
Perhatikan Lima Agenda Penggerak Pasar di Pekan Depan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 March 2019 19:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini melemah tipis, sebesar 0,02%, setelah naik-turun cukup tajam. Bertahan di kisaran 6.500, indeks acuan bursa itu masih berpeluang tertekan pada pekan depan.
Di tengah variasi sentimen negatif dan positif dari bursa global, pelaku pasar akan mencermati sejauh mana "luka" yang diderita Negeri Tirai Bambu itu akibat perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) sejak 13 bulan yang lalu.
Berikut ini beberapa agenda ekonomi dan sentimen yang patut dicermati, karena berpeluang mengubah arah pergerakan bursa global, dan juga bursa nasional.
Sentimen pertama bakal muncul dari China dengan adanya Kongres Rakyat Nasional (National People's Congress) yang dihadiri oeh 3.000 delegasi. Di situ, persoalan politik terbaru dan juga soal perekonomian akan dibahas yang memberi gambaran arah kebijakan ke depan.
Kongres pada Selasa itu akan memberi gambaran mengenai target ekonomi pemerintah China. Sejauh ini pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi China masih akan melambat menjadi 6%, dari tahun lalu sebesar 6,5%, di tengah masih belum selesainya perang dagang.
Di negara komunis terbesar dunia ini, target dan arah kebijakan pemerintah hampir pasti mendekati kenyataan karena efektifnya minimnya distorsi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan mereka.
Mengutip sumber di pemerintahan, Reuters melaporkan target pertumbuhan ekonomi China bakal direvisi menjadi 6-6,5%, atau lebih rendah dari target semula yang dipasang di angka 6,5%. Pelemahan konsumsi domestik dan perang dagang menjadi pemicu di balik rencana itu.
Jika target pertumbuhan ekonomi ditetapkan jauh lebih rendah dari ekspektasi, maka pelaku pasar berpelung keluar dari bursa terlebih dahulu karena khawatir bahwa pelemahan itu juga akan menekan Indonesia yang ekspornya banyak diserap China sebagai mitra dagang terbesar.
Sentimen kedua berasal dari dalam negeri yakni kepastian mengenai kekuatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga. Hingga kini, konsumsi masyarakat menyumbang 54% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Bank Indonesia pada Rabu akan merilis indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menurut konsensus Tradingeconomics bakal turun tipis menjadi 124, dibandingkan dengan posisi Januari yang berada di level 125,5.
Selanjutnya pada Kamis, pelaku pasar bakal mencermati data penjualan ritel per Januari yang diprediksi hanya tumbuh 6% dari sebelumnya 7,7%. Jika proyeksi itu menjadi nyata, maka perlambatan penjualan ritel di bulan pertama 2019 akan mendorong aksi jual saham konsumer.
NEXT
Di tengah variasi sentimen negatif dan positif dari bursa global, pelaku pasar akan mencermati sejauh mana "luka" yang diderita Negeri Tirai Bambu itu akibat perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) sejak 13 bulan yang lalu.
Berikut ini beberapa agenda ekonomi dan sentimen yang patut dicermati, karena berpeluang mengubah arah pergerakan bursa global, dan juga bursa nasional.
Kongres pada Selasa itu akan memberi gambaran mengenai target ekonomi pemerintah China. Sejauh ini pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi China masih akan melambat menjadi 6%, dari tahun lalu sebesar 6,5%, di tengah masih belum selesainya perang dagang.
Di negara komunis terbesar dunia ini, target dan arah kebijakan pemerintah hampir pasti mendekati kenyataan karena efektifnya minimnya distorsi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan mereka.
Mengutip sumber di pemerintahan, Reuters melaporkan target pertumbuhan ekonomi China bakal direvisi menjadi 6-6,5%, atau lebih rendah dari target semula yang dipasang di angka 6,5%. Pelemahan konsumsi domestik dan perang dagang menjadi pemicu di balik rencana itu.
Jika target pertumbuhan ekonomi ditetapkan jauh lebih rendah dari ekspektasi, maka pelaku pasar berpelung keluar dari bursa terlebih dahulu karena khawatir bahwa pelemahan itu juga akan menekan Indonesia yang ekspornya banyak diserap China sebagai mitra dagang terbesar.
Sentimen kedua berasal dari dalam negeri yakni kepastian mengenai kekuatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga. Hingga kini, konsumsi masyarakat menyumbang 54% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Bank Indonesia pada Rabu akan merilis indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menurut konsensus Tradingeconomics bakal turun tipis menjadi 124, dibandingkan dengan posisi Januari yang berada di level 125,5.
Selanjutnya pada Kamis, pelaku pasar bakal mencermati data penjualan ritel per Januari yang diprediksi hanya tumbuh 6% dari sebelumnya 7,7%. Jika proyeksi itu menjadi nyata, maka perlambatan penjualan ritel di bulan pertama 2019 akan mendorong aksi jual saham konsumer.
NEXT
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular