
BI Incar Spekulan yang Bikin Rupiah Anjlok
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 September 2018 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) bakal mengincar para spekulan 'nakal' yang menganggu stabilitas nilai tukar dengan cara mengambil untung besar.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, koordinasi bersama pemangku kepentingan terkait untuk melacak tingkah laku para spekulan yang menyebabkan nilai tukar melemah akan dilakukan.
"Untuk itu kami bersama OJK [Otoritas Jasa Keuangan] akan cek ke bank," kata Perry di gedung parlemen, Selasa (4/9/2018).
Beberapa bulan sebelumnya, bank sentral bersama OJK mengaku telah mengecek langsung ke bank untuk mengetahui apakah ada perilaku mencurigakan dalam transaksi valas.
Namun, berdasarkan hasil pemantauan kedua otoritas, - khususnya semenjak kejadian krisis Turki dan Argentina - bank sentral maupun OJK belum menemukan adanya indikasi spekulan.
"Sejak terjadi krisis Turki dan Argentina, kami cek ke bank. Kami tidak menemukan pembelian valas tanpa underlying," kata Perry.
"PBI sudah ada. Setiap pembelian valas ada underlying. Itu yang kami lakukan bersama OJK. Sekarang, fokusnya stabilisasi nilai tukar," tegasnya.
Sebagai informasi, kabar yang beredar menyebutkan, para eksportir secara sengaja menahan dolar AS demi mencari keuntungan. Hal tersebut, pada akhirnya membuat likuiditas mengetat.
"Eksportir tidak mau melepas dolar AS. Mereka mematok di level kurs di atas Rp 14.850/US$. Kalau sudah lebih, baru mau melepas. Jadi stok dolar AS di pasar kurang," bisik seorang pejabat negara yang tak ingin disebutkan namanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menegaskan bakal memantau ketat pergerakan para spekulan di pasar, dan tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang dianggap merugikan
"Kami akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar. Mana-mana yang transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate," kata Sri Mulyani
"Kalau tidak legitimate, kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," tegasnya.
(roy) Next Article Breaking News! Dolar AS Tembus Rp 15.000
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, koordinasi bersama pemangku kepentingan terkait untuk melacak tingkah laku para spekulan yang menyebabkan nilai tukar melemah akan dilakukan.
"Untuk itu kami bersama OJK [Otoritas Jasa Keuangan] akan cek ke bank," kata Perry di gedung parlemen, Selasa (4/9/2018).
"Sejak terjadi krisis Turki dan Argentina, kami cek ke bank. Kami tidak menemukan pembelian valas tanpa underlying," kata Perry.
"PBI sudah ada. Setiap pembelian valas ada underlying. Itu yang kami lakukan bersama OJK. Sekarang, fokusnya stabilisasi nilai tukar," tegasnya.
Sebagai informasi, kabar yang beredar menyebutkan, para eksportir secara sengaja menahan dolar AS demi mencari keuntungan. Hal tersebut, pada akhirnya membuat likuiditas mengetat.
"Eksportir tidak mau melepas dolar AS. Mereka mematok di level kurs di atas Rp 14.850/US$. Kalau sudah lebih, baru mau melepas. Jadi stok dolar AS di pasar kurang," bisik seorang pejabat negara yang tak ingin disebutkan namanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menegaskan bakal memantau ketat pergerakan para spekulan di pasar, dan tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang dianggap merugikan
"Kami akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar. Mana-mana yang transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate," kata Sri Mulyani
"Kalau tidak legitimate, kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," tegasnya.
(roy) Next Article Breaking News! Dolar AS Tembus Rp 15.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular