Ada Aksi Crossing Jumbo Rp 1,57 Triliun di Saham ASII, Harga Diskon

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
22 January 2024 16:01
Menara Astra. (Dok. Astra)
Foto: Menara Astra. (Dok. Astra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten holding Astra International (ASII) menjadi salah satu saham paling aktif dengan nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 580 miliar jelang penutupan perdagangan Senin (22/1/2024). Nilai tersebut hanya kalah dari catatan transaksi saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu yang tembus Rp 735 miliar lebih.

Dalam sepekan terakhir, saham ASII merosot hingga 4,52% sementara sepanjang tahun 2024 (year to date) telah turun 6,64%. Hingga menjelang penutupan perdagangan hari ini perdagangan saham ASII ambles 1,4% atau 75 poin ke level Rp 5.275 per sahamnya. Adapun kapitalisasi pasar ASII saat ini mencapai Rp 212,54 triliun.

Mengutip data Orogin, terdapat aksi crossing jumbo Rp1,57 triliun hari ini pada induk grup Astra tersebut. Harga tersebut dilaksanakan di harga diskon yakni di posisi harga Rp 5.097 per saham, atau jauh dari harga terendah pada perdagangan di pasar reguler yakni di Rp 5.250/saham.

Saham Astra diketahui mengalami koreksi signifikan, khususnya setelah terkuak skandal yang menimpa sejumlah pabrikan Jepang yang distribusinya di RI dipegang oleh ASII.

Isu miring tersebut adalah terkait skandal manipulasi uji keselamatan yang melibatkan Daihatsu Motor Co. Namun, manajemen menegaskan jika PT Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan sebesar 31,87%, sisanya dimiliki Daihatsu Motor Co., Ltd. dan Toyota Tsusho Corporation, sehingga ADM bukan merupakan perusahaan terkendali perseroan.

"Kami sudah memintakan tanggapan dan masukan dari ADM. Sementara terkait kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perseroan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak bersifat material." ujar Gita Tiffani Boer, Corporate Secretary PT Astra International Tbk, Kamis (4/1/2024).

Manajemen juga mengaku telah memberikan semua informasi yang bersifat material yang dapat mempengaruhi harga saham kepada BEI, dan senantiasa mematuhi setiap ketentuan peraturan perusahaan tercatat serta pasar modal mengenai keterbukaan informasi.

Sebagaimana diketahui, Daihatsu telah mengakui memalsukan hasil uji keselamatan selama lebih dari 30 tahun yang menyebabkan penghentian produksi di seluruh pabriknya di Jepang.

Dampaknya, Daihatsu diperkirakan harus menelan kerugian sekitar 100 miliar yen atau Rp10,9 triliun akibat penutupan pabrik serta pemberian kompensasi finansial kepada pemasok, menurut laporan Nikkei Asia.

Kementerian Transportasi Jepang sedang melakukan penyelidikan dan telah mengarahkan Daihatsu untuk menghentikan pengiriman sampai keamanan kendaraannya dapat diverifikasi.

Daihatsu belum memberikan informasi kapan produksi dalam negeri akan dilanjutkan, namun laporan berita sebelumnya mengindikasikan bahwa penghentian produksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir Januari 2024. Sedangkan untuk Indonesia dan Malaysia, produksi dan pengiriman sudah kembali berjalan.

ASII sendiri dikaitkan dengan skandal Daihatsu karena operasional Daihatsu di Indonesia berada di bawah naungan Astra Daihatsu Motor.

Skandal tersebut memang mengganggu operasional bisnis untuk sementara waktu. Pasca pengumuman skandal Toyota dan Daihatsu di Jepang, produksi mobil Daihatsu buatan Indonesia untuk pasar ekspor sempat ditangguhkan untuk sementara.

Namun, pada 22 Desember 2023, Toyota dan Daihatsu di Indonesia mengumumkan distribusi kembali normal, namun hanya untuk pasar domestik. Empat hari kemudian, Astra Daihatsu Motor juga terpantau kembali melakukan ekspor mobil Daihatsu secara bertahap ke lebih dari 60 negara tujuan.

Daihatsu memproduksi Avanza, Toyota Agya/Wigo, Toyota Rush, Toyota Raize dan Daihatsu Xenia di Indonesia.

Sementara itu, untuk pengaruh ke kinerja keuangan ASII secara konsolidasi ini diperkirakan tidak terlalu berdampak signifikan. Pasalnya, porsi Astra Daihatsu Motor terhadap penjualan dari segmen otomotif relatif kecil, yakni hanya sekitar 1%.

Melansir dari data laporan keuangan perusahaan hingga sembilan bulan pertama 2023, pendapatan bersih yang didapatkan dari pihak berelasi PT Astra Daihatsu Motor sebesar Rp2,4 triliun. Nilai tersebut hanya setara 1% saja dari total pendapatan

Selain itu, jika menilai secara operasional bisnis, ASII memiliki beberapa segmen bisnis yang beragam, tidak hanya otomotif.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Skandal Daihatsu dan Harga Saham Turun, Ini Bocoran Dividen Astra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular