7 Kabar dari Bursa, Mulai dari Sandiaga Jual Saham Lagi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 March 2019 13:05
IHSG harus berakhir di zona merah dan nyaris berada di titik terendah sejak 14 Januari 2019.
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan mengakhiri perdagangan Jumat (8/9.2019) dengan pelemahan cukup dalam, 1,16% ke level Rp 6.383,07. IHSG harus berakhir di zona merah dan nyaris berada di titik terendah sejak 14 Januari 2019.

PerformaIHSG senasib dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diterpa tekanan jual: indeks Nikkei melemah 2,01%, indeks Shanghai anjlok 4,4%, indeks Hang Seng terkoreksi 1,91%, indeks Straits Times terpangkas 1,03%, danindeksKospi turun 1,31%.
Terkoreksinya pasar saham di Asia terimbas sentimen negatif yang berhembus dari Negeri Tirai Bambu, pada Februari 2019 ekspor China terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, anjlok dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%.

CNBC Indonesia merangkum berbagai peristiwa aksi korporasi yang menarik dalam sepekan terakhir ini sebagai berikut:

1. Kantongi Rp 533 M, Saham Sandiaga di Saratoga Tersisa 22%
Kepemilikan saham Sandiaga Salahuddin Uno, pengusaha dan calon wakil presiden nomor urut 02, di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) tersisa tinggal 22,62%, setelah melepas menjual sebanyak 140 juta dan mengantongi sekitar Rp 533 miliar.

Mengacu laporan kepemilikan saham SRTG per 28 Februari 2019 di Bursa Efek Indonesia (BEI), komposisi pemegang saham terbesar Saratoga masih dicatatkan tiga pihak yakni PT Unitras Pertama sebanyak 859,50 juta atau 31,68%, Edwin Soeryadjaya 842,22 juta saham atau 31,04%, dan Sandiaga Salahuddin Uno 613,77 juta saham atau 22,62%.


Kepemilikan ini berkurang dari September 2018 yakni Unitras memiliki 885 juta saham (32,62%), Edwin 842,22 juta (31,04%), dan Sandiaga 754,12 juta (27,79%). Artinya kepemilikan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berkurang 140,35 juta saham. Dengan asumsi harga saham SRTG yang bergerak antara Rp 3.600-Rp 3.800/saham pada akhir tahun lalu, maka penjualan saham SRTG yang dilakukan Sandiaga diestimasi sekitar Rp 533,33 miliar.


2. Batal IPO, Indosat Jual Artajasa Rp 924 M

PT Indosat Tbk (ISAT) melepas kepemilikan entitas asosiasinya yang diimiliki-nya melalui PT Aplikasinusa Lintasarta, yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (APE). Nilai divestasi perusahaan pemilik jaringan ATM Bersama ini mencapai Rp 924,89 miliar.

Menurut laporan keuangan perusahaan, rencana divestasi ini sudah dilakukan sejak 2017 silam dimana sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 Tentang Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway), perusahaan langsung melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui rencana divestasi ini pada 13 Oktober 2017.


Kemudian, pada 26 April 2018 Perjanjian Pemegang Saham ditantadatangani bahwa Lintasarta mempertahankan 55% kepemilikan, tetapi terdiri dari 20% saham dengan hak suara sedangkan sisanya 35% saham tanpa hak suara berlaku efektif sejak 1 April 2018.

3. Selama 2 Hari Berturut-turut Benny Tjokro Lepas 556 Juta Saham NUSA
Pengusaha dan pemegang saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) Benny Tjokrosaputro secara beruntun melepas total sebanyak 556,30 juta sahamnya dengan estimasi nilai yang diperoleh sebanyak Rp 55 miliar.

Berdasarkan laporan kepemilikan saham NUSA di Bursa Efek Indonesia, diketahui bahwa Benny yang juga pemegang saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) ini melakukan penjualan selama dua hari berturut-turut yakni pada 4 dan 5 Maret 2019.


Pada 4 Maret, Benny yang juga komisaris utama NUSA melepas 104,50 juta saham atau kepemilikan berkurang dari 83,93% menjadi 82,57%. Sehari berikutnya, 5 Maret, Benny menjual 451,80 juta saham sehingga porsinya berkurang dari 82,57% menjadi sisa 76,70%. Dengan begitu, total saham yang dijual sebanyak 556,30. Jika dengan asumsi harga saham saat ini di level Rp 99/saham, maka setidaknya Benny mengantongi Rp 55 miliar

4. Divestasi Saham ANZ Masih Belum Jelas
Nasib divestasi saham ANZ Group di PT Bank Panin Tbk (PNBN) hingga kini belum jelas. Kemarin, Selasa (5/3/2019), Presiden Direktur Panin Bank Herwidayatmo enggan menjawab perihal finalisasi kesepakatan divestasi saham ANZ tersebut.

Herwidayatmo hanya mengaku siap menerima keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait nasib divestasi saham ANZ Group. Pada September tahun lalu, seperti yang diberitakan Bloomberg, diperkirakan penyelesaian divestasi saham ANZ diperkirakan akan selesai akhir Januari. "Mereka minta waktu lagi. Ini kewenangan OJK memberikan waktu sampai kapan. Kita sudah siap kalau memang harus begitu, ya siap. Tidak ada pilihan lain. Emangnya kita mau dipecat?," kata Herwidayatmo usai peluncuran Panin Super Bonanza 2019 di Kantor Pusat Panin Bank, Selasa (5/3/2019).


Pada kesempatan itu, Herwidayatmo menolak untuk berkomentar lebih jauh soal finalisasi divestasi. Seluruh keputusan berada di tangan pemegang saham pengendali saat ini, yakni ANZ Group sebesar 38,82% yang tercatat atas nama Vontraint No 1103 PTY Ltd. "Ini bukan di tangan kita, di tangan ANZ. Jadi tanya ke mereka sampai di mana. Kita betul-betul tidak mengerti," imbuhnya.

5. Michelin Borong Multistrada Rp 6,8 T Lewat Trimegah
Produsen ban asal Perancis, Michelin resmi membeli saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) hari ini, Rabu (6/3/2019). Transaksi ini dilakukan di pasar negosiasi melalui crossing (transaksi tutup sendiri) via Trimegah Sekuritas senilai Rp 6,8 triliun.


Michelin resmi mengakuisisi Multistrada pada 22 Januari 2019 sebanyak 80% saham senilai US$439 juta (Rp 6,2 triliun) melalui pembiayaan internal perusahaan. Sesuai peraturan yang berlaku, Michelin diwajibkan melakukan penawaran umum (tender offer) saham milik publik dengan harga sama yang ditawarkan kepada 80% pemegang saham Michelin.

6. Northstar Naksir Bank Permata
Spekulasi seputar penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) terus berkembang. Nama-nama pemodal yang tertarik membeli saham Bank Permata terus bermunculan.

Setelah empat nama investor Jepang disebut-sebut, lalu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga ikut mencuat ke permukaan sebagai pembeli saham Bank Permata.


Nah, kali ini menurut sumber CNBC Indonesia yang mengikuti proses tersebut menyampaikan bahwa Northstar Group juga ikut bertarung untuk membeli saham Bank Permata. Private Equity yang dikomandani Patrick Walujo, menantu Theodore Permadi Rahmat, sudah memasukkan penawaran harga.

7. KKR Jual Saham JAPFA Rp 845 M
KKR Jade Investment Pte Ltd menjual 385 juta atau setara 3,28% saham emiten produsen pakan ternak dan ayam, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kepada publik.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, transaksi tersebut terjadi pada 20 Februari 2019, dengan harga penjualan Rp 2.200/saham atau sebesar Rp 847 miliar.




(hps/hps) Next Article Biar Lebih Likuid, AKR Corporindo Stock Split 1:5

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular