
United Tractors: Akuisisi Tambang Martabe Selesai Akhir Tahun
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
27 August 2018 18:06

Jakarta, CNBC Indonesia - PT United Tractors Tbk (UNTR) memperkirakan proses akuisisi tambang emas Martabe milik PT Agrincourt resources (PTAR) akan rampung paling cepat akhir tahun ini.
Presiden Direktur Perseroan Gidion Hasan mengatakan United Tractors masih berlangung proses konsolidasi dan juga menunggu persetujuan regulator.
"Jadi gini, kami berharap closing transaksi paling cepat Desember dan paling molor Januari kira-kira. Kami masih nunggu approval dari regulator, jadi sekitar 4-5 bulan lah," ungkapnya dalam public expose dalam acara Investor Summit 2018, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/18).
"Pendanaan itu dari kas kami, jadi kami itu kas konsolidasi masih cukup dan surplus. Tapi kami juga akan melakukan stand by funding dari bank sebagai dana siaga," tambahnya.
Diperkirakan, perseroan meraih sekitar US$ 412,5 juta yang diperoleh dari PTAR paska akuisisi tersebut dari 95% kepemilikan saham. Pada tahun lalu, tercatat laba bersih PTAR senilai US$ 150 juta dengan produksi emas sebanyak 351 ribu ons.
"Jadi kalau dampak produksi diperkirakan masih sama dengan tahun lalu yang diperoleh oleh tambang Martebe sehingga diharapkan tidak berubah," ungkap Gidion.
Sebagai tambahan informasi, PT Agincourt Resources merupakan sebuah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Satu-satunya site operasi perusahaan adalah Tambang Emas Martebe di Sumatera Utara.
Sebanyak 95% saham PT Agincourt Resources dimiliki oleh konsorsium investasi yang dipimpin oleh EMR Capital. Sementara, 5% saham lainnya dipegang oleh PT Artha Nugraha Agung, yang 70% sahamnya dimiliki oleh Kabupaten Tapanuli Selatan, dan 30% lainnya untuk Provinsi Sumatera Utara.
Namun, tidak hanya emas, PT Agincourt Resources juga menambang perak dari Martebe. Apabila ditotal antara emas dan perak, korporasi mampu mendulang pendapatan penjualan sebesar US$484,44 juta (sekitar Rp6,78 triliun menggunakan kurs Rp14.000/US$) pada tahun 2017. Jumlah itu meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya.
(hps) Next Article Video: Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?
Presiden Direktur Perseroan Gidion Hasan mengatakan United Tractors masih berlangung proses konsolidasi dan juga menunggu persetujuan regulator.
"Jadi gini, kami berharap closing transaksi paling cepat Desember dan paling molor Januari kira-kira. Kami masih nunggu approval dari regulator, jadi sekitar 4-5 bulan lah," ungkapnya dalam public expose dalam acara Investor Summit 2018, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/18).
Perseroan akan menggunakan kas internal untuk membiayai transaksi akuisisi dengan nilai mencapai US$ 918 juta tersebut. Hingga saat ini, dana kas internal perseroan senilai Rp 25 triliun dengan persiapan pinjaman dari perbankan sebagai dana siaga dalam proses akuisisi PTAR.
"Pendanaan itu dari kas kami, jadi kami itu kas konsolidasi masih cukup dan surplus. Tapi kami juga akan melakukan stand by funding dari bank sebagai dana siaga," tambahnya.
Diperkirakan, perseroan meraih sekitar US$ 412,5 juta yang diperoleh dari PTAR paska akuisisi tersebut dari 95% kepemilikan saham. Pada tahun lalu, tercatat laba bersih PTAR senilai US$ 150 juta dengan produksi emas sebanyak 351 ribu ons.
"Jadi kalau dampak produksi diperkirakan masih sama dengan tahun lalu yang diperoleh oleh tambang Martebe sehingga diharapkan tidak berubah," ungkap Gidion.
Sebagai tambahan informasi, PT Agincourt Resources merupakan sebuah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Satu-satunya site operasi perusahaan adalah Tambang Emas Martebe di Sumatera Utara.
Sebanyak 95% saham PT Agincourt Resources dimiliki oleh konsorsium investasi yang dipimpin oleh EMR Capital. Sementara, 5% saham lainnya dipegang oleh PT Artha Nugraha Agung, yang 70% sahamnya dimiliki oleh Kabupaten Tapanuli Selatan, dan 30% lainnya untuk Provinsi Sumatera Utara.
Namun, tidak hanya emas, PT Agincourt Resources juga menambang perak dari Martebe. Apabila ditotal antara emas dan perak, korporasi mampu mendulang pendapatan penjualan sebesar US$484,44 juta (sekitar Rp6,78 triliun menggunakan kurs Rp14.000/US$) pada tahun 2017. Jumlah itu meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya.
(hps) Next Article Video: Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?
Most Popular