
Rupiah Antiklimaks, Mata Uang Utama Asia Rontok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (4/2/2021), padahal pagi tadi sempat menguat ke bawah Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.000/US$, kemudian menguat 0,07% ke Rp 13.990/US$. Tetapi sayangnya rupiah belum mampu melanjutkan penguatan dan berbalik melemah 0,21% ke Rp 14.030/US$.
Rupiah berhasil memangkas pelemahan, dan berada di level Rp 14.010/US$ hingga penutupan perdagangan.
Rupiah sudah menempel Rp 14.000/US$ sejak Rabu kemarin, sehingga terlihat akan mudah melewati dan menjauhi level psikologis tersebut. Tetapi, nyatanya rupiah malah berbalik melemah.
Tetapi tidak hanya rupiah, semua mata uang Asia juga rontok melawan dolar AS. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,4%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Fakta melemahnya semua mata uang utama Asia menunjukkan dolar AS sedang perkasa. Indeks dolar AS hingga sore ini menguat 0,16% ke 91,281.
Bursa saham utama Asia yang ambrol pada hari ini menjadi indikasi belum stabilnya sentimen pelaku pasar yang membuat dolar AS kembali diburu. Alhasil, indeks dolar AS menguat dan rupiah kembali tertekan.
Kabar terbaru dari stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun di AS bahkan tertutupi akibat belum stabilnya sentimen pelaku pasar. Jika stimulus tersebut cair, dolar AS akan mengalami tekanan akibat bertambahnya jumlah uang yang bereda di perekonomian.
House of Representative (DPR) AS sudah menyepakati resolusi anggaran pada Rabu waktu setempat. Resolusi tersebut akan diserahkan ke Senat AS dan diprediksi juga akan disepakati di pekan ini. Untuk diketahui DPR dan Senat AS kini sudah dikuasai oleh Partai Demokrat.
Dengan resolusi tersebut pemerintah AS bisa mencairkan stimulus fiskal tanpa perlu persetujuan dari Partai Republik.
Di sisi lain, rupiah juga belum mampu terus melaju kencang sebab pelaku pasar saat ini menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2020 Jumat besok. Data tersebut akan memberikan gambaran bagaimana pemulihan ekonomi Indonesia pasca mengalami resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!
