Kronologi Penggelembungan Dana AISA Si Produsen Taro
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 March 2019 07:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Kisruh di tubuh manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food ramai lagi setelah sempat terangkat ke permukaan sejak pertengahan tahun lalu. Pasar lagi-lagi mencermati AISA pascakeluarnya laporan Hasil Investigasi Berbasis Fakta dari PT Ernst & Young Indonesia (EY).
Dalam laporan setebal 109 halaman tersebut, disebut adanya dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup TPS Food kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
Sebetulnya bagaimana awal mula persoalan ini?
Awal cerita kisruh ini bermula dari amburadulnya bisnis beras yang dikelola anak usaha perseroan PT Indo Beras Unggul karena terbukti mengoplos.
Pascakasus tersebut, kesulitan keuangan mulai mendera TPS Food yang dimulai dari kesulitan bayar bunga dan pokok obligasi yang berujung pada gagal bayar.
Bara dalam tumbuh manajemen TPS Food pun mulai panas dan akhirnya terangkat ke permukaan. Puncak perseteruan terjadi pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 27 Juli 2018.
Saat RUPS berlangsung, tiba-tiba Direktur Utama AISA Stefanus Joko Mogoginta keluar dan teriak-teriak mencari wartawan.
Joko merasa pemegang saham dalam hal ini KKR berniat mengambil alih perusahaan yang sudah dibangunnya.
"Pak Anton [Apriyantono, Presiden Komisaris AISA) tadi sudah menjelaskan ditekan sama Pak Jaka Prasetya (Komisaris TPS Food) dari KKR pada tanggal 25 untuk membuat suatu kesepakatan. Ini skenario sangat-sangat jelas, jahat dan busuk. Ditekan tadi mau digugat kalau tanda tangan laporan keuangan [2017]," kata Joko pada waktu itu.
"Ini jelas hostile take over (pengambilalihan secara paksa). Kalau laporan keuangan ditolak sama komisaris, direksi akan diganti. Saya membangun ini 26 tahun, ini hostile take over," katanya lagi.
Cerita tak berhenti sampai di sana, pada 22 Oktober 2018 dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUSPLB) yang resmi menunjuk jajaran direksi dan komisaris baru.
Dalam RUPSLB tersebut juga diputuskan, menggantikan jajaran direksi lama yang dipimpin oleh Stefanus Joko Mogoginta. Selain itu, RUPSLB tersebut resmi dilaksanakan setelah 56% suara dari pemegang saham hadir.
Rapat ini juga menyetujui pengangkatan Hengky Koestanto sebagai direktur utama perseroan yang baru.
"Keputusan mengenai tindak lanjut RUPS Tahunan pada 27 Juli sudah memberikan persetujuan bahwa direksi yang lama sudah diberhentikan. Pemegang saham sudah mengonfirmasi apa yang terjadi pada saat itu," kata Michael H Hadylaya Corporate Secretary AISA setelah RUPSLB.
Nah, hasil RUPSLB ini juga yang memberikan mandat kepada manajemen baru untuk melakukan audit investigasi terhadap beberapa akun dalam laporan keuangan TPS Food.
Manajemen baru menugaskan EY melakukan penelaahan atas beberapa akun dalam laporan keuangan. Inilah awal mula EY mendapat penugasan dan menyampaikan laporan hasil investigasinya.
Hasil investigasi terhadap laporan keuangan 2017 TPS Food mendapati dugaan adanya penggelembungan (overstatement) senilai Rp 4 triliun oleh manajemen lama pada beberapa pos akuntansi. Hasil investigasi EY tersebut sudah dilaporkan manajemen baru TPS Food ke Bursa Efek Indonesia kemarin, Selasa (27/03/2019).
Bursa Akan Panggil Direksi AISA
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food terkait Hasil Investigasi Berbasis Fakta PT Ernst & Young Indonesia (EY) yang disampaikan manajemen baru kepada Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihaknya secara intens terus melakukan pemantauan terhadap TPS Foods hingga memastikan operasional perusahaan tetap berjalan normal. Pihak bursa juga akan meminta klarifikasi kepada direksi saat ini.
"Kalau seperti itu yang bisa kita jangkau saat ini kita panggil manajemen yang sekarang untuk meminta klarifikasi jadi yang bisa masih wilayah kontrol bursa adalah entitas dan yang di dalamnya ada dipengerusan sekarang. Di situ kita minta penjelasan nanti, kita yakinkan dan kita akan undang dengar pendapat," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/3).
Selanjutnya bursa akan meminta rencana perusahaan mengenai hal apa yang dilakukan setelah rilisnya hasil investigas tersebut.
(prm) Next Article Mengagetkan! Terancam Didepak, Tiga Pilar Cetak Laba Rp 1,1 T
Dalam laporan setebal 109 halaman tersebut, disebut adanya dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup TPS Food kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.
Sebetulnya bagaimana awal mula persoalan ini?
Pascakasus tersebut, kesulitan keuangan mulai mendera TPS Food yang dimulai dari kesulitan bayar bunga dan pokok obligasi yang berujung pada gagal bayar.
![]() |
Bara dalam tumbuh manajemen TPS Food pun mulai panas dan akhirnya terangkat ke permukaan. Puncak perseteruan terjadi pada saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 27 Juli 2018.
Saat RUPS berlangsung, tiba-tiba Direktur Utama AISA Stefanus Joko Mogoginta keluar dan teriak-teriak mencari wartawan.
Joko merasa pemegang saham dalam hal ini KKR berniat mengambil alih perusahaan yang sudah dibangunnya.
"Pak Anton [Apriyantono, Presiden Komisaris AISA) tadi sudah menjelaskan ditekan sama Pak Jaka Prasetya (Komisaris TPS Food) dari KKR pada tanggal 25 untuk membuat suatu kesepakatan. Ini skenario sangat-sangat jelas, jahat dan busuk. Ditekan tadi mau digugat kalau tanda tangan laporan keuangan [2017]," kata Joko pada waktu itu.
"Ini jelas hostile take over (pengambilalihan secara paksa). Kalau laporan keuangan ditolak sama komisaris, direksi akan diganti. Saya membangun ini 26 tahun, ini hostile take over," katanya lagi.
Cerita tak berhenti sampai di sana, pada 22 Oktober 2018 dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUSPLB) yang resmi menunjuk jajaran direksi dan komisaris baru.
Dalam RUPSLB tersebut juga diputuskan, menggantikan jajaran direksi lama yang dipimpin oleh Stefanus Joko Mogoginta. Selain itu, RUPSLB tersebut resmi dilaksanakan setelah 56% suara dari pemegang saham hadir.
Rapat ini juga menyetujui pengangkatan Hengky Koestanto sebagai direktur utama perseroan yang baru.
"Keputusan mengenai tindak lanjut RUPS Tahunan pada 27 Juli sudah memberikan persetujuan bahwa direksi yang lama sudah diberhentikan. Pemegang saham sudah mengonfirmasi apa yang terjadi pada saat itu," kata Michael H Hadylaya Corporate Secretary AISA setelah RUPSLB.
Nah, hasil RUPSLB ini juga yang memberikan mandat kepada manajemen baru untuk melakukan audit investigasi terhadap beberapa akun dalam laporan keuangan TPS Food.
Manajemen baru menugaskan EY melakukan penelaahan atas beberapa akun dalam laporan keuangan. Inilah awal mula EY mendapat penugasan dan menyampaikan laporan hasil investigasinya.
Hasil investigasi terhadap laporan keuangan 2017 TPS Food mendapati dugaan adanya penggelembungan (overstatement) senilai Rp 4 triliun oleh manajemen lama pada beberapa pos akuntansi. Hasil investigasi EY tersebut sudah dilaporkan manajemen baru TPS Food ke Bursa Efek Indonesia kemarin, Selasa (27/03/2019).
Bursa Akan Panggil Direksi AISA
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food terkait Hasil Investigasi Berbasis Fakta PT Ernst & Young Indonesia (EY) yang disampaikan manajemen baru kepada Bursa Efek Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan pihaknya secara intens terus melakukan pemantauan terhadap TPS Foods hingga memastikan operasional perusahaan tetap berjalan normal. Pihak bursa juga akan meminta klarifikasi kepada direksi saat ini.
"Kalau seperti itu yang bisa kita jangkau saat ini kita panggil manajemen yang sekarang untuk meminta klarifikasi jadi yang bisa masih wilayah kontrol bursa adalah entitas dan yang di dalamnya ada dipengerusan sekarang. Di situ kita minta penjelasan nanti, kita yakinkan dan kita akan undang dengar pendapat," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (27/3).
Selanjutnya bursa akan meminta rencana perusahaan mengenai hal apa yang dilakukan setelah rilisnya hasil investigas tersebut.
(prm) Next Article Mengagetkan! Terancam Didepak, Tiga Pilar Cetak Laba Rp 1,1 T
Most Popular