Wow! IHSG Berhasil Tembus Level Psikologis 6.500

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
21 March 2019 17:36
Ada Stimulus Positif datang dari Bank Indonesia, Investor Asing Beli Rp 72,26 Miliar
Foto: Rapat Dewan Gubernur BI (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Setelah The Fed resmi memutuskan menahan FFR di kisaran 2,25-2,5%, pelaku pasar tanah air berekspektasi BI akan menunjukkan sikap yang sama. Bahkan nampaknya investor justru berharap bahwa BI akan menurunkan suku bunga acuannya.

Ternyata dalam Rapat Dewan Gubernur Kamis ini, Gubernur BI Perry Warijyo memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%. BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5-5,4%.

Wow! IHSG Berhasil Tembus Level Psikologisnya 6.500Foto: Rapat Dewan Gubernur BI (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

"Rapat Dewan Gubernur BI 20-21 Maret memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 6%," papar Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal khususnya mengendalikan defisit transaksi berjalan ke batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik," katanya lagi.

Kendati keputusan BI sesuai dengan prediksi pasar, tapi masih ada beberapa kebijakan BI yang berpotensi memberi stimulus positif dan patut untuk dipantau. 


BI akan memastikan kecukupan likuiditas bank untuk menyalurkan kredit, terutama Bank BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) I dan 2. “Caranya dengan memperbanyak dan memperluas lelang (reverse) term repo, swap valas, dan sebagainya”, ujar Perry.

Lebih lanjut, BI juga berencana menaikkan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) menjadi 84-94% untuk memperkuat sisi makroprudensial. Kebijakan ini akan efektif per Juli 2019.

RM adalah perluasan dari Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan memasukkan surat-surat berharga.

Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan dengan penaikan RIM maka diharapkan bank-bank mampu meningkatkan penyaluran kredit secara efektif.

"Kita mendorong bank-bank yang intermediasinya rendah," kata Erwin.

Jika kebijakan ini dapat terlaksana dengan baik, tentunya akan mendorong pertumbuhan kredit dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

Sektor yang berdampak dari keputusan ini tentunya sektor keuangan dan sektor konsumsi.


Akan tetapi pelaku pasar tampaknya belum memberikan respons langsung atas keputusan BI karena indeks saham sektor perbankan (JKFINA) dan indeks saham sektor konsumen (JKCONS) di BEI masih relatif tak banyak bergerak saat perdagangan saham ditutup hari ini.

Pada penutupan bursa, JKFINA tumbuh 0,23% ke level 1.250,88, sedangkan JKCONS turun 0,32% ke level 2.659,06.


Walaupun begitu, investor asing tetap membukukan aksi beli bersih hingga Rp 72,26 miliar di pasar reguler.

Emiten yang dibeli investor asing di pasar reguler adalah PT Ciputra Development Tbk/CTRA (Rp 56,77 miliar); PT Gudang Daram Tbk/GGRM (Rp 39,29 miliar); PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 39,06 miliar); PT Bank Mandiri 
Tbk/BMRI (Rp 27,85 miliar); PT Holcim Indonesia Tbk/SMCB (Rp 27,08 miliar).

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

(dwa/tas)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular