Internasional
Bagi Pelaku Pasar, Sikap The Fed Tidak Seagresif Perkiraan
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
27 September 2018 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dan obligasi bergerak fluktuatif seiring sikap investor yang masih mencerna pernyataan Jerome Powell, gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed hari Rabu (26/9/2018).
Seperti yang diperkirakan sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan, serta menghapus referensi bahwa kebijakannya "akomodatif" dari pernyataan resmi bank sentral. Langkah ini awalnya mampu mendorong kenaikan saham-saham dan obligasi.
Namun, meskipun The Fed telah menghilangkan kata "akomodatif" pasar belum sepakat apakah hal itu berarti bank sentral akan lebih agresif atau tidak.
Powell mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers setelah pengumuman suku bunga bahwa penghapusan kata itu tidak mengindikasikan perubahan apapun dalam koridor kenaikan suku bunga.
[Gambas:Video CNBC]
Pernyataan itu bagai menyiram air es ke pasar. Indeks-indeks acuan Wall Street sontak melemah. Dow Jones Industrial Average turun 0,4% ke 26.385,28, S&P 500 melemah 0,33% menjadi 2.905,97, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,21% ke level 7.990,37 pada penutupan perdagangan hari Rabu.
John Briggs, kepala strategi di NatWest Markets, mengatakan pasar obligasi mengharapkan nada yang lebih agresif, atau hawkish, dari The Fed. Namun mereka tidak mendapatkannya.
"Reaksi awal terjadi karena mereka (The Fed) menghapus kata 'akomodatif'. Hal ini menggenjot pasar ... Kemudian reli itu memudar dan tidak ada perubahan harga lagi," kata Briggs, dikutip dari CNBC International. Ia menambahkan bahwa beberapa orang khawatir The Fed akan mempercepat rencana kenaikan suku bunganya, tetapi ternyata tidak.
Tom Simons, kepala ekonom pasar uang di Jefferies, mengatakan The Fed tampaknya tidak mengubah pesannya.
"Semua ini adalah rangkaian kejadian yang telah disebutkan sebelumnya. Bagi saya, sepertinya pasar sedang mencoba untuk mencari tahu arah mana yang harus dimasuki, dan kebingungan itu bersumber dari fakta bahwa sebenarnya tidak ada perubahan pesan dari The Fed."
Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Advisors, mengatakan kenaikan pasar saham memudar setelah Powell menjadikan perubahan bahasa itu sebagai sesuatu yang bermakna dan berfokus pada cara The Fed memandang ekonomi setelah keuntungan awal dari stimulus fiskal.
"Saya pikir reaksinya adalah bahwa penghapusan akomodatif merupakan sinyal dari mereka yang semakin mendekati tingkat netral," katanya.
"Saya pikir pada konferensi pers pasca-pertemuan, apa yang mereka dapatkan adalah 'Kami tidak benar-benar setuju dengan gagasan bahwa pertumbuhan akan terwujud setelah pengaruh kebijakan fiskal memudar.' Saya pikir itu adalah pukulan berat bagi pasar saham."
Yield obligasi negara AS, yang bergerak berlawanan dengan harga, juga melemah.
Dalam proyeksi kuartalan terbarunya, para pejabat FOMC memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS akan mencapai 3,1% di tahun ini, naik dari perkiraan yang dibuat di bulan Juni sebesar 2,8%.
Proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2019 juga dinaikkan menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,4%. Perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2020 tidak berubah di 2%, CNBC International melaporkan.
FOMC juga merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2021, sesuatu yang kali pertama mereka lakukan. PDB AS diperkirakan akan tumbuh 1,8% di tahun tersebut.
"The Fed melihat pertumbuhan ekonomi di 2021 yang melambat, dan ini untuk kali pertama mereka mengatakannya," kata Mark Cabana, kepala short rate strategy untuk AS di Bank of America Merrill Lynch. "Saya kira keyakinan mengenai berapa lama perekonomian diperkirakan tetap kuat sedang memudar."
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi
Seperti yang diperkirakan sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan, serta menghapus referensi bahwa kebijakannya "akomodatif" dari pernyataan resmi bank sentral. Langkah ini awalnya mampu mendorong kenaikan saham-saham dan obligasi.
Namun, meskipun The Fed telah menghilangkan kata "akomodatif" pasar belum sepakat apakah hal itu berarti bank sentral akan lebih agresif atau tidak.
[Gambas:Video CNBC]
Pernyataan itu bagai menyiram air es ke pasar. Indeks-indeks acuan Wall Street sontak melemah. Dow Jones Industrial Average turun 0,4% ke 26.385,28, S&P 500 melemah 0,33% menjadi 2.905,97, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,21% ke level 7.990,37 pada penutupan perdagangan hari Rabu.
John Briggs, kepala strategi di NatWest Markets, mengatakan pasar obligasi mengharapkan nada yang lebih agresif, atau hawkish, dari The Fed. Namun mereka tidak mendapatkannya.
![]() |
Tom Simons, kepala ekonom pasar uang di Jefferies, mengatakan The Fed tampaknya tidak mengubah pesannya.
"Semua ini adalah rangkaian kejadian yang telah disebutkan sebelumnya. Bagi saya, sepertinya pasar sedang mencoba untuk mencari tahu arah mana yang harus dimasuki, dan kebingungan itu bersumber dari fakta bahwa sebenarnya tidak ada perubahan pesan dari The Fed."
Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Advisors, mengatakan kenaikan pasar saham memudar setelah Powell menjadikan perubahan bahasa itu sebagai sesuatu yang bermakna dan berfokus pada cara The Fed memandang ekonomi setelah keuntungan awal dari stimulus fiskal.
"Saya pikir reaksinya adalah bahwa penghapusan akomodatif merupakan sinyal dari mereka yang semakin mendekati tingkat netral," katanya.
"Saya pikir pada konferensi pers pasca-pertemuan, apa yang mereka dapatkan adalah 'Kami tidak benar-benar setuju dengan gagasan bahwa pertumbuhan akan terwujud setelah pengaruh kebijakan fiskal memudar.' Saya pikir itu adalah pukulan berat bagi pasar saham."
![]() |
Dalam proyeksi kuartalan terbarunya, para pejabat FOMC memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS akan mencapai 3,1% di tahun ini, naik dari perkiraan yang dibuat di bulan Juni sebesar 2,8%.
Proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2019 juga dinaikkan menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,4%. Perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2020 tidak berubah di 2%, CNBC International melaporkan.
FOMC juga merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2021, sesuatu yang kali pertama mereka lakukan. PDB AS diperkirakan akan tumbuh 1,8% di tahun tersebut.
"The Fed melihat pertumbuhan ekonomi di 2021 yang melambat, dan ini untuk kali pertama mereka mengatakannya," kata Mark Cabana, kepala short rate strategy untuk AS di Bank of America Merrill Lynch. "Saya kira keyakinan mengenai berapa lama perekonomian diperkirakan tetap kuat sedang memudar."
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular