
Dolar AS Diburu, Poundsterling Jatuh ke Level Terendah 1985

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs poundsterling anjlok ke bawal level 1,19 per dolar Amerika Serikat (AS), membawanya ke level terlemah sejak tahun 1985, karena memburuknya kekhawatiran efek pandemik corona terhadap ekonomi dunia memicu aksi buru aset investasi berbasis dolar AS.
Pada pukul 19:45 WIB, data Revinitif menyebutan bahwa poundsterling berada di level 1,1856 atau anjlok lebih dari 1,5%. Itu merupakan level yang terlemah sejak tanggal 6 Mei 1985, pada level 1,188.
Keputusan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga secara mendadak, sebanyak dua kali dalam dua pekan terakhir, kian memicu kekhawatiran bahwa kondisi ekonomi global sedang menghadapi tantangan yang sangat serius karena virus asal Wuhan ini.
Penguatan mata uang AS karena aksi borong surat utang pemerintah AS (US Treasury) memicu anjloknya nilai tukar mata uang di mayoritas negara. Kurs dolar AS bahkan telah menyentuh level terkuatnya yang baru terhadap dolar Australia dan Selandia Baru.
Indeks dolar AS pada Rabu menguat ke 100, yang merupakan level tertingginya sejak April 2017. Menurut perencana investasi UBS strategists Dean Turner dan Thomas Flury, dalam kondisi yang volatile, perusahaan dan investor di seluruh dunia perlu dolar AS untuk mengamankan transaksinya.
Menurut bank asal Swiss tersebut, poundsterling kini ditransaksikan di level diskon hingga lebih dari 20% terhadap dolar AS. Situasi diperkirakan akan kembali normal setelah ekonomi global mencapai kestabilan.
"Karena The Fed dan bank sentral lain berkoordinasi untuk memasok likuiditas dolar AS di seluruh dunia melalui piranti seperti transaksi swap, kami menilai kekhawatiran itu akan pudar, yang kemudian bisa memicu rebound yang keras sebagaimana koreksi akhir-akhir ini," tutur keduanya dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Parlemen Inggris Kembali dari Reses, Pound Siap Terbang?