
Bukan Virus Corona, Ini yang Buat Poundsterling Terus Melemah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2020 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (26/1/2020), setelah membukukan pelemahan tiga hari beruntun. Pada pukul 19:30 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,3007, melemah 0,35% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Penyebaran virus corona masih menjadi penggerak utama pasar finansial pada hari ini. Virus yang berasal dari kota Wuhan China ini sudah menewaskan 106 dan menjangkiti 4.515 lainnya di negeri Tiongkok, sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain China yang merupakan asal virus Corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Nepal, Prancis, Australia, AS, dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara membuat pelaku pasar semakin cemas dan cenderung untuk keluar dulu dari aset-aset riskan berimbal hasil tinggi, dan masuk ke aset-aset aman (safe haven). Dalam hal ini dolar AS yang menyandang status safe haven mendapat keuntungan.
Meski demikian, poundsterling sebenarnya lebih tertekan akibat bank sental Inggris (Bank of England) yang diprediksi akan memberikan sinyal suku bunga akan dipangkas dalam waktu dekat saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (30/1/2020) nanti.
Melansir Reuters, pada pekan lalu pelaku pasar melihat probabilitas suku bunga akan dipangkas pada Kamis nanti sebesar 90%, tetapi pada hari Senin kemarin turun menjadi 59%. Penurunan tersebut terjadi akibat beberapa rilis data ekonomi Inggris yang cukup bagus belakangan ini.
"Rapat kebijakan moneter BoE kali ini, menyusul data ekonomi yang lemah beberapa pekan lalu tetapi dengan data tenaga kerja yang kuat, dan Purchasing Managers' Index (PMI) yang lebih bagus dari prediksi menyebabkan kebingungan" kata strategist dari Deutche Bank, Jim Reid, sebagaimana dilansir Reuters.
"Ekonom kami memperkirakan suku bunga akan di pangkas dalam beberapa bulan ke depan, tetapi pasar melihat peluang pemangkasan pekan ini nyaris 50:50" tambahnya. Dipangkas atau tidaknya suku bunga di Inggris baru akan terjawab pada Kamis nanti, sampai saat pengumuman tersebut poundsterling berpeluang terus tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Parlemen Inggris Kembali dari Reses, Pound Siap Terbang?
Penyebaran virus corona masih menjadi penggerak utama pasar finansial pada hari ini. Virus yang berasal dari kota Wuhan China ini sudah menewaskan 106 dan menjangkiti 4.515 lainnya di negeri Tiongkok, sebagaimana dilansir CNBC International.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara membuat pelaku pasar semakin cemas dan cenderung untuk keluar dulu dari aset-aset riskan berimbal hasil tinggi, dan masuk ke aset-aset aman (safe haven). Dalam hal ini dolar AS yang menyandang status safe haven mendapat keuntungan.
Meski demikian, poundsterling sebenarnya lebih tertekan akibat bank sental Inggris (Bank of England) yang diprediksi akan memberikan sinyal suku bunga akan dipangkas dalam waktu dekat saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (30/1/2020) nanti.
Melansir Reuters, pada pekan lalu pelaku pasar melihat probabilitas suku bunga akan dipangkas pada Kamis nanti sebesar 90%, tetapi pada hari Senin kemarin turun menjadi 59%. Penurunan tersebut terjadi akibat beberapa rilis data ekonomi Inggris yang cukup bagus belakangan ini.
"Rapat kebijakan moneter BoE kali ini, menyusul data ekonomi yang lemah beberapa pekan lalu tetapi dengan data tenaga kerja yang kuat, dan Purchasing Managers' Index (PMI) yang lebih bagus dari prediksi menyebabkan kebingungan" kata strategist dari Deutche Bank, Jim Reid, sebagaimana dilansir Reuters.
"Ekonom kami memperkirakan suku bunga akan di pangkas dalam beberapa bulan ke depan, tetapi pasar melihat peluang pemangkasan pekan ini nyaris 50:50" tambahnya. Dipangkas atau tidaknya suku bunga di Inggris baru akan terjawab pada Kamis nanti, sampai saat pengumuman tersebut poundsterling berpeluang terus tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Parlemen Inggris Kembali dari Reses, Pound Siap Terbang?
Most Popular