
The Fed Dovish, Bagaimana Stance Kebijakan Moneter BI?
Yanurisa Ananta & Iswari Anggit, CNBC Indonesia
21 March 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) bereaksi terhadap perubahan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dini hari tadi yang berubah dovish.
The Fed kini memperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuannya sepanjang tahun ini setelah di Desember lalu memproyeksikan dua kali kenaikan bunga.
Sejalan dengan itu, BI pun mengubah pandangannya terkait proyeksi kenaikan Federal Funds Rate (FFR) yang memengaruhi perekonomian global.
"Kami sekarang menggunakan asumsi bahwa FFR sampai dengan tahun 2020 naik sekali," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2019 di Gedung BI, Kamis (21/3/2019).
Dalam rapat itu, BI memutuskan menahan bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di 6%.
"Cuma timing-nya memang kami masih terus memantau kondisi dari bulanan ke bulanan, bisa juga menjelang akhir tahun ini atau tahun depan," tambahnya.
Semula, bank sentral memperkirakan The Fed akan menaikkan bunga satu kali masing-masing tahun ini dan di 2020.
Saat ditanya mengenai stance kebijakan BI menanggapi pergerakan The Fed itu, Perry menghindari memberikan jawaban gamblangnya.
"Terkait dengan stance, tadi sudah dijelaskan, konsisten juga dengan penjelasan kami di bulan sebelumnya," ujarnya. "Kebijakan suku bunga tetap difokuskan pada stabilitas eksternal, sama dengan bulan lalu."
Pada konferensi pers RDG 17 Januari lalu, Perry dengan tegas mengatakan "Kami menilai suku bunga acuan sudah mendekati puncaknya. Namun, stance kami tetap hawkish, pre-emptive, forward looking."
Namun, kata hawkish itu tidak disebut lagi pada konferensi pers bulan lalu dan kali ini.
(prm/miq) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
The Fed kini memperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuannya sepanjang tahun ini setelah di Desember lalu memproyeksikan dua kali kenaikan bunga.
Sejalan dengan itu, BI pun mengubah pandangannya terkait proyeksi kenaikan Federal Funds Rate (FFR) yang memengaruhi perekonomian global.
"Cuma timing-nya memang kami masih terus memantau kondisi dari bulanan ke bulanan, bisa juga menjelang akhir tahun ini atau tahun depan," tambahnya.
Semula, bank sentral memperkirakan The Fed akan menaikkan bunga satu kali masing-masing tahun ini dan di 2020.
Saat ditanya mengenai stance kebijakan BI menanggapi pergerakan The Fed itu, Perry menghindari memberikan jawaban gamblangnya.
"Terkait dengan stance, tadi sudah dijelaskan, konsisten juga dengan penjelasan kami di bulan sebelumnya," ujarnya. "Kebijakan suku bunga tetap difokuskan pada stabilitas eksternal, sama dengan bulan lalu."
![]() |
Pada konferensi pers RDG 17 Januari lalu, Perry dengan tegas mengatakan "Kami menilai suku bunga acuan sudah mendekati puncaknya. Namun, stance kami tetap hawkish, pre-emptive, forward looking."
Namun, kata hawkish itu tidak disebut lagi pada konferensi pers bulan lalu dan kali ini.
(prm/miq) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular