Bursa Asia Ditutup Merana, Untungnya IHSG Tidak Ikutan

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 February 2021 17:03
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup melemah pada Kamis (4/2/2021), di tengah aksi jual saham-saham teknologi di kawasan Asia yang menyebabkan harga sahamnya turun drastis.

Tercatat indeks KOSPI Korea Selatan memimpin pelemahan dengan koreksi sebesar 1,35%. Sedangkan indeks Nikkei Jepang juga ditutup ambles 1,06%. STI Singapura merosot 0,75%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,66%, dan Shanghai Composite China terdepresiasi 0,44%.

Namun, pelemahan bursa saham Asia hari ini tidak diikuti oleh pasar saham dalam negeri, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat 0,48% di level 6.107,22. Hal ini karena investor asing kembali masuk dengan pembelian bersih (net buy) Rp 495 miliar di pasar reguler.

Walaupun asing masuk di IHSG, namun nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 15,32 triliun, dari periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 23 triliun. 

Pelemahan bursa Asia terjadi karena aksi jual asing yang tak terbendung di perusahaan-perusahaan kelas utama, terutama di Korea Selatan yang menyebabkan indeks KOSPI terkoreksi parah hari ini, di mana perusahaan raksasa elektronik asal Negeri Gingseng, Samsung Electronics ambles 2,5%.

Di Jepang, saham Yahoo Japan juga menjadi pemberat indeks Nikkei, di mana saham perusahaan internet tersebut terkoreksi hingga 4,93%.

Selain itu, lonjakan suku bunga China jangka pendek juga menjadi pemberat bursa saham Asia dan memicu kekhawatiran tentang pengetatan kebijakan di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Namun, hal itu dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi volatilitas pasar, sehingga dapat membantu membendung kerugian yang akan didapat oleh investor.

Sementara di Amerika Serikat (AS), rilis data ekonomi kian positif yakni ADP menunjukkan ada 174.000 lapangan kerja baru di sektor swasta pada Januari, berbalik dari posisi Desember tatkala 123.000 lapangan kerja hilang.

Konsensus ekonom dalam polling Dow Jones semula hanya memperkirakan angka 50.000.

"Di bawah permukaan, ada momentum serius pembalikan ekonomi... jika dikaitkan antara kuatnya rilis laba raksasa teknologi pekan ini dengan program vaksin yang kuat dan penurunan kasus Covid di AS, ada gambaran positif yang terlihat," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Strategi Investasi E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.

Investor juga masih terus memantau negosiasi paket stimulus di Washington. Presiden AS Joe Biden bertemu dengan 10 senator dari Partai Republik untuk membahas paket stimulus yang lebih ramping ketimbang usulan Biden sebesar US$ 1,9 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular