Respons RI Hadapi Gejolak Ekonomi Global: Penyesuaian

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
04 October 2018 06:53
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Indonesia merespons berbagai ketidakpastian ekonomi global hanya dengan satu tema, yakni penyesuaian.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadir Konferensi Pers RAPBN KiTa (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Indonesia merespons berbagai ketidakpastian ekonomi global hanya dengan satu tema, yakni penyesuaian.

Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam seminar UOB Economic Outlook 2019 di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (3/10/2018).



"Penyesuaian adalah tema yang sangat besar saat memasuki tahun 2018," tuturnya.

Ia mengaku tahun 2018 memang cukup berat dilalui karena dinamika dunia yang cukup tinggi. Sebab, tren proteksionisme dan normalisasi suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/The Fed menyebabkan kondisi likuiditas ketat.

Alhasil, proyeksi perekonomian global pun diramal akan menurun. Sri Mulyani berpendapat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) akan merevisi outlook perekonomian globalnya dalam pertemuan tahunan di Bali pekan depan.

"Secara global, dan saya yakin [Direktur Pelaksana IMF] Christine Lagarde next week di Bali pasti akan umumkan outlook untuk global economic growth. Dan saya sudah melihat tanda-tandanya melalui pidato dan pernyataan Lagarde di berbagai kesempatan, kemungkinan akan terjadi revisi ke bawah," ujarnya.

"Ini disebabkan karena dinamika ekonomi tahun 2018 menunjukkan perdagangan global akan melambat, yang tadinya growth 5,1% di tahun 2017, tahun 2018 dan 2019 akan merosot ke 4,8% dan 4,5% untuk tahun 2019."

Respons RI Hadapi Gejolak Ekonomi Global: PenyesuaianFoto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Gejolak perekonomian global akan menyebabkan pertumbuhan perdagangan global menurun dan mempengaruhi negara-negara yang mengandalkan perdagangan sebagai mesin pertumbuhan, katanya.

Maka dari itu, pemerintah memantau ketat dinamika yang sedang terjadi supaya bisa menyesuaikan kebijakan ekonomi dalam negeri. Sri Mulyani mengatakan kebijakan fiskal adalah instrumen yang harus dibuat fleksibel untuk menghadapi gejolak ekonomi. Misalnya jika guncangan datang, maka kebijakan fiskal perlu dilonggarkan.

"Fiskal kita adalah instrumen, bukan tujuan. Jadi dalam menghadapi ekonomi, semua instrumen harus dibuat fleksibel karena ekonomi selalu dinamis," katanya.

Sri Mulyani menutup pidatonya dengan mengibaratkan perekonomian sebagai perjalanan mengendarai mobil, yang harus mampu menghadapi berbagai medan untuk sampai di tujuan.



"Kadang hadapi hari mulus dan cerah, kadang berbelok dan menukik tajam. Harus make sure bisa bermanuver. Hadapi jalan berlubang, hurricane atau bahkan tsunami, make sure mobil dan seluruh instrumen fleksibel," jelasnya.

"Kadang slowing down, manuver, but we are optimist that the car is going to the goal of Indonesia [tetapi kita optimis mobilnya akan sampai di tujuan Indonesia]: masyarakat adil dan makmur."
(prm) Next Article Sri Mulyani: Situasi Berubah, Likuditas Ketat & Bunga Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular