
Sri Mulyani Pamer Angka Kemiskinan Hingga APBN yang Oke!
Rehia Sebayang & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 October 2018 10:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memamerkan kondisi ekonomi makro yang terjaga di tengah gejolak dan dinamika global.
Mantan Direktur Pelaksana di Bank Dunia ini menyebut isu struktural dalam negeri secara bertahap membaik.
"Tidak hanya growth momentum yang cukup kuat. Isu-isu struktural terjadi perbaikan. Angka pengangguran 5,13% di mana ini angka terendah dalam 2 dekade terakhir," kata Sri Mulyani dalam sebuah seminar Economic Outlook yang diselenggarakan UOB di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
"Angka kemiskinan 9%, ini structurally ada improvement yang dirasakan masyarakat," imbuhnya.
Sementara, data terakhir yakni Inflasi menurut Sri Mulyani terjaga di bawah 3%. Hal ini dikarenakan harga bahan pangan yang cukup terkendali.
"Kalau lihat dinamika sektor riil dan struktural yang positif, ini sesuatu yang harus dijaga. Pemerintah harus jaga apa yang disebut swing," tutur Sri Mulyani.
Dari sisi APBN 2018 realisasi secara keseluruhan, Menkeu mengatakan defisit hingga periode terakhir hanya 1% sejauh ini. Menurutnya, defisit tersebut juga terendah sejak 2013.
"Primary Balance (Keseimbangan Primer) juga positif Rp 11,6 triliun. Ini tidak pernah terjadi dalam 4 tahun terakhir," paparnya.
"Selain itu, pendapatan negara juga tumbuh 18,6% dipengaruhi dari pajak yang tumbuh 16,5%. Ini pertumbuhan tertinggi dari sisi penerimaan perpajakan," katanya.
(dru/dru) Next Article Akan Ada Kebijakan Baru dari Sri Mulyani, Ini Bocorannya
Mantan Direktur Pelaksana di Bank Dunia ini menyebut isu struktural dalam negeri secara bertahap membaik.
"Tidak hanya growth momentum yang cukup kuat. Isu-isu struktural terjadi perbaikan. Angka pengangguran 5,13% di mana ini angka terendah dalam 2 dekade terakhir," kata Sri Mulyani dalam sebuah seminar Economic Outlook yang diselenggarakan UOB di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
![]() |
Sementara, data terakhir yakni Inflasi menurut Sri Mulyani terjaga di bawah 3%. Hal ini dikarenakan harga bahan pangan yang cukup terkendali.
"Kalau lihat dinamika sektor riil dan struktural yang positif, ini sesuatu yang harus dijaga. Pemerintah harus jaga apa yang disebut swing," tutur Sri Mulyani.
Dari sisi APBN 2018 realisasi secara keseluruhan, Menkeu mengatakan defisit hingga periode terakhir hanya 1% sejauh ini. Menurutnya, defisit tersebut juga terendah sejak 2013.
"Primary Balance (Keseimbangan Primer) juga positif Rp 11,6 triliun. Ini tidak pernah terjadi dalam 4 tahun terakhir," paparnya.
"Selain itu, pendapatan negara juga tumbuh 18,6% dipengaruhi dari pajak yang tumbuh 16,5%. Ini pertumbuhan tertinggi dari sisi penerimaan perpajakan," katanya.
(dru/dru) Next Article Akan Ada Kebijakan Baru dari Sri Mulyani, Ini Bocorannya
Most Popular