
Kisruh AISA, Joko 'Taro' Mogoginta Melawan!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 March 2019 08:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah laporan hasil investigasi laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) di masa kepemimpinannya dirilis, mantan direktur utama perusahaan Stefanus Joko Mogoginta menyebutkan bahwa hasil yang dirilis tersebut ngawur. Ia bahkan telah menyiapkan rencana untuk menjawab hasil investigasi tersebut.
Dalam hasil laporan yang dirilis oleh PT Ernst & Young Indonesia (EY) sebagai lembaga penilai independen, disebutkan bahwa manajemen yang dinahkodainya saat itu menggelembungkan dana sampai dengan Rp 4 triliun.
Belum lagi adanya kemungkinan adanya dua pembukuan dari dua tim utama dalam mekanismenya, yaitu tim korporat dan tim operasional berdasarkan info dari manajemen baru.
"Sedang kita susun (rencana). Tunggu saja," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3).
Hasil investigasi tersebut tak hanya menemukan adanya penggelembungan dana Rp 4 triliun, namun juga dugaan penggelembungan pendapatan senilai Rp 662 miliar dan penggelembungan lain senilai Rp 329 miliar pada pos EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis makanan dari emiten tersebut.
Belum lagi adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
"Antara lain menggunakan pencairan pinjaman Grup AISA dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening bank, dan pembiayaan beban pihak terafiliasi oleh Grup AISA," tulis laporan tersebut.
Selain itu, ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders secara relevan.
Hal tersebut ditengarai EY berpotensi melanggar Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
(prm) Next Article Ada Penggelembungan Dana, BEI akan Panggil Direksi AISA
Dalam hasil laporan yang dirilis oleh PT Ernst & Young Indonesia (EY) sebagai lembaga penilai independen, disebutkan bahwa manajemen yang dinahkodainya saat itu menggelembungkan dana sampai dengan Rp 4 triliun.
Belum lagi adanya kemungkinan adanya dua pembukuan dari dua tim utama dalam mekanismenya, yaitu tim korporat dan tim operasional berdasarkan info dari manajemen baru.
![]() |
Hasil investigasi tersebut tak hanya menemukan adanya penggelembungan dana Rp 4 triliun, namun juga dugaan penggelembungan pendapatan senilai Rp 662 miliar dan penggelembungan lain senilai Rp 329 miliar pada pos EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis makanan dari emiten tersebut.
Belum lagi adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
"Antara lain menggunakan pencairan pinjaman Grup AISA dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening bank, dan pembiayaan beban pihak terafiliasi oleh Grup AISA," tulis laporan tersebut.
Selain itu, ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders secara relevan.
Hal tersebut ditengarai EY berpotensi melanggar Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
(prm) Next Article Ada Penggelembungan Dana, BEI akan Panggil Direksi AISA
Most Popular