
Rupiah Melemah, Bank Meraup Untung Dari Forex & Hedging
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 September 2018 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Jakarta, CNBC Indonesia-Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan pasar hari ini rupiah berada di kisaran Rp 14.735/dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tentunya berdampak kepada banyak industri. Salah satunya, bagi perbankan. Namun bagi bank, dampak tersebut bisa berupa dampak negatif dan juga dampak positif.
Chief Economist PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah bisa menguntungkan bank. Pasalnya, korporasi meningkatkan transaksi derivatifnya untuk kegiatan ekspor dan impor.
"Impor yang melonjak membuat importir meningkatkan hedging-nya ke bank," ucap dia.
Keuntungan bank dalam transaksi foreign exchange didapatkan dari selisih kurs. Saat ini bahkan beberapa bank sudah menjual dolar AS dikisaran Rp 14.900. Bank tersebut adalah Bank BNI Rp 14.950/US$ dan Bank BCA Rp 14.970/US$.
(roy) Next Article Rupiah Melemah Lawan Dolar AS, Bank Untung Sekaligus Buntung
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tentunya berdampak kepada banyak industri. Salah satunya, bagi perbankan. Namun bagi bank, dampak tersebut bisa berupa dampak negatif dan juga dampak positif.
Keuntungan bank dalam transaksi foreign exchange didapatkan dari selisih kurs. Saat ini bahkan beberapa bank sudah menjual dolar AS dikisaran Rp 14.900. Bank tersebut adalah Bank BNI Rp 14.950/US$ dan Bank BCA Rp 14.970/US$.
Hedging merupakan transaksi lindung nilai di mana importir berusaha untuk memastikan nilai tukar rupiah ketika mata uang garuda ini mengalami depresiasi atau pelemahan dan kepastian pasokan valuta asing (valas).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total pendapatan operasional selain bunga pada Juni 2018 mencapai Rp 136,42 triliun, meningkat dibandingkan Juni 2017 yang mencapai Rp 120,51 triliun.
Adapun kontributor utama dari pendapatan operasional tersebut adalah peningkatan pendapatan dari transaksi spot dan derivatif. Per Juni 2018, transaksi spot dan derivatif mencapai Rp 67,76 triliun atau meningkat 15,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 58,74 triliun.
Adapun kontributor utama dari pendapatan operasional tersebut adalah peningkatan pendapatan dari transaksi spot dan derivatif. Per Juni 2018, transaksi spot dan derivatif mencapai Rp 67,76 triliun atau meningkat 15,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 58,74 triliun.
(roy) Next Article Rupiah Melemah Lawan Dolar AS, Bank Untung Sekaligus Buntung
Most Popular