
Sri Mulyani Bicara (Lagi) Dampak Dinamika Global ke Indonesia
Rehia Sebayang & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 October 2018 10:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara kunci dalam sebuah seminar UOB Economic Outlook 2019.
Secara lengkap Sri Mulyani menjelaskan apa yang tengah terjadi di dunia dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.
"Saya ingin share kondisi ekonomi dan respons Indonesia melihat situasi yang berubah," kata Sri Mulyani di Raffles Hotel, Rabu (3/10/2018).
Dijelaskan Sri Mulyani, tahun 2018 cukup berat untuk dilalui karena dinamika di dunia cukup tinggi. Tren proteksionisme dan normalisasi suku bunga AS atau The Fed membuat likuiditas ketat.
"Kalau Fed normalisasi berarti interest rate meningkat dan likuiditas ketat," katanya.
Pemerintahan AS yang dikomandoi Presiden Donald Trump melakukan kebijakan yang ekspansif dibandingkan pemerintahan sebelumnya.
"Ini membuat dinamika tersendiri. Kenaikan bunga AS, kebijakan yang ketat, dan trade war," katanya.
"Kemungkinan IMF akan merevisi ke bawah outlook perekonomian global. Di 2017 5,1% kemarin dan di 2018 dan 2019 masing-masing merosot ke 4,8% dan 4,9%."
Penurunan proyeksi ekonomi global ini mempengaruhi seluruh negara di dunia. Sri Mulyani melanjutkan, negara berkembang pasti mengandalkan perdagangan sebagai engine of growth.
"Maka jika pertumbuhan ekonomi global melambat, pasti pengaruh ke perdagangan dalam negeri," katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani masih optimistis, di tengah dinamika global tersebut, ekonomi Indonesia masih akan tumbuh hingga 5,2% di 2018.
"Dengan melihat dinamika ekonomi tumbuh 5,2% di 2018," tuturnya.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Situasi Berubah, Likuditas Ketat & Bunga Naik
Secara lengkap Sri Mulyani menjelaskan apa yang tengah terjadi di dunia dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.
"Saya ingin share kondisi ekonomi dan respons Indonesia melihat situasi yang berubah," kata Sri Mulyani di Raffles Hotel, Rabu (3/10/2018).
![]() |
Dijelaskan Sri Mulyani, tahun 2018 cukup berat untuk dilalui karena dinamika di dunia cukup tinggi. Tren proteksionisme dan normalisasi suku bunga AS atau The Fed membuat likuiditas ketat.
Pemerintahan AS yang dikomandoi Presiden Donald Trump melakukan kebijakan yang ekspansif dibandingkan pemerintahan sebelumnya.
"Ini membuat dinamika tersendiri. Kenaikan bunga AS, kebijakan yang ketat, dan trade war," katanya.
"Kemungkinan IMF akan merevisi ke bawah outlook perekonomian global. Di 2017 5,1% kemarin dan di 2018 dan 2019 masing-masing merosot ke 4,8% dan 4,9%."
Penurunan proyeksi ekonomi global ini mempengaruhi seluruh negara di dunia. Sri Mulyani melanjutkan, negara berkembang pasti mengandalkan perdagangan sebagai engine of growth.
"Maka jika pertumbuhan ekonomi global melambat, pasti pengaruh ke perdagangan dalam negeri," katanya.
Lebih jauh Sri Mulyani masih optimistis, di tengah dinamika global tersebut, ekonomi Indonesia masih akan tumbuh hingga 5,2% di 2018.
"Dengan melihat dinamika ekonomi tumbuh 5,2% di 2018," tuturnya.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Situasi Berubah, Likuditas Ketat & Bunga Naik
Most Popular