Tahun ini Jadi Musim 'Kawin" Perbankan RI?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
04 March 2019 07:08
Tahun ini Jadi Musim 'Kawin
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyerukan kepada perbankan melakukan konsolidasi untuk hadapi tantangan yang kian ketat. OJK khawatir bila bank tidak tahan hadapi persaingan maka akan berujung fraud.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menjelaskan, konsolidasi harus dilakukan. Sebab, bank-bank kecil berpotensi terhimpit karena industri yang cepat berubah dan butuh permodalan yang kuat.


"Industri perbankan kita terus berkembang pesat antara lain dengan digitalisasi, persaingan suku bunga, persaingan mendapatkan dana. Harapan kita mereka bisa tetap survive. Kalau mereka bisa keluar dari himpitan-himpitan itu sebagai pemenang. Itu kan bagus," kata Heru di Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Heru melanjutkan, bank-bank kecil harus mencari jalan keluar dengan menambah modal untuk bisa bersaing. Salah satu caranya dengan mencari partner atau konsolidasi dengan bank-bank besar. Dengan berkonsolidasi bersama bank besar, maka bank induk nantinya akan mengatasi persoalan likuiditas bank itu.

"Misalnya bank besar ambil mereka [bank kecil] sebagai digital banking-nya. Atau sebagai bank yang khusus mengurus wealth management-nya. Caranya banyak, tidak harus merger," ungkap Heru.

Heru menyebut saat ini pihaknya sedang mengurus sejumlah bank yang berencana melakukan konsolidasi. Namun, Heru enggan menyebut nama bank-bank tersebut. Ia mengatakan, baru akan mengumumkan rencana konsolidasi tersebut bila legal merger-nya sudah selesai.

"Kalau bersaing terbuka nantikan berpengaruh juga. Ada dalam proses, kalau legal merger-nya sudah selesai nanti diberi tahu," tandas Heru.

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, ada beberapa bank yang mengagendakan akuisisi tahun ini. Pertama, Bank Mandiri. Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini mengaku ingin mengakuisisi bank ritel untuk memperkuat bisnis.

Rumor yang beredar di pasar salah satu targetnya adalah Bank Permata, yang ingin dijual pemegang sahamnya Standard Chartered Bank. Kementerian BUMN, selaku pemegang saham Bank Mandiri, menyatakan belum menerima informasi akuisisi tersebut dari Bank Mandiri.

Kedua, Bank BCA. Bank swasta dengan aset terbesar di Indonesia akan akuisisi satu hingga dua bank. Ciri-cirinya, bank bermodal di bawah Rp 1 triliun dan perusahaan tertutup atau non-tbk. Rumor yang beredar di pasar Bank Royal Indonesia yang akan jadi target akuisisi.

Namun manajemen BCA masih enggan buka suara terkait hal tersebut.


"Sementara manajemen sepakat belum sampaikan ke pers," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (20/02/2019). 

Ketiga, Bank BNI. Bank berlogo 46 ini menganggarkan Rp 4 triliun untuk akuisisi bank dan asuransi kerugian. Saat ini BNI mengaku masih mencari dan menyeleksi calon bank yang diakuisisi.

Keempat, rencana ANZ melepas saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin. ANZ ingin melepas 38,8% yang nilainya diperkirakan mencapai US$578 juta. 

Menurut Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo, ANZ masih terus menjajaki penjualan saham Bank Panin. 

"[Proses] masih [berlangsung], info detail di ANZ," kata Herwidayatmo, Selasa (26/2/2019). 

Selain akuisisi, tahun ini akan empat bank yang akan merger. Pada awal bulan ini, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) resmi merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Lalu akan disusul merger PT Bank Danamon Tbk dengan  PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) dan KCBA Bank Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG).

Lalu ada rencana merger PT Bank Dinar Indonesia Tbk dengan PT Bank Oke Indonesia, merger antara PT Bank Agris Tbk dan PT Mitra Niaga Tbk yang sahamnya miliki oleh Industrial Bank of Korea (IBK).


Saksikan video mengenai NIM bank dan IHSG berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Siap-siap! OJK Akan Naikkan Modal Inti Bank Jadi Rp 3 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular