
BI Cerita Tekanan Dahsyat dari Global yang Mendera RI
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
17 May 2019 10:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat kondisi global saat ini berdampak sangat signifikan bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari tekanan yang dirasakan pasar keuangan dalam negeri hingga pertumbuhan yang tumbuh tidak sesuai harapan.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tantangan eksternal ini seperti kembali memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ini tidak hanya menekan banyak negara emerging market tanpa hampir semua negara di dunia kena dampaknya.
"Ekonomi perekonomian kita memang tengah kembali mendapatkan tekanan khususnya tekanan di pasar keuangan kita. Ketegangan kembali yang dilakukan oleh Amerika dan China spillover langsung mengena ke banyak negara terutama negara-negara emerging," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Dody menyebutkan, dari pasar keuangan hampir di semua instrumen mencatatkan outflow sampai saat ini. Ini tentunya sangat mempengaruhi hampir ke semua sektor pendorong perekonomian nasional.
"Kita year to date sampai dengan hari ini bulan Mei, bisa dikatakan net-nya adalah capital outflow dari perekonomian-nya hampir di semua instrumen," jelasnya.
Selain itu, tekanan ini juga terlihat dari angka neraca dagang yang mengalami defisit sangat besar. Kemudian, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang dirilis seminggu sebelumnya juga tidak sesuai harapan banyak pihak termasuk Bank Indonesia.
Dengan demikian ia berharap ini tidak akan berlangsung lebih lama dan segera selesai dengan hasil yang positif.
"Itu semua berawal dari bagaimana dampak dari trade tention dan dampak pada asumsi pertumbuhan ekonomi dunia, trade dunia yang melambat ke ekspor kita dan langsung mengena kepada kegiatan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Dody menilai investasi yang harusnya bisa menopang pertumbuhan ekonomi ternyata tidak bisa naik tinggi atau bahkan turun cukup rendah. Oleh karenanya, BI menilai bahwa perekonomian masih harus dibantu dengan pembiayaan dari perbankan.
(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tantangan eksternal ini seperti kembali memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ini tidak hanya menekan banyak negara emerging market tanpa hampir semua negara di dunia kena dampaknya.
"Ekonomi perekonomian kita memang tengah kembali mendapatkan tekanan khususnya tekanan di pasar keuangan kita. Ketegangan kembali yang dilakukan oleh Amerika dan China spillover langsung mengena ke banyak negara terutama negara-negara emerging," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
"Kita year to date sampai dengan hari ini bulan Mei, bisa dikatakan net-nya adalah capital outflow dari perekonomian-nya hampir di semua instrumen," jelasnya.
Selain itu, tekanan ini juga terlihat dari angka neraca dagang yang mengalami defisit sangat besar. Kemudian, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 yang dirilis seminggu sebelumnya juga tidak sesuai harapan banyak pihak termasuk Bank Indonesia.
Dengan demikian ia berharap ini tidak akan berlangsung lebih lama dan segera selesai dengan hasil yang positif.
"Itu semua berawal dari bagaimana dampak dari trade tention dan dampak pada asumsi pertumbuhan ekonomi dunia, trade dunia yang melambat ke ekspor kita dan langsung mengena kepada kegiatan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Dody menilai investasi yang harusnya bisa menopang pertumbuhan ekonomi ternyata tidak bisa naik tinggi atau bahkan turun cukup rendah. Oleh karenanya, BI menilai bahwa perekonomian masih harus dibantu dengan pembiayaan dari perbankan.
(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
Most Popular