
Internasional
S&P Tahan Peringkat Utang Italia di Tengah Krisis Anggaran
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
28 October 2018 11:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's pada hari Jumat (26/10/2018) mempertahankan peringkat utang pemerintah Italia tetapi menurunkan outlook-nya dari stabil menjadi negatif.
Lembaga tersebut mengatakan rencana kebijakan pemerintah yang baru membebani prospek pertumbuhan dan utang negara.
S&P mempertahankan peringkat Negeri Pizza di BBB, dua tingkat di atas junk. Kabar ini menjadi semacam kelegaan bagi pemerintah negara itu yang sedang bergulat dengan Uni Eropa (UE) terkait anggaran negaranya.
Pekan lalu, Moody's menurunkan peringkat utang Italia sebanyak satu tingkat akibat permasalahan anggaran 2019 Italia.
Namun, S&P menyampaikan kritik keras dengan mengatakan defisit fiskal tahun depan akan melebihi target Roma, dan bahwa utang publik tidak akan turun seperti yang direncanakan.
"Pengaturan kebijakan ekonomi dan fiskal pemerintah Italia membebani prospek pertumbuhan ekonomi negara itu, penggerak penting bagi pergerakan utang terhadap PDB (produk domestik bruto) pemerintah," kata S&P, dikutip dari CNBC International, Minggu.
"Dalam pandangan kami, pengaturan kebijakan ekonomi dan fiskal yang direncanakan pemerintah telah mengikis kepercayaan investor, yang tercermin dari meningkatnya imbal hasil utang pemerintah," katanya. S&P memperingatkan kemungkinan masalah bagi bank-bank negara itu, yang memegang sejumlah besar obligasi pemerintah Italia.
Jika imbal hasil pada kepemilikan obligasi bank terus meningkat, hal ini bidapatsa mengurangi kapasitas mereka untuk mendanai ekonomi, ujar lembaga pemeringkat tersebut.
Komisi Eropa pada hari Selasa menolak rancangan anggaran 2019 Italia dan meminta Roma untuk mengajukan anggaran baru dalam waktu tiga minggu.
Anggaran tersebut menargetkan defisit fiskal tahun depan sebesar 2,4% dari PDB, naik dari target 1,8% tahun ini. Posisi defisit itu mengabaikan persyaratan Uni Eropa yang menyebutkan defisit harus tetap stabil menuju anggaran yang seimbang.
S&P memperkirakan defisit anggaran Italia di 2019 akan mencapai 2,7% dari PDB dan mengatakan utang pemerintah Italia yang besar, yang mencapai 131,2% dari PDB tahun lalu, akan tetap stabil di sekitar 128,5% dalam tiga tahun ke depan.
S&P juga mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi 1,5% tahun depan dan 1,6% di 2020 oleh pemerintah "terlalu optimistis". Lembaga ini menurunkan perkiraannya sendiri menjadi 1,1% dari 1,4% untuk tahun depan dan 2020.
"Kami memperkirakan stimulus permintaan dari upaya anggaran pemerintah kemungkinan akan berumur pendek," kata S&P.
Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menepis laporan S&P dan menyebutnya "film lama yang sama". Ia bahkan melemparkan keraguan pada kredibilitas lembaga pemeringkat yang "tidak menyadari krisis keuangan."
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan fakta bahwa lembaga itu telah mempertahankan peringkat Italia adalah "benar dalam pandangan soliditas ekonomi negara kita."
Sebelumnya pada hari Jumat, Salvini mengatakan pemerintah tidak akan mengubah anggarannya.
(prm) Next Article UE Sebut Italia Resesi Gara-gara Pemerintahnya Sendiri
Lembaga tersebut mengatakan rencana kebijakan pemerintah yang baru membebani prospek pertumbuhan dan utang negara.
S&P mempertahankan peringkat Negeri Pizza di BBB, dua tingkat di atas junk. Kabar ini menjadi semacam kelegaan bagi pemerintah negara itu yang sedang bergulat dengan Uni Eropa (UE) terkait anggaran negaranya.
Namun, S&P menyampaikan kritik keras dengan mengatakan defisit fiskal tahun depan akan melebihi target Roma, dan bahwa utang publik tidak akan turun seperti yang direncanakan.
"Pengaturan kebijakan ekonomi dan fiskal pemerintah Italia membebani prospek pertumbuhan ekonomi negara itu, penggerak penting bagi pergerakan utang terhadap PDB (produk domestik bruto) pemerintah," kata S&P, dikutip dari CNBC International, Minggu.
"Dalam pandangan kami, pengaturan kebijakan ekonomi dan fiskal yang direncanakan pemerintah telah mengikis kepercayaan investor, yang tercermin dari meningkatnya imbal hasil utang pemerintah," katanya. S&P memperingatkan kemungkinan masalah bagi bank-bank negara itu, yang memegang sejumlah besar obligasi pemerintah Italia.
Jika imbal hasil pada kepemilikan obligasi bank terus meningkat, hal ini bidapatsa mengurangi kapasitas mereka untuk mendanai ekonomi, ujar lembaga pemeringkat tersebut.
![]() |
Anggaran tersebut menargetkan defisit fiskal tahun depan sebesar 2,4% dari PDB, naik dari target 1,8% tahun ini. Posisi defisit itu mengabaikan persyaratan Uni Eropa yang menyebutkan defisit harus tetap stabil menuju anggaran yang seimbang.
S&P memperkirakan defisit anggaran Italia di 2019 akan mencapai 2,7% dari PDB dan mengatakan utang pemerintah Italia yang besar, yang mencapai 131,2% dari PDB tahun lalu, akan tetap stabil di sekitar 128,5% dalam tiga tahun ke depan.
S&P juga mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi 1,5% tahun depan dan 1,6% di 2020 oleh pemerintah "terlalu optimistis". Lembaga ini menurunkan perkiraannya sendiri menjadi 1,1% dari 1,4% untuk tahun depan dan 2020.
"Kami memperkirakan stimulus permintaan dari upaya anggaran pemerintah kemungkinan akan berumur pendek," kata S&P.
Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menepis laporan S&P dan menyebutnya "film lama yang sama". Ia bahkan melemparkan keraguan pada kredibilitas lembaga pemeringkat yang "tidak menyadari krisis keuangan."
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan fakta bahwa lembaga itu telah mempertahankan peringkat Italia adalah "benar dalam pandangan soliditas ekonomi negara kita."
Sebelumnya pada hari Jumat, Salvini mengatakan pemerintah tidak akan mengubah anggarannya.
(prm) Next Article UE Sebut Italia Resesi Gara-gara Pemerintahnya Sendiri
Most Popular