
Internasional
Polemik Anggaran, Morgan Stanley Pangkas Proyeksi PDB Italia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2018 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Italia akan berjuang untuk mencapai tingkat pertumbuhan 2019 yang direncanakan oleh pemerintahnya, menurut Morgan Stanley.
DalamĀ rancangan anggaran 2019 terbaru, Roma memperkirakan tingkat pertumbuhan 1,5% dibandingkan dengan perkiraan terbaru Morgan Stanley yang hanya 0,5% untuk produk domestik bruto (PDB) tahun depan.
"Kami memperkirakan ada kontraksi dalam aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun, terutama didorong oleh permintaan domestik, baik belanja konsumen dan investasi bisnis," kata bank investasi tersebut dalam laporan European Economic Outlook yang diterbitkan pekan ini.
"Lebih jauh, dorongan fiskal untuk pertumbuhan mungkin akan memiliki beberapa efek menguntungkan pada konsumsi. Tapi itu tidak mungkin cukup besar untuk menghasilkan peningkatan keuangan publik," tambah catatan itu, melansir CNBC International.
Pemerintah Italia mengharapkan kenaikan belanja untuk proyek-proyek infrastruktur dan memberikan penduduknya lebih banyak pendapatan akan menghidupkan kembali ekonomi Italia yang mendingin.
Giovanni Tria, menteri keuangan Italia, mengatakan dalam sebuah surat kepada Komisi Eropa awal bulan ini bahwa "mengatasi masalah sosial yang disebabkan oleh tren negatif dalam ekonomi sama penting dan mendesaknya."
Idenya adalah untuk mengedepankan apa yang disebut dengan Penghasilan Warga Negara, yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan inklusi sosial. Kebijakan tersebut dipastikan akan menelan biaya 0,37% dari total pertumbuhan negara pada 2019.
Morgan Stanley juga mencatat bahwa kondisi pasar dan penurunan ekspor akan menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah pada 2019.
"Pengetatan lebih lanjut dalam kondisi keuangan dan menurunnya sentimen, keduanya merupakan risiko utama."
Rencana anggaran 2019 Italia telah memicu kekhawatiran pasar selama sekitar tiga bulan terakhir. Pemerintah ingin meningkatkan pengeluaran pada 2019 dengan cara yang baik investor dan pejabat Eropa anggap tidak berkelanjutan di tengah utang negara yang semakin menumpuk.
Angka utang negara yang mencapai 130% dari PDB adalah yang terbesar kedua di zona euro.
"Dalam kekacauan yang bertubi-tubi, pertumbuhan yang lebih lemah dan pembiayaan yang meningkat dapat secara bersama-sama menekan keuangan negara, melemahkan sistem perbankan, dan menghasilkan efek knock-on pada ekonomi riil," bank investasi itu memperingatkan.
(prm) Next Article Defisit Anggaran Italia Melonjak, Pasar Eropa Terguncang
DalamĀ rancangan anggaran 2019 terbaru, Roma memperkirakan tingkat pertumbuhan 1,5% dibandingkan dengan perkiraan terbaru Morgan Stanley yang hanya 0,5% untuk produk domestik bruto (PDB) tahun depan.
"Kami memperkirakan ada kontraksi dalam aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun, terutama didorong oleh permintaan domestik, baik belanja konsumen dan investasi bisnis," kata bank investasi tersebut dalam laporan European Economic Outlook yang diterbitkan pekan ini.
Pemerintah Italia mengharapkan kenaikan belanja untuk proyek-proyek infrastruktur dan memberikan penduduknya lebih banyak pendapatan akan menghidupkan kembali ekonomi Italia yang mendingin.
Giovanni Tria, menteri keuangan Italia, mengatakan dalam sebuah surat kepada Komisi Eropa awal bulan ini bahwa "mengatasi masalah sosial yang disebabkan oleh tren negatif dalam ekonomi sama penting dan mendesaknya."
![]() |
Morgan Stanley juga mencatat bahwa kondisi pasar dan penurunan ekspor akan menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah pada 2019.
"Pengetatan lebih lanjut dalam kondisi keuangan dan menurunnya sentimen, keduanya merupakan risiko utama."
Rencana anggaran 2019 Italia telah memicu kekhawatiran pasar selama sekitar tiga bulan terakhir. Pemerintah ingin meningkatkan pengeluaran pada 2019 dengan cara yang baik investor dan pejabat Eropa anggap tidak berkelanjutan di tengah utang negara yang semakin menumpuk.
Angka utang negara yang mencapai 130% dari PDB adalah yang terbesar kedua di zona euro.
"Dalam kekacauan yang bertubi-tubi, pertumbuhan yang lebih lemah dan pembiayaan yang meningkat dapat secara bersama-sama menekan keuangan negara, melemahkan sistem perbankan, dan menghasilkan efek knock-on pada ekonomi riil," bank investasi itu memperingatkan.
(prm) Next Article Defisit Anggaran Italia Melonjak, Pasar Eropa Terguncang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular