Tunggu Sinyal Suku Bunga Negatif, Kurs Poundsterling Jeblok

Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 February 2021 17:10
Bank of England governor Mark Carney poses with a new polymer five pound note at Whitecross Street Market in London, Britain September 13, 2016. REUTERS/Stefan Wermuth/File Photo Foto: Pound Sterling (REUTERS/Stefan Wermuth)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Kamis (4/2/2021) jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) malam ini.

Melansir data Refnitiv, poundsterling merosot 0,48% melawan dolar AS ke kisaran US$ 1,3579, terendah dalam 2 pekan terakhir. Di waktu yang sama, poundsterling melemah 0,41% melawan rupiah di Rp 19.024,18/GBP. Level tersebut merupakan yang terendah dalam 1 bulan terakhir.

BoE akan mengumumkan kebijakan moneter malam ini, pasar memperkirakan belum akan ada perubahan suku bunga sebesar 0,1%, dan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) sebesar 895 miliar poundsterling.

Tetapi, pasar akan menanti sinyal dari BoE mengenai kemungkinan diterapkannya suku bunga negatif.

Reuters melaporkan Gubernur BoE, Andrew Bailey, diperkirakan akan memberikan proyeksi perekonomian di tahun ini, serta kemungkinan penerapan suku bunga negatif sebagai senjata moneter jika diperlukan.

BoE juga diperkirakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021, akibat kembali diterapkannya lockdown.

Hasil polling yang dilakukan Reuters terhadap para analis menunjukkan perekonomian Inggris diprediksi baru akan pulih dari kemerosotan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) dalam lebih dari 2 tahun.

Sementara itu BoE memprediksi perekonomian akan pulih pada awal 2022, dan suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2024.

Sementara itu, dolar AS kembali menjadi buruan akibat belum stabilnya sentimen pelaku pasar. Bursa saham Asia hari ini kembali jeblok, padahal kemarin menghijau bersama bursa Eropa dan Wall Street.

Kabar terbaru dari stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun di AS bahkan tertutupi akibat belum stabilnya sentimen pelaku pasar. Jika stimulus tersebut cair, dolar AS akan mengalami tekanan akibat bertambahnya jumlah uang yang bereda di perekonomian.

House of Representative (DPR) AS sudah menyepakati resolusi anggaran pada Rabu waktu setempat. Resolusi tersebut akan diserahkan ke Senat AS dan diprediksi juga akan disepakati di pekan ini. Untuk diketahui DPR dan Senat AS kini sudah dikuasai oleh Partai Demokrat.

Dengan resolusi tersebut pemerintah AS bisa mencairkan stimulus fiskal tanpa perlu persetujuan dari Partai Republik.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Inggris "PSBB" Lagi, tapi Kurs Poundsterling Terus Menguat


(pap/pap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading