Temui BEI, Ini Prioritas Penyelesaian Kisruh Tiga Pilar
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 March 2019 19:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada hari ini, Jumat (29/3/2019), guna meminta penjelasan terkait dengan keluarnya hasil investigasi laporan keuangan 2017 oleh PT Ernst & Young Indonesia (EY).
Dalam pertemuan ini direksi TPS Food menjelaskan bahwa manajemen perseroan masih fokus pada penyelesaian proses PKPU (Penundaan Kembali Pembayaran Utang).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan saat ini ada tiga fokus utama yang telah ditetapkan TPS Food, yakni penyelesaian PKPU, perbaikan operasional perusahaan, dan proses lanjutan setelah rilisnya laporan hasil investigasi laporan keuangan.
"Mereka ada beberapa PKPU yang wajib hadir dan mediasi, operasional yang keseharian, anak usahanya kan ada keterbatasan untuk bisa masuk ke operasional dan beberapa manajemennya masih yang lama jadi masih konsolidasi," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/3).
Saat ini, kata Yetna berdasarkan informasi manajemen TPS Food, perusahaan tersebut memiliki tiga proses PKPU yang sedang dijalani, dua ada di Semarang dan satu di Jakarta.
(tas) Next Article Peringatan! 15 Bulan Disuspensi, AISA Berpotensi Didepak
Dalam pertemuan ini direksi TPS Food menjelaskan bahwa manajemen perseroan masih fokus pada penyelesaian proses PKPU (Penundaan Kembali Pembayaran Utang).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan saat ini ada tiga fokus utama yang telah ditetapkan TPS Food, yakni penyelesaian PKPU, perbaikan operasional perusahaan, dan proses lanjutan setelah rilisnya laporan hasil investigasi laporan keuangan.
"Mereka ada beberapa PKPU yang wajib hadir dan mediasi, operasional yang keseharian, anak usahanya kan ada keterbatasan untuk bisa masuk ke operasional dan beberapa manajemennya masih yang lama jadi masih konsolidasi," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/3).
Saat ini, kata Yetna berdasarkan informasi manajemen TPS Food, perusahaan tersebut memiliki tiga proses PKPU yang sedang dijalani, dua ada di Semarang dan satu di Jakarta.
Untuk ketiga proses ini perusahaan telah memperoleh perpanjangan hari yang seluruhnya akan berakhir pada April nanti.
Simak kisruh AISA setelah hasil investigasi laporan keuangan 2017 dirilis.
[Gambas:Video CNBC]
Dari sisi operasional, Yetna menjelaskan bahwa dari dua entitas usaha yang dimiliki AISA terdapat beberapa anak usaha yang operasionalnya masih dikendalikan oleh manajemen lama yang dipimpin oleh Stefanus Joko Mogoginta (Direktur Utama sebelumnya) sehingga perlu waktu untuk mengkonsolidasikan kembali perusahaan.
Terakhir, untuk hasil investigasi atas laporan keuangan tahun 2017 yang dirilis pekan ini, BEI akan kembali melakukan pertemuan dengan pihak TPS Food bersama dengan lembaga yang melakukan investigasi yakni EY.
"Soal sanksi, bursa perlu melakukan konfirmasi terlebih dahulu bagaimana proses audit dan dilihat bagaimana penyajian laporan keuangan. Kalau [masalah] dari akuntan publik akan jadi laporan kalau ada indikasi karena bukan wewenang bursa," jelas dia.
Sebelumnya, hasil investigasi EY terhadap laporan keuangan tersebut menunjukkan ada temuan terhadap dugaan penggelembungan pos akuntansi senilai Rp 4 triliun serta beberapa dugaan lain.
Laporan keuangan 2017 Tiga Pilar diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan yang terafiliasi dengan firma audit, pajak, dan konsultasi dunia terkemuka yaitu RSM International.
Pada 16 Januari 2019, manajemen TPS Food juga menegaskan akan melakukan penagihan utang kepada sedikitnya enam distributor perseroan dengan nilai tunggakan utang mencapai Rp 1,76 triliun.
Jika para distributor berkomitmen membayar utang-utangnya kepada TPS Good Group, maka manajemen perseroan optimistis proses restrukturisasi akan berjalan baik dan bisa memulihkan kinerja perusahaan.
Pasalnya, utang para distributor tersebut mewakili 86% dari piutang TPS Food per Desember 2017. Dengan demikian, penagihan tersebut adalah jalan keluar yang dipandang direksi dapat membantu menyelamatkan perusahaan mengingat total utang dalam proses PKPU yang telah diverifikasi mencapai Rp 2,25 triliun.
Terakhir, untuk hasil investigasi atas laporan keuangan tahun 2017 yang dirilis pekan ini, BEI akan kembali melakukan pertemuan dengan pihak TPS Food bersama dengan lembaga yang melakukan investigasi yakni EY.
"Soal sanksi, bursa perlu melakukan konfirmasi terlebih dahulu bagaimana proses audit dan dilihat bagaimana penyajian laporan keuangan. Kalau [masalah] dari akuntan publik akan jadi laporan kalau ada indikasi karena bukan wewenang bursa," jelas dia.
Sebelumnya, hasil investigasi EY terhadap laporan keuangan tersebut menunjukkan ada temuan terhadap dugaan penggelembungan pos akuntansi senilai Rp 4 triliun serta beberapa dugaan lain.
Laporan keuangan 2017 Tiga Pilar diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan yang terafiliasi dengan firma audit, pajak, dan konsultasi dunia terkemuka yaitu RSM International.
Pada 16 Januari 2019, manajemen TPS Food juga menegaskan akan melakukan penagihan utang kepada sedikitnya enam distributor perseroan dengan nilai tunggakan utang mencapai Rp 1,76 triliun.
Jika para distributor berkomitmen membayar utang-utangnya kepada TPS Good Group, maka manajemen perseroan optimistis proses restrukturisasi akan berjalan baik dan bisa memulihkan kinerja perusahaan.
Pasalnya, utang para distributor tersebut mewakili 86% dari piutang TPS Food per Desember 2017. Dengan demikian, penagihan tersebut adalah jalan keluar yang dipandang direksi dapat membantu menyelamatkan perusahaan mengingat total utang dalam proses PKPU yang telah diverifikasi mencapai Rp 2,25 triliun.
Simak kisruh AISA setelah hasil investigasi laporan keuangan 2017 dirilis.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Peringatan! 15 Bulan Disuspensi, AISA Berpotensi Didepak
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular