
Hingga Mei, Pembangunan LRT Jabodebek Capai 71,2%
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 June 2020 14:51
Jakarta, CNBC Indonesia- Pembangunan kereta api ringan/Light Rail Transit (LRT) Jabodebek oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) hingga 22 Mei 2020 telah mencapai 71,2%. Pembangunan LRT Jabodebek tahap I telah dilakukan dilakukan sejak September 2015, sesuai Peraturan Presiden No 98 Tahun 2015 beserta perubahannya.
Adapun rincian progres pada setiap lintas pelayanannya yakni Lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur 85,7%, Lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 65,9%, dan Lintas layanan 3 Cawang-Bekasi Timur 64,8%.
Selain itu, Adhi Karya juga mencatatkan kontrak baru hingga April 2020 senilai Rp 2,6 triliun (di luar pajak). Realisasi perolehan kontrak baru di bulan April 2020 didominasi oleh pembangunan Rumah Sakit Khusus COVID-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2020, meliputi lini bisnis Konstruksi dan Energi sebesar 91%, properti sebesar 8% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
"Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 32%, jalan dan jembatan sebesar 7%, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 61%," kata Parwanto, Jumat (05/06/2020).
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70%, BUMN sebesar 20%, sementara Swasta dan lainnya sebesar 10%.
Adhi Karya juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Ada sembilan agenda yang dibahas dalam rapat tersebut, salah satunya antara lain adalah perombakan pengurus perseroan.
Dalam RUPST perseroan merombak jajaran komisaris dan direksi. Beberapa nama yang diganti adalah Fajroel Rachman, yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama ADHI, posisinya digantikan Dodi Usoho Hargo. Tak hanya itu, ada beberapa nama baru yang masuk ke jajaran komisaris, salah satunya pengamat perpajakan Yustinus Prastowo.
Sedangkan pemegang saham Adhi Karya juga menyetujui perombakan Direktur Utama ADHI, yang sebelumnya dijabat Budi Harto digantikan oleh Entus Asnawi Mukhson. Entus sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan ADHI.
Dalam RUPST menyetujui penggunaan 10% dari laba bersih tahun buku 2019 sebesar Rp 663,8 miliar sebagai dividen tunai. Sedangkan, 90% atau senilai Rp 597,4 miliar ditetapkan sebagai saldo laba ditahan.
"Rp 66,4 miliar ditetapkan sebagai dividen tunai yang dibagikan kepada Pemegang Saham yang dibayarkan dengan ketentuan 51% saham atau senilai Rp33,8 miliar merupakan dividen bagian Negara Republik Indonesia yang akan disetorkan ke Kas Umum Negara," kata Parwanto.
Tidak hanya itu, pemegang saham ADHI juga menyetujui penerbitan penawaran umum berkelanjutan obligasi tahap III Tahun 2020 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun yang dilaksanakan secara bertahap.
(dob/dob) Next Article LRT Rampung, Adhi Bocorkan Mega Proyek Berikutnya
Adapun rincian progres pada setiap lintas pelayanannya yakni Lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur 85,7%, Lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 65,9%, dan Lintas layanan 3 Cawang-Bekasi Timur 64,8%.
Selain itu, Adhi Karya juga mencatatkan kontrak baru hingga April 2020 senilai Rp 2,6 triliun (di luar pajak). Realisasi perolehan kontrak baru di bulan April 2020 didominasi oleh pembangunan Rumah Sakit Khusus COVID-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 32%, jalan dan jembatan sebesar 7%, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 61%," kata Parwanto, Jumat (05/06/2020).
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70%, BUMN sebesar 20%, sementara Swasta dan lainnya sebesar 10%.
Adhi Karya juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Ada sembilan agenda yang dibahas dalam rapat tersebut, salah satunya antara lain adalah perombakan pengurus perseroan.
Dalam RUPST perseroan merombak jajaran komisaris dan direksi. Beberapa nama yang diganti adalah Fajroel Rachman, yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama ADHI, posisinya digantikan Dodi Usoho Hargo. Tak hanya itu, ada beberapa nama baru yang masuk ke jajaran komisaris, salah satunya pengamat perpajakan Yustinus Prastowo.
Sedangkan pemegang saham Adhi Karya juga menyetujui perombakan Direktur Utama ADHI, yang sebelumnya dijabat Budi Harto digantikan oleh Entus Asnawi Mukhson. Entus sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan ADHI.
Dalam RUPST menyetujui penggunaan 10% dari laba bersih tahun buku 2019 sebesar Rp 663,8 miliar sebagai dividen tunai. Sedangkan, 90% atau senilai Rp 597,4 miliar ditetapkan sebagai saldo laba ditahan.
"Rp 66,4 miliar ditetapkan sebagai dividen tunai yang dibagikan kepada Pemegang Saham yang dibayarkan dengan ketentuan 51% saham atau senilai Rp33,8 miliar merupakan dividen bagian Negara Republik Indonesia yang akan disetorkan ke Kas Umum Negara," kata Parwanto.
Tidak hanya itu, pemegang saham ADHI juga menyetujui penerbitan penawaran umum berkelanjutan obligasi tahap III Tahun 2020 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun yang dilaksanakan secara bertahap.
(dob/dob) Next Article LRT Rampung, Adhi Bocorkan Mega Proyek Berikutnya
Most Popular