
Nestapa di Awal Pekan! Bursa Asia Kompak Amblas, Ada Apa?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 May 2019 17:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengakhiri perdagangan pada Senin ini (6/5/2019) di zona merah, dipimpin oleh indeks Shanghai yang anjlok hingga 5,58%.
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh 2,9% dan indeks Straits Times terpangkas 3%. Untuk bursa saham Jepang dan Korea Selatan, perdagangan pada hari ini masih diliburkan hingga esok.
Eskalasi perang dagang AS-China membuat pelaku pasar melakukan aksi jual di bursa saham Asia dengan intensitas yang besar. Sebelumnya, sempat terdapat optimisme bahwa AS dan China akan meneken kesepakatan dagang pada pekan ini juga.
Optimisme ini merebak pasca beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat pekan ini (10/5/2019).
Kesepakatan tersebut bisa diteken menyusul positifnya hasil dari negosiasi dagang yang digelar pada hari Selasa (30/4/2019) di Beijing.
Kala itu, delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Namun, kini optimisme itu sirna dan situasinya justru berbalik 180 derajat. Presiden AS Donald Trump nyatanya memutuskan untuk menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% nantinya.
Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Trump beralasan bahwa negosiasi dagang dengan China berlangsung begitu lambat lantaran pihak Beijing menginginkan negosiasi ulang terkait dengan poin-poin kesepakatan dagang kedua negara.
"Selama 10 bulan terakhir, China membayar bea masuk 25% untuk importasi produk-produk high-tech senilai US$ 50 miliar dan 10% untuk produk-produk lain senilai US$ 200 miliar," cuit Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
"Pembayaran ini sedikit banyak berperan dalam kinclongnya data ekonomi kita. Bea masuk senilai 10% akan naik menjadi 25% pada Jumat. Sementara US$ 325 miliar importasi produk-produk China belum kena bea masuk, tetapi dalam waktu dekat akan dikenakan 25%," cuit Trump lagi.
Jika perang dagang AS-China benar tereskalasi, maka laju perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, akan tertekan. Wajar jika instrumen berisiko seperti saham dihindari investor pada awal pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Perang Dagang Bikin Bursa Asia Terjebak di Zona Merah
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh 2,9% dan indeks Straits Times terpangkas 3%. Untuk bursa saham Jepang dan Korea Selatan, perdagangan pada hari ini masih diliburkan hingga esok.
Eskalasi perang dagang AS-China membuat pelaku pasar melakukan aksi jual di bursa saham Asia dengan intensitas yang besar. Sebelumnya, sempat terdapat optimisme bahwa AS dan China akan meneken kesepakatan dagang pada pekan ini juga.
Optimisme ini merebak pasca beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat pekan ini (10/5/2019).
Kesepakatan tersebut bisa diteken menyusul positifnya hasil dari negosiasi dagang yang digelar pada hari Selasa (30/4/2019) di Beijing.
Kala itu, delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Namun, kini optimisme itu sirna dan situasinya justru berbalik 180 derajat. Presiden AS Donald Trump nyatanya memutuskan untuk menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% nantinya.
Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Trump beralasan bahwa negosiasi dagang dengan China berlangsung begitu lambat lantaran pihak Beijing menginginkan negosiasi ulang terkait dengan poin-poin kesepakatan dagang kedua negara.
"Selama 10 bulan terakhir, China membayar bea masuk 25% untuk importasi produk-produk high-tech senilai US$ 50 miliar dan 10% untuk produk-produk lain senilai US$ 200 miliar," cuit Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
![]() |
"Pembayaran ini sedikit banyak berperan dalam kinclongnya data ekonomi kita. Bea masuk senilai 10% akan naik menjadi 25% pada Jumat. Sementara US$ 325 miliar importasi produk-produk China belum kena bea masuk, tetapi dalam waktu dekat akan dikenakan 25%," cuit Trump lagi.
Jika perang dagang AS-China benar tereskalasi, maka laju perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, akan tertekan. Wajar jika instrumen berisiko seperti saham dihindari investor pada awal pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Perang Dagang Bikin Bursa Asia Terjebak di Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular