United Tractor Akuisisi Martabe, Astra Suntikkan Rp 17 T

Market - Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 August 2018 12:09
Akuisisi tambang Martabe akan membuat anak usaha Astra, United Tractor memperbesar bisnis non batu bara. Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) menargetkan untuk menambahkan nilai investasi perseroan sebesar Rp 15-17 triliun menyusul dengan rencana anak usahanya yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) yang akan mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources.

Direktur Utama Astra International Prijono Sugiarto mengatakan jumlah investasi tersebut merupakan nilai investasi untuk akhir tahun hingga awal tahun mendatang. Komposisi penggunaan dana investasi juga bukan hanya untuk akuisisi yang dilakukan UNTR.

"Jadi ini kan bisa meningkat investasi dengan UNTR mau akuisisi tambang martabe kalau misalnya beneran closing di akhir tahun ini atau awal tahun depan kan US$ 1,2 miliar jadi pasti akan melonjak," ujarnya paska paparan publik di acara Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).

Sementara itu, target dana anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini diperkirakan masih berkisar antara Rp 21 triliun hingga Rp 2 triliun. Dimana pada tahun lalu, ASII mengganggarkan belanja modal senilai Rp 15 triliun.

Nantinya penggunaan dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis sekitar tujuh segmen udaha yang dimiliki perseroan.

Namun, paska akuisisi tambang emas tersebut, perseroan memperkirakan jumlah kontribusi yang diberikan oleh UNTR khususunya diluar tambang batu bara dapat meningkat di tahun berikutnya.

"Kami kan menyadari jadi ini UNTR itu ketergantungan dengan batu bara, jadi diharapkan juga dengan pengambilan satu tambang emas terbaik di Indonesia ini bisa mengurangi ketergantungan itu. Kami akan hitung dulu nilai kontribusi pastinya," tambah Prijono.

Pada semester I tahun ini, perseroan mencatatkan kenaikan 11% laba bersih secara year on year (YoY) menjadi Rp 10,4 triliun. Pendapatan perseroan juga meningkat 15% yoy menjadi Rp 112,6 triliun pada semester I 2018.

Hingga periode tersebut, tercatat utang bersih perseroann di luar grup anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp 6,6 triliun dibandingkan dengan nilai kas bersih perusahaan sebesar Rp 2,7 triliun pada akhir 2017.

Hal tersebut disebabkan oleh investasi grup pada bisnis jalan tol dan kepada Go-Jek ditambah dengan belanja modal pada bisnis kontraktor pertambangan.

Sedangkan nilai aset bersih perseroan tercatat naik 3% menjadi 3,15 triliun pada semester I tahun ini. Sementara itu, anak perusahaan ASII segmen jasa keuangan mencatat utang bersih senilai Rp 47,9 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2017 senilai Rp 46,1 triliun.


Artikel Selanjutnya

Ini Penyebab Laba Astra Turun 2% di Kuartal I-2018


(roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading