
Digempur Produk China, Persaingan Alat Berat Sengit

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kontraktor tambang dan alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengakui bahwa persaingan dengan industri China menjadi ancaman yang sangat besar bagi emiten milik Grup Astra itu.
Direktur UNTR Loudy Irwanto Ellias mengatakan industri alat berat China yang menghadirkan merek baru membuat kompetisi semakin ketat. Namun begitu, United Tractors menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Yang pertama adalah kami mengadakan dengan prinsipal dual product line, strategi ini sudah beberapa tahun belakangan dilakukan, sehingga bisa mempertahankan market share. Kami membentuk sebuah produk lapis," kata Loudy dalam Public Expose Live BEI, Jumat (30/8/2024).
Kedua, United Tractors berupaya untuk mengarahkan produk unggulan ke segmen tertentu yang benar-benar tepat guna dan lebih ekonomis. Selain itu, produk unggulan perusahaan juga ditujukan ke segmen yang membutuhkan pekerjaan berat dan produktivitas tinggi.
Loudy melanjutkan, United Tractors menekankan nilai tambah atau added value untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kemudian, menerapkan digitalisasi yang memungkinkan para pelanggan memonitor fleet secara instan.
"Kami menerapkan preventive maintenance package, sudah mencapai 13 ribu jam, setara dengan 3 tahun. Jadi customer akan worry free dengan maintenance," pungkas Loudy.
Berkat kepercayaan pelanggan, Loudy mengatakan United Tractors dapat tetap mempertahankan market share, berada di level 28%-29%.
Pada kesempatan yang sama, Direktur UNTR Widjaja Kartika menyebut permintaan di pasar alat berat bakal naik dalam tiga bulan ke depan. Ini menjadi angin segar bagi perusahaan yang mencatatkan kontraksi pda penjualan, dikarenakan masa pemilu dan lebaran.
"Tetapi setelah pemilunya sukses dan RKAB dari coal dan nikel sudah berangsur dikeluarkan, maka kami mendapatkan cukup banyak permintaan, terutama di alat berat besar, agro sudah ada prospek baru. Sehingga kalau diprediksikan, terutama Komatsu, kita memprediksi permintan pasar akan sekitar 15.500 sampai 16.000," ujar Widjaja.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp 5,7 T Atau Rp 1.569/Saham