
Damai Dagang Masih Mungkin Terjadi, Bursa Hong Kong Menguat
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 May 2019 11:58

Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa saham Hong Kong menguat tipis jelang jeda siang, Selasa (7/5/2019), setelah kemarin dilanda aksi jual.
Namun, reli di awal perdagangan terhenti karena investor resah menanti hasil pembicaraan dagang antara China-Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump mengancam akan meningkatkan bea impor terhadap barang-barang China.
Indeks Hang Seng naik 0,16% atau 47,41 poin menjadi 29.257,23 pada saat istirahat siang.
Kemarin, Trump melalui postingan di akun Twitter-nya mengancam akan menaikkan bea masuk pada US$200 miliar barang-barang China dari 10% menjadi 25% pada Jumat mendatang karena pembicaraan dagang kedua negara berjalan lambat.
Ia juga mengancam akan mengenakan pungutan tambahan 25% terhadap berbagai produk made in China senilai US$325 miliar.
Namun, beberapa analis Wall Street tetap optimistis kesepakatan dagang akan segera terwujud dan menganggap ancaman Trump hanyalah taktik negosiasi.
Negosiasi perdagangan antara pejabat AS dan China pun masih dijadwalkan untuk dilanjutkan pada Rabu di Washington. Wakil Perdana Menteri China Liu He masih dijadwalkan untuk hadir meski dengan membawa delegasi tingkat lebih rendah dari yang direncanakan sebelumnya.
(prm) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Namun, reli di awal perdagangan terhenti karena investor resah menanti hasil pembicaraan dagang antara China-Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump mengancam akan meningkatkan bea impor terhadap barang-barang China.
Indeks Hang Seng naik 0,16% atau 47,41 poin menjadi 29.257,23 pada saat istirahat siang.
Ia juga mengancam akan mengenakan pungutan tambahan 25% terhadap berbagai produk made in China senilai US$325 miliar.
Namun, beberapa analis Wall Street tetap optimistis kesepakatan dagang akan segera terwujud dan menganggap ancaman Trump hanyalah taktik negosiasi.
Negosiasi perdagangan antara pejabat AS dan China pun masih dijadwalkan untuk dilanjutkan pada Rabu di Washington. Wakil Perdana Menteri China Liu He masih dijadwalkan untuk hadir meski dengan membawa delegasi tingkat lebih rendah dari yang direncanakan sebelumnya.
(prm) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Most Popular