Ini yang Diwaspadai Sri Mulyani Ketika Bunga Acuan AS Naik

Ratu Rina, CNBC Indonesia
27 September 2018 12:06
Bank Sentral AS baru saja menaikkan suku bunganya 25 bps. Pada akhir Desember 2018, diproyeksikan satu lagi kenaikan bunga.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Federal Reseve (The Fed) atau Bank Sentral AS baru saja menaikkan suku bunganya 25 basis poin (bps) hari ini. Pada akhir Desember 2018, diproyeksikan satu lagi kenaikan bunga acuan.

Sementara di 2019, The Fed diproyeksi masih akan menaikkan lagi minimal 2 kali. Apa dampaknya ke Indonesia dan hal apa yang harus diantisipasi?

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan pemerintah tetap menjaga fundamental perekonomian Indonesia di tengah pembalikkan modal ke AS akibat kenaikan bunga.
Ini yang Diwaspadai Sri Mulyani Ketika AS Naikkan Bunganya Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

"Kita cukup kuat, terus menerus dari sisi kemampuan untuk ada perubahan yang kita sebenarnya sudah membacanya. Kalau The Fed kan sudah menyampaikan akan menaikkan 4 kali jadi kita sudah tahu path-nya," ungkap Sri Mulyani di Hotel Raffles, Jakarta (27/9/2018).

"Tahun depan masih akan dipertimbangkan 2 kali lagi dinaikkan jadi kita sudah mulai meng-adjust bahwa bunga The Fed yang akan menuju kepada 3%," imbuhnya.


Apa yang harus diwaspadai?

"Itu berarti dari sisi perekonomian kita harus melihat bagaimana sensitivitasnya terhadap kegiatan ekonomi. Kemudian kalau kita lihat tightening dari capital kita harus antisipasi dari sisi capital account kita," papar Sri Mulyani.

Pemerintah dari sisi external balance akan terus menyeimbangkan antara Defisit Transaksi Berjalan (CAD/Current Account Deficit) dan capital account. "Sehingga kegiatan naik-turunnya nilai tukar maupun dari sisi cadangan devisa bisa tetap terjaga dari stabilitas," tuturnya.
Adanya perubahan di ekonomi global, sambung Sri Mulyani pasti menimbulkan reaksi. Namun, sejauh reaksinya normal atau tidak drastis, maka dianggap hal biasa.

"Namun kita akan menjaga jangan sampai perubahan itu kemudian menimbulkan volatilitas terlalu besar yang akan mengganggu stabilitas," kata Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNBC]
Sri Mulyani juga mengatakan, dirinya terus berkomunikasi dengan para pelaku pasar dan menjaga ekspektasi ke depan secara positif melalui kuatnya fundamental Indonesia.

"Tapi perekonomian Indonesia cukup fleksibel dan lentur. Cukup memiliki daya tahan, untuk mengabsorb perubahan itu tanpa harus menyebabkan seluruh kegiatan ekonomi mengalami perubahan yang drastis," kata Sri Mulyani.



(dru/wed) Next Article Sri Mulyani: Situasi Berubah, Likuditas Ketat & Bunga Naik

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular