
Stimulus & Jurus The Fed Tak Ampuh, IHSG Ambles 3,5%
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 March 2020 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ambles di perdagangan sesi I Senin (16/3/2020) meski serangkaian stimulus sudah dikucurkan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG dibuka stagnan di level 4.907,571, tetapi tidak lama langsung ambles 3,99% ke 4.904,536, mendekati level terendah sejak Februari 2016 di 4639,914 yang dicapai Jumat (13/3/2020) pekan lalu.
Berdasarkan data dari RTI, nilai transaksi Rp 2,04 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 279,94 miliar.
Stimulus fiskal yang diumumkan oleh pemerintah pada Jumat lalu belum mampu mengangkat kinerja bursa pada hari ini. Stimulus tersebut terdiri dari:
Untuk memberikan stimulus ini, pemerintah memperkirakan defisit anggaran 2020 bisa bertambah menjadi sekitar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, rencana defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 adalah 1,76% PDB.
"Itu Rp 125 triliun sendiri (tambahan defisit). Belanja tidak direm tapi penerimaan turun. Kita akan lihat APBN memberikan dampak suportif kepada ekonomi hampir 0,8% PDB," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Setelah pengumuman tersebut, IHSG yang sebelumnya ambles lebih dari 5% perlahan bangkit, dan mengahiri perdagangan Jumat dengan menguat 0,24%.
Tetapi pada hari ini, IHSG kembali terperosok ke zona merah, hal tersebut menunjukkan sentimen pelaku pasar masih belum bagus meski pemerintah sudah menggelontorkan stimulus.
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG dibuka stagnan di level 4.907,571, tetapi tidak lama langsung ambles 3,99% ke 4.904,536, mendekati level terendah sejak Februari 2016 di 4639,914 yang dicapai Jumat (13/3/2020) pekan lalu.
Berdasarkan data dari RTI, nilai transaksi Rp 2,04 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 279,94 miliar.
- Relaksasi Pajak Penghasilan (PPh) 21 melalui skema Ditanggung Pemerintah (DTP) kepada seluruh sektor industri pengolahan. Diberlakukan selama enam bulan untuk karyawan dengan gaji di bawah Rp 200 juta/bulan.
- Relaksasi PPh 22 impor untuk 19 sektor di industri pengolahan dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE). Berlaku selama enam bulan.
- Relaksasi PPh 25 dengan bentuk pengurangan pajak korporasi sebesar 30% untuk industri pengolahan. Berlaku selama enam bulan.
- Relaksasi restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berupa bebas audit dan tanpa plafon untuk 19 industri tertentu selama enam bulan.
Untuk memberikan stimulus ini, pemerintah memperkirakan defisit anggaran 2020 bisa bertambah menjadi sekitar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, rencana defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 adalah 1,76% PDB.
"Itu Rp 125 triliun sendiri (tambahan defisit). Belanja tidak direm tapi penerimaan turun. Kita akan lihat APBN memberikan dampak suportif kepada ekonomi hampir 0,8% PDB," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Setelah pengumuman tersebut, IHSG yang sebelumnya ambles lebih dari 5% perlahan bangkit, dan mengahiri perdagangan Jumat dengan menguat 0,24%.
Tetapi pada hari ini, IHSG kembali terperosok ke zona merah, hal tersebut menunjukkan sentimen pelaku pasar masih belum bagus meski pemerintah sudah menggelontorkan stimulus.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular