Dikritik Proyek LRT Kemahalan, Ini Penjelasan Adhi Karya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 January 2019 08:51
Proyek LRT memakan biaya Rp 673 miliar per kilometer.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyebutkan pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT) menghabiskan dana Rp 673 miliar/kilometer. Dana tersebut adalah total dana yang digunakan untuk Pembangunan sarana dan prasarana transportasi masal sepanjang 44,53 kilometer ini.

Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setia Brata mengatakan nilai pembangunan yang sebesar Rp 673 miliar/kilometer ini disebut cukup kompetitif, dibangun dengan skema elevated yang dinilai lebih murah ketimbang skema lain.

"Per kilometer itu [Rp 673 miliar], kita cukup kompetitif ketimbang proyek lain yang sejenis," kata Pundjung di Pabrik Precast LRT Pancoran, Jakarta, Senin (14/1).

Jumlah tersebut sudah mencakup biaya untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dan biaya operasional (operational expenditure/opex).

Sebagai perbandingan, untuk jenis pembangunan sejenis di Manila, Filipina menelan dana senilai Rp 904 miliar/km, Malaysia sebesar Rp 807 miliar/km dan Pakistan Rp 797 miliar/km.

Lalu, di Dubai diperkirakan senilai Rp 1,02 triliun/km, lalu Kanada dan Amerika Serikat masing-masing menelan dana Rp 2,19 triliun dan Rp 688 miliar/km.

Sedangkan, pemilihan pembangunan secara melayang (elevated) ini dipilih karena model tersebut dinilai paling cocok untuk dilakukan di wilayah Jakarta.

"Kita sudah menghadapi situasi Jakarta sebagai kota yang berkembang, makanya infrastruktur sudah dibangun melayang," kata Pundjung.

Pekan lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik pembangunan lintasan kereta ringan (light rail transit/LRT) lantaran proyek ini memakan dana cukup besar dan tidak efisien. Proyek yang mengarah ke wilayah di luar kota ini dinilai tidak mendesak dibuat dengan model melayang atau elevated, tapi bersisian dengan jalan tol.

Namun, dikritik negatif, saham ADHI pada perdagangan kemarin justru mengalami pergerakan mengut. Dibuka di harga Rp 1.730/saham, saham perusahaan Konstruksi milik negara ini justru menguat 20% sepanjang hari kemarin dan ditutup di Rp 1.750/saham.

[Gambas:Video CNBC]



(roy/roy) Next Article Setelah LRT, Bakal Ada Rel Layang di Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular