
Perang Dagang Makin Panas, Bursa Saham Asia Dibuka Bervariasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2019 09:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai turun 0,01%, indeks Kospi turun 1,09%, indeks Straits Times naik 0,28%, dan indeks Hang Seng naik 0,36%.
Perang dagang AS-China yang kian panas membuat bursa saham Benua Kuning masih berada dalam tekanan, pasca kemarin (6/5/2019) sudah diterpa sell-off.
Pemerintahan AS kini telah mengonfirmasi rencana kenaikan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 dari sisi AS dalam hal negosiasi dagang dengan China.
Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin waktu setempat.
Sebelumnya, rencana kenaikan bea masuk bagi produk-produk impor asal China pertama kali diungkapkan oleh sang presiden, Donald Trump. Trump mengungkapkan bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat (10/5/2019). Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Jika perang dagang AS-China benar tereskalasi, maka laju perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, akan tertekan.
Sisi positifnya, Lighthizer mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei). Hal ini pada akhirnya sedikit memberikan dorongan beli di bursa saham Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Perang dagang AS-China yang kian panas membuat bursa saham Benua Kuning masih berada dalam tekanan, pasca kemarin (6/5/2019) sudah diterpa sell-off.
Pemerintahan AS kini telah mengonfirmasi rencana kenaikan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 dari sisi AS dalam hal negosiasi dagang dengan China.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin waktu setempat.
Sebelumnya, rencana kenaikan bea masuk bagi produk-produk impor asal China pertama kali diungkapkan oleh sang presiden, Donald Trump. Trump mengungkapkan bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat (10/5/2019). Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Jika perang dagang AS-China benar tereskalasi, maka laju perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, akan tertekan.
Sisi positifnya, Lighthizer mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei). Hal ini pada akhirnya sedikit memberikan dorongan beli di bursa saham Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Most Popular