
Nasib Brexit Tak Jelas, Poundsterling Lemas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 March 2019 07:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan akan adanya alternatif pilihan Brexit akhirnya kandas setelah Parlemen Inggris juga gagal menyepakai proposal yang dibuat sendiri pada hari Rabu (27/3/19) waktu setempat.
Poundsterling langsung anjlok pasca-kegagalan tersebut, dari bergerak di level tertinggi harian US$ 1,3268 berbalik turun lebih dari 100 pip dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,3157 berdasarkan kuotasi MetaTradser 5.
Sementara di awal perdagangan hari ini, Kamis (28/3/19), poundsterling sudah bergejolak. Terpantau rentang perdagangan mencapai 50 pip dan diperdagangkan di kisaran US$ 1,3178 pada pukul 7:14 WIB.
Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. Nilai satu poin pip biasanya bervariasi bergantung pada pasangan mata uang yang diperdagangkan serta kurs saat itu.
Mengutip CNBC International, ada delapan alternatif Brexit yang dibuat oleh Parlemen Inggris, dan tak satupun yang berhasil meraih dukungan mayoritas. Delapan alternatif tersebut antara lain keluar dari Uni Eropa (UE) tanpa kesepakatan, tetap berada dalam satu pabean UE pasca-Brexit, mengadakan referendum kedua, hingga membatalkan Brexit.
Dari semua proposal yang ada, tetap berada di satu pabean UE menjadi yang paling banyak mendapat dukungan di Parlemen, namun tetap saja gagal meraih suara mayoritas. Sebanyak 264 anggota parlemen setuju dengan pilihan itu, namun yang menolak mencapai 272 anggota parlemen.
Bumbu politik di Inggris saat ini semakin menyengat setelah Perdana Menteri Theresa May menyatakan akan mengundurkan diri jika proposal Brexit yang dibuatnya didukung oleh Parlemen Inggris.
Jika Parlemen Inggris akhirnya setuju dengan proposal dari PM May, maka Inggris akan mendapat penundaan Brexit hingga 22 Mei, dan Perdana Menteri yang baru nantinya bisa melakukan negosiasi lebih lanjut.
Sementara jika proposal tersebut ditolak, Inggris hanya akan mendapat penundaan sampai 12 April. Untuk sementara Parlemen Inggris berencana mengurangi jumlah alternatif proposal dan akan melakukan voting lagi di hari Senin.
Belum jelasnya nasib Inggris ke depannya menjadi beban bagi pergerakan bagi poundsterling. Ketidakpastian kerap kali memicu gejolak hingga menimbulkan rentang pergerakan tinggi, dan perubahan arah dalam waktu singkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Parlemen Kukuh Cegah Brexit No-Deal, Pound Terus Tekan Dolar
Poundsterling langsung anjlok pasca-kegagalan tersebut, dari bergerak di level tertinggi harian US$ 1,3268 berbalik turun lebih dari 100 pip dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,3157 berdasarkan kuotasi MetaTradser 5.
Sementara di awal perdagangan hari ini, Kamis (28/3/19), poundsterling sudah bergejolak. Terpantau rentang perdagangan mencapai 50 pip dan diperdagangkan di kisaran US$ 1,3178 pada pukul 7:14 WIB.
Mengutip CNBC International, ada delapan alternatif Brexit yang dibuat oleh Parlemen Inggris, dan tak satupun yang berhasil meraih dukungan mayoritas. Delapan alternatif tersebut antara lain keluar dari Uni Eropa (UE) tanpa kesepakatan, tetap berada dalam satu pabean UE pasca-Brexit, mengadakan referendum kedua, hingga membatalkan Brexit.
Dari semua proposal yang ada, tetap berada di satu pabean UE menjadi yang paling banyak mendapat dukungan di Parlemen, namun tetap saja gagal meraih suara mayoritas. Sebanyak 264 anggota parlemen setuju dengan pilihan itu, namun yang menolak mencapai 272 anggota parlemen.
Bumbu politik di Inggris saat ini semakin menyengat setelah Perdana Menteri Theresa May menyatakan akan mengundurkan diri jika proposal Brexit yang dibuatnya didukung oleh Parlemen Inggris.
Jika Parlemen Inggris akhirnya setuju dengan proposal dari PM May, maka Inggris akan mendapat penundaan Brexit hingga 22 Mei, dan Perdana Menteri yang baru nantinya bisa melakukan negosiasi lebih lanjut.
Sementara jika proposal tersebut ditolak, Inggris hanya akan mendapat penundaan sampai 12 April. Untuk sementara Parlemen Inggris berencana mengurangi jumlah alternatif proposal dan akan melakukan voting lagi di hari Senin.
Belum jelasnya nasib Inggris ke depannya menjadi beban bagi pergerakan bagi poundsterling. Ketidakpastian kerap kali memicu gejolak hingga menimbulkan rentang pergerakan tinggi, dan perubahan arah dalam waktu singkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Parlemen Kukuh Cegah Brexit No-Deal, Pound Terus Tekan Dolar
Most Popular