Oposisi Kritik Penundaan Brexit, Poundsterling Loyo Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 April 2019 08:22
Sentimen positif dari penundaan Brexit hanya mampu membuat poundsterling menguat sehari pada perdagangan Rabu (10/4/10).
Foto: Poundsterling (REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen positif dari penundaan Brexit hanya mampu membuat poundsterling menguat sehari pada perdagangan Rabu (10/4/10). Pada perdagangan Kamis (11/4/19) kemarin mata uang Inggris ini kembali melemah.

Penundaan Brexit yang terlalu lama dianggap tidak bagus oleh oposisi di Parlemen Inggris yang membuat pound kembali melemah.


Melansir kuotasi MetaTrader 5, pound mengakhiri perdagangan Kamis di level US$ 1,3050 atau melemah 0,3%. Sementara pada pagi ini Jumat (12/4/19) pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,3054 pada pukul 7:34 WIB.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, yang menyampaikan penawaran penundaan Brexit hingga 31 Oktober di hadapan Parlemen Inggris mendapat kritik dari pihak oposisi. Jeremy Corbyn selaku ketua Partai Buruh yang merupakan oposisi mengatakan penundaan tersebut merupakan "kegagalan diplomasi".

Dengan Brexit ditunda hingga Halloween nanti, berarti Inggris harus ikut mengadakan Pemilu Parlemen Eropa pada 23 Mei nanti. Namun jika Pemerintah Inggris dan Parlemen telah satu suara dalam proposal Brexit sebelum tanggal tersebut, Inggris bisa keluar dari Uni Eropa dan tidak perlu mengadakan Pemilu Parlemen Eropa.


Di sisi lain, penundaan yang didapat Inggris dari Uni Eropa juga dengan catatatan tidak ada lagi negosiasi perjanjian pasca-Brexit, yang berarti tetap mengacu pada proposal Brexit yang dibuat PM May. Masalahnya adalah proposal tersebut sudah tiga kali kandas di Parlemen Inggris meski sudah dimodifikasi.

Corbyn mengatakan PM May terlalu kaku dalam mempertahankan proposalnya, yang kini menimbulkan ketidakpastian di dunia usaha, para pekerja, dan warga seluruh Inggris. Corbyn menegaskan dengan ditundanya Brexit hingga 6 bulan ke depan, semua opsi masih bisa dilaksanakan termasuk referendum kedua.

Meski telah mendapat penundaan Brexit, PM May masih tetap menggodok skenario no-deal atau hard Brexit jika proposal yang dibuat kembali buntu.

Selain rumitnya proses Brexit di internal Inggris, dolar yang mendapat momentum penguatan Kamis kemarin juga memukul balik poundsterling.


Data inflasi sektor produsen AS dirilis sebesar 0,6%, menjadi yang tertinggi lima bulan, sementara klaim tunjangan pengangguran dilaporkan sebanyak 196.000 dan merupakan yang terendah dalam 49 tahun terakhir. Dua data ini membuat dolar merontokkan semua lawan-lawannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(prm) Next Article Parlemen Kukuh Cegah Brexit No-Deal, Pound Terus Tekan Dolar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular