
Ekspansi Usaha, WIKA Garap Proyek di Malaysia dan Filipina
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
27 August 2018 20:23

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menargetkan kontrak baru yang mencapai Rp 6 triliun dalam renovasi dan pembangunan sekitar enam bandar udara di Filipina.
Direktur Operasi III Perseroan Destiawan Soewardjono memperkirakan kontrak tersebut dirampungkan pada tahun ini, dengan masa konstruksi proyek selama 3-4 tahun sejak 2019 mendatang.
"Jadi ini masih dalam proses penjajakan kerja sama dengan lokal dan diharapkan dapat deal. Prosesnya itu masih jalan karena mereka mintanya public private partnership (PPP) untuk yang airport ini," ungkapnya usai acara Investor Summit 2018, Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/18).
Sementara itu, pihaknya menambahkan bahwa keenam bandar udara tersebut memiliki luas dan kapasitas yang kecil. Sehingga nilai proyek yang didapat menjadi tidak terlalu besar.
Pihak yang berasal dari Filipina tersebut meminta agar WIKA melakukan pembangunan, renovasi hingga pengembangan area bandara yang layak dan ingin disamakan dengan bandar udara kecil yang berada di Indonesia.
"Yang enam Bandara ini merek punya yang kecil-kecil, tapi sekarang sudah mulai tumbuh dan ingin direnovasi. Jadi mereka ingin transportasi udaranya berjalan baik kayak di Indonesia, tepatnya kayak bandara Lombok kelasnya," tambah Destiawan.
Selain proyek tersebut, perseroan saat ini juga sedang menyelesaikan proyek jalan tol milik Pemerintah Malaysia. Nilai proyek jalan tol di Serawak tersebut diperkirakan senilai Rp 40 triliun.
Saat ini proses kontrak dengan kedua belah pihak sedang berlangsung dan diperkirakan juga akan rampung pada tahun ini. Proses pengerjaan juga akan diselesaikan minimum selama tiga tahun mendatang.
"Jadi highway sepanjang Negara Bagian Serawak itu cukup besar, dengan nilai yang mencapai Rp 40 triliun. Jadi rencana pembangunan fisiknya direncanakan tahun depan jalan," ungkap Desti.
Direktur Operasi III Perseroan Destiawan Soewardjono memperkirakan kontrak tersebut dirampungkan pada tahun ini, dengan masa konstruksi proyek selama 3-4 tahun sejak 2019 mendatang.
Pihak yang berasal dari Filipina tersebut meminta agar WIKA melakukan pembangunan, renovasi hingga pengembangan area bandara yang layak dan ingin disamakan dengan bandar udara kecil yang berada di Indonesia.
"Yang enam Bandara ini merek punya yang kecil-kecil, tapi sekarang sudah mulai tumbuh dan ingin direnovasi. Jadi mereka ingin transportasi udaranya berjalan baik kayak di Indonesia, tepatnya kayak bandara Lombok kelasnya," tambah Destiawan.
Selain proyek tersebut, perseroan saat ini juga sedang menyelesaikan proyek jalan tol milik Pemerintah Malaysia. Nilai proyek jalan tol di Serawak tersebut diperkirakan senilai Rp 40 triliun.
Saat ini proses kontrak dengan kedua belah pihak sedang berlangsung dan diperkirakan juga akan rampung pada tahun ini. Proses pengerjaan juga akan diselesaikan minimum selama tiga tahun mendatang.
"Jadi highway sepanjang Negara Bagian Serawak itu cukup besar, dengan nilai yang mencapai Rp 40 triliun. Jadi rencana pembangunan fisiknya direncanakan tahun depan jalan," ungkap Desti.
(roy) Next Article Fitch Sebut Kinerja WIKA Kurang Memuaskan, Harga Saham Landai
Most Popular