Rupiah Melemah Lawan Dolar AS, Bank Untung Sekaligus Buntung

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 September 2018 08:33
Pelemahan nilai tukar membuat transaksi forex dah hedging meningkat menjadi sumber pendapatan bank.
Foto: detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Puncaknya, nilai tukar rupiah menembus angka Rp 14.700/dolar Amerika Serikat pada Jumat, 31 Agustus 2018.

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tentunya berdampak kepada banyak industri. Salah satunya, bagi perbankan. Namun bagi bank, dampak tersebut bisa berupa dampak negatif dan juga dampak positif.

Lalu, seperti apakah dampak nilai tukar rupiah bagi bank sebenarnya?

- Dampak positif

Chief Economist PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah bisa menguntungkan bank. Pasalnya, korporasi meningkatkan transaksi derivatifnya untuk kegiatan ekspor dan impor.

"Impor yang melonjak membuat importir meningkatkan hedging-nya ke bank," ucap dia.



Hedging merupakan transaksi lindung nilai di mana importir berusaha untuk memastikan nilai tukar rupiah ketika mata uang garuda ini mengalami depresiasi atau pelemahan dan kepastian pasokan valuta asing (valas).



- Dampak Negatif

Namun selain menimbulkan dampak positif, pelemahan nilai tukar rupiah tentunya membawa dampak negatif terhadap perbankan. Dampak tersebut adalah dari sisi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan likuiditas yang mengetat.

Presiden Direktur PT. Bank Central Asian (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, pelemahan rupiah yang berlangsung dalam waktu lama bisa mempengaruhi NPL perbankan.

"(NPL) bisa naik karena bahan baku naik, bahan bakar juga bakal naik. Lalu apabila harga pokok naik, belum tentu bisa menaikkan harga karena daya beli kurang, jadi cashflow bisa terganggu,"kata dia.


(roy) Next Article Rupiah Melemah, Bank Meraup Untung Dari Forex & Hedging

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular