Analis: Banjir Sentimen Negatif, IHSG Berpotensi Terkoreksi
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
03 September 2018 08:04
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat (31/8/2018) terkoreksi 0,01% ke level 6.018. Koreksi ini diperkirakan akan berlanjut hari ini seiring dengan banyaknya sentimen negatif yang menekan IHSG.
Berdasarkan riset dari MNC Sekuritas, selama Agustus 2018, IHSG turun 0,25% disertai net selling asing sebesar Rp 2,18 triliun. Dari data tersebut, IHSG secara year to date melemah 5.31% dan net sell asing tercatat Rp 49,67 triliun.
Lebih lanjut, dari sembilan sektor yang ada di Bursa Indonesia, hanya ada dua sektor yang membukukan kinerja positif sementara tujuh sektor lainnya turun. Melihat hal tersebut, IHSG pada perdagangan Senin (3/9/2018) diperkirakan bergerak dalam range sempit dan cenderung turun seiring turunnya indeks Dow Jones di Wall Street, pergerakan harga nikel, timah, minyak, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang menuju level Rp 14.800-an/US$.
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas menilai pergerakan indeks hari masih di pengaruhi sentimen eksternal antara lain sentimen tarif dagang antar AS dan China, dan hasil perundingan antara AS dan Kanada terkait perdagangan bebas Amerika Utara yang tidak mencapai kesepakatan.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan ingin melanjutkan rencana memberlakukan tarif pada US$200 miliar kepada impor China. Krisis keuangan di Turki dan Argentina juga masih menjadi fokus perhatian pasar saat ini.
Pelemahan rupiah juga merupakan yang terburuk sejak 1998 dan masih akan berpotensi untuk turun sepanjang tahun ini. Bank Indonesia menghabiskan US$4,71 miliar untuk intervensi di pasar keuangan dan Rp 4,1 triliun untuk pasar obligasi, tulis Kiwoom.
Secara teknikal, indeks IHSG memiliki potensi terkoreksi dengan support dan resisten di level 5.966-6.043.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Berdasarkan riset dari MNC Sekuritas, selama Agustus 2018, IHSG turun 0,25% disertai net selling asing sebesar Rp 2,18 triliun. Dari data tersebut, IHSG secara year to date melemah 5.31% dan net sell asing tercatat Rp 49,67 triliun.
Lebih lanjut, dari sembilan sektor yang ada di Bursa Indonesia, hanya ada dua sektor yang membukukan kinerja positif sementara tujuh sektor lainnya turun. Melihat hal tersebut, IHSG pada perdagangan Senin (3/9/2018) diperkirakan bergerak dalam range sempit dan cenderung turun seiring turunnya indeks Dow Jones di Wall Street, pergerakan harga nikel, timah, minyak, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang menuju level Rp 14.800-an/US$.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan ingin melanjutkan rencana memberlakukan tarif pada US$200 miliar kepada impor China. Krisis keuangan di Turki dan Argentina juga masih menjadi fokus perhatian pasar saat ini.
Pelemahan rupiah juga merupakan yang terburuk sejak 1998 dan masih akan berpotensi untuk turun sepanjang tahun ini. Bank Indonesia menghabiskan US$4,71 miliar untuk intervensi di pasar keuangan dan Rp 4,1 triliun untuk pasar obligasi, tulis Kiwoom.
Secara teknikal, indeks IHSG memiliki potensi terkoreksi dengan support dan resisten di level 5.966-6.043.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Most Popular