Joko Mogoginta Melawan, Siapkan Jawaban Hasil Investigasi EY
Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 March 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menyebut bahwa hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) atas laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2017 ngawur, Stefanus Joko Mogoginta, mantan direktur utama perseroan mengatakan tengah menyusun rencana untuk menjawab hasil investigasi tersebut.
"Sedang kita susun. Tunggu saja," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3).
Namun sekali lagi Joko tidak bersedia menguraikan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Pasalnya, sebelumnya Joko juga memberikan komentar terkait hasil investigasi yang menurutnya ngawur.
Manajemen AISA juga enggan mengomentari panjang lebar pernyataan Joko tersebut. Hanya mengatakan bahwa hasil investigasi dari EY tersebut disampaikan apa adanya.
Hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan bahwa adanya penggelembungan nilai Rp 4 triliun oleh manajemen yang saat itu dipimpinnya pada beberapa pos akuntansi.
Tak hanya penggelembungan dana yang nilainya Rp 4 triliun, ditemukan juga adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
Ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders secara relevan.
Hal mendasar dari hasil laporan EY tersebut adalah adanya pencatatan keuangan yang berbeda dalam data internal dengan pencatatan yang digunakan auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan 2017.
Belum lagi, EY mendasari dari informasi manajemen baru bahwa manajemen lama AISA membuat pembukuan yang berbeda untuk tujuan eksternal, misalnya untuk kepentingan audit eksternal.
Dalam informasi terkait pembukuan ganda tersebut, ada dua tim utama dalam mekanismenya, yaitu tim korporat dan tim operasional.
(hps/hps) Next Article 2 Mantan Bos Ditahan, Apa Respons Manajemen AISA?
"Sedang kita susun. Tunggu saja," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3).
Namun sekali lagi Joko tidak bersedia menguraikan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Pasalnya, sebelumnya Joko juga memberikan komentar terkait hasil investigasi yang menurutnya ngawur.
Hasil investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) menemukan bahwa adanya penggelembungan nilai Rp 4 triliun oleh manajemen yang saat itu dipimpinnya pada beberapa pos akuntansi.
Tak hanya penggelembungan dana yang nilainya Rp 4 triliun, ditemukan juga adanya aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
Ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders secara relevan.
Hal mendasar dari hasil laporan EY tersebut adalah adanya pencatatan keuangan yang berbeda dalam data internal dengan pencatatan yang digunakan auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan 2017.
Belum lagi, EY mendasari dari informasi manajemen baru bahwa manajemen lama AISA membuat pembukuan yang berbeda untuk tujuan eksternal, misalnya untuk kepentingan audit eksternal.
Dalam informasi terkait pembukuan ganda tersebut, ada dua tim utama dalam mekanismenya, yaitu tim korporat dan tim operasional.
(hps/hps) Next Article 2 Mantan Bos Ditahan, Apa Respons Manajemen AISA?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular