
Perang Dagang Kembali Panas, Bursa Hong Kong Terpuruk
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 May 2019 12:19

Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa Hong Kong ditutup turun setelah sesi perdagangan pagi, Rabu (8/5/2019), karena investor kembali dibuat khawatir oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas.
Indeks Hang Seng turun 0,70% atau 206,79 poin, menjadi 29.156,23 saat jeda siang.
Presiden AS Donald Trump pada Minggu melontarkan ancaman untuk menaikkan bea masuk terhadap produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada Jumat ini. Dalam waktu dekat, produk impor asal China lainnya senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk juga akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Walaupun negosiasi dagang AS-China tetap akan digelar di Washington hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei), ternyata pihak China tetap gerah dengan langkah AS.
Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, China diketahui tengah mempersiapkan bea masuk balasan yang akan dikenakan terhadap produk impor asal AS jika pemerintahan Presiden Donald Trump jadi mengeksekusi rencananya, seperti dilansir dari Bloomberg.
(prm) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Indeks Hang Seng turun 0,70% atau 206,79 poin, menjadi 29.156,23 saat jeda siang.
Presiden AS Donald Trump pada Minggu melontarkan ancaman untuk menaikkan bea masuk terhadap produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada Jumat ini. Dalam waktu dekat, produk impor asal China lainnya senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk juga akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Walaupun negosiasi dagang AS-China tetap akan digelar di Washington hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei), ternyata pihak China tetap gerah dengan langkah AS.
Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, China diketahui tengah mempersiapkan bea masuk balasan yang akan dikenakan terhadap produk impor asal AS jika pemerintahan Presiden Donald Trump jadi mengeksekusi rencananya, seperti dilansir dari Bloomberg.
(prm) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Most Popular