 2019 .
"Ya (kerja sama) sama Adaro lah, tapi tempatnya masih kami jajaki," tutur dia.
Perusahaan bakal menerbitkan saham sebanyak 100 miliar atau setara dengan 201,43% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Bersama dengan itu, TRAM juga akan menerbitkan 14 miliar Waran Seri III. Nantinya waran ini dapat dikonversi menjadi 14 miliar saham baru.
Pemegang saham yang tak melaksanakan hak dalam HMETD ini akan mengalami dilusi kepemilikan sebesar 66,83%.
Sebelumnya, perseroan juga mengungkapkan rights issue ini juga dilakukan untuk membayarkan utang perusahaan. Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, total kewajiban TRAM mencapai Rp 2,79 triliun, terbagi atas kewajiban jangka pendek Rp 1,67 triliun dan jangka panjang Rp 1,21 triliun.
Jika ditelisik lebih dalam, utang terbesar berasal dari utang bank jangka pendek Rp 368 miliar, utang usaha pihak ketiga Rp 211 miliar, utang MTN (medium term notes) Rp 399,62 miliar, dan utang bank dan lembaga keuangan Rp 281 miliar.
Ekuitas TRAM pada periode tersebut sebesar Rp 5,34 triliun, artinya debt to equity ratio (DER) sebesar 0,52 kali.
Saham TRAM pada sesi I Jumat ini menguat 0,85% di level Rp 119/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,91 triliun.
Simak ulasan rights issue TRAM.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Rights Issue, Jadi Sumber Pendanaan Baru TRAM
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular