Batal IPO, Indosat Jual Artajasa Rp 924 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 March 2019 13:17
Nilai divestasi perusahaan pemilik jaringan ATM Bersama ini mencapai Rp 924,89 miliar.
Foto: Press Conference Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019 & Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019. (CNBC Indonesia/Rizal)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Tbk (ISAT) melepas kepemilikan entitas asosiasinya yang diimiliki-nya melalui PT Aplikasinusa Lintasarta, yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (APE). Nilai divestasi perusahaan pemilik jaringan ATM Bersama ini mencapai Rp 924,89 miliar.

Menurut laporan keuangan perusahaan, rencana divestasi ini sudah dilakukan sejak 2017 silam dimana sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/8/PBI/2017 Tentang Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway), perusahaan langsung melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui rencana divestasi ini pada 13 Oktober 2017.

Kemudian, pada 26 April 2018 Perjanjian Pemegang Saham ditantadatangani bahwa Lintasarta mempertahankan 55% kepemilikan, tetapi terdiri dari 20% saham dengan hak suara sedangkan sisanya 35% saham tanpa hak suara berlaku efektif sejak 1 April 2018.

Oleh karena itu, Lintasarta tidak lagi memiliki kendali atas APE dan APE sudah tidak menjadi anak perusahaan dari Lintasarta.

Adapun investasi perusahaan di APE saat ini tersebut diakui dengan nilai wajar sebagai investasi pada asosiasi dengan menggunakan metode ekuitas.

Adapun APE tahun lalu batal melaksanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal, lantaran terkendala aturan mengenai kepemilikan asing dalam perusahaan switching hanya sebesar 20% sehingga dikhawatirkan ketika sudah menjadi perusahaan publik, regulator tak bisa mengontrol kepemilikan asing atas perusahaan.

Sementara, kala itu pemegang saham APE antara lain PT Aplikanusa Lintasarta sebesar 55%, YKKBI sebanyak 35% dan MVK sebanyak 10%. Sementara itu, kepemilikan asing dalam perusahaan ini yakni dimiliki oleh Ooredoo Q.P.S.C. sebesar 25,9% melalui Lintasarta.

Indosat baru saja melaporkan rugi bersih Rp 2,4 triliun pada 2018. Perseroan juga mencatatkan rugi per saham Rp 442,38.

Kinerja merugi tersebut membalikkan keadaan karena pada 2017 perusahaan yang dipimpin oleh Chris Kanter masih mencatatkan laba Rp 1,13 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan hari ini, kinerja mengecewakan Indosat disebabkan oleh anjloknya pendapatan sebesar Rp 6,6 triliun atau 22,68%.

Pendapatan Indosat pada 2018 mencapai Rp 23,14 triliun, sementara setahun sebelumnya tercatat Rp 29,93 triliun.

Pada Mei 2018 Artajasa Pembayaran Elektronis resmi membatalkan rencana penawaran saham ke publik melalui initial public offering (IPO), sebagai gantinya, Indosat  sebagai induk usaha akan mencarikan cara untuk melepas 20% saham Artajasa.

Indosat harus melepas 20% saham Artajasa karena kebijakan gerbang pembayaran nasional (GPN) dimana induk usaha harus menyuntikkan sejumlah dana dan kepemilikan investor asing di perusahaan switching dibatasi.

Cara Chris Kanter Komandoi Indosat
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Indosat Mulai Untung, Q1-2021 Catatkan Laba Rp 172 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular