
Ada B20, London Sumatra Target Produksi Sawit Naik 10%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
27 August 2018 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada tahun ini meningkat hingga 10% menjadi 1,4 juta ton. Pada 2017 perseroan tercatat memproduksi 1,27 juta ton TBS kelapa sawit.
Direktur Keuangan Perseroan Tan Agustinus Dermawan mengatakan peingkatan produksi tersebut sering dengan potensi aturan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20) yang ditetapkan pemerintah.
"Jadi rencana dari penggunaan B20 sudah terlihat dari produksi TBS kelapa sawit pada Juni 2018 yang tumbuh 8,7% year on year (YoY) menjadi 636 ribu ton. Jadi pertumbuhan ya 10%," ujar Tan usai Public Expose Investor Summit 2018, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/18).
Sementara itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan crude palm oil (CPO) hingga 8% pada tahun ini. Pada 2017, produksi CPO perseroan sebesar 389 ribu ton.
Tercatat, hingga semester I tahun ini produksi CPO perseroan sebanyak 186 ribu ton atau meningkat 3,5% secara YoY dibandingkan pada produksi CPO semester I 2017 sebanyak 180 ribu ton.
"Jadi untuk produk CPO sendiri masih kami jual ke grup kami untuk selanjutnya dipakai untuk minyak goreng dan produk lainnya. Jadi kami memang pengembangannya terus ke consumer goods-nya," tambah Tan.
Namun lebih lanjut, dengan hasil produksi yang seluruhnya didistribusikan kepada grup usaha, maka perseroan memperkirakan bahwa potensi penggunaan B20 yang berasal dari produk usahanya tidak akan berjalan maksimal. Mengingat kapasitas yang belum memadai untuk distribusi produk ke arah tersebut.
"Bisa dibilang kalau Lonsum ini kan produk-produknya masih diproses untuk grup sendiri, jadi ya kapasitas kami sebenarnya ga cukup kesana," ungkap Tan.
Joint Venture
Sementara itu, perseroan berencana untuk memasok bahan baku jenis kakao perseroan kepada induk usahanya yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang membentuk usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan asal Jepang.
Dalam rencana tersebut, diperkirakan LSIP akan mendistribusikan seluruh kakao tersebut dari lahan yang dimiliki perseroan saat ini. Diantaranya lahan yang berada di Provinsi Jawa Timur seluas 2 ribu hektar dan di Sulawesi Utara seluas 600 hektar.
"Kalau JV ini kita akan mencoba produk Lonsum jadi untuk produk kakao dimasukkan ke dalam JV yang dilakukan oleh Ivomas. Jadi produknya cokelat bukan bubuk ya," ungkap Tan.
Lebih lanjut, diperkirakan perusahaan patungan milik SIMP tersebut akan mulai beroperasi pada 2020 mendatang.
(hps/hps) Next Article Asyik! Permintaan CPO India Dongkrak Saham Sawit & IHSG
Direktur Keuangan Perseroan Tan Agustinus Dermawan mengatakan peingkatan produksi tersebut sering dengan potensi aturan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20) yang ditetapkan pemerintah.
"Jadi rencana dari penggunaan B20 sudah terlihat dari produksi TBS kelapa sawit pada Juni 2018 yang tumbuh 8,7% year on year (YoY) menjadi 636 ribu ton. Jadi pertumbuhan ya 10%," ujar Tan usai Public Expose Investor Summit 2018, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/18).
Sementara itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan crude palm oil (CPO) hingga 8% pada tahun ini. Pada 2017, produksi CPO perseroan sebesar 389 ribu ton.
"Jadi untuk produk CPO sendiri masih kami jual ke grup kami untuk selanjutnya dipakai untuk minyak goreng dan produk lainnya. Jadi kami memang pengembangannya terus ke consumer goods-nya," tambah Tan.
Namun lebih lanjut, dengan hasil produksi yang seluruhnya didistribusikan kepada grup usaha, maka perseroan memperkirakan bahwa potensi penggunaan B20 yang berasal dari produk usahanya tidak akan berjalan maksimal. Mengingat kapasitas yang belum memadai untuk distribusi produk ke arah tersebut.
"Bisa dibilang kalau Lonsum ini kan produk-produknya masih diproses untuk grup sendiri, jadi ya kapasitas kami sebenarnya ga cukup kesana," ungkap Tan.
Joint Venture
Sementara itu, perseroan berencana untuk memasok bahan baku jenis kakao perseroan kepada induk usahanya yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang membentuk usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan asal Jepang.
Dalam rencana tersebut, diperkirakan LSIP akan mendistribusikan seluruh kakao tersebut dari lahan yang dimiliki perseroan saat ini. Diantaranya lahan yang berada di Provinsi Jawa Timur seluas 2 ribu hektar dan di Sulawesi Utara seluas 600 hektar.
"Kalau JV ini kita akan mencoba produk Lonsum jadi untuk produk kakao dimasukkan ke dalam JV yang dilakukan oleh Ivomas. Jadi produknya cokelat bukan bubuk ya," ungkap Tan.
Lebih lanjut, diperkirakan perusahaan patungan milik SIMP tersebut akan mulai beroperasi pada 2020 mendatang.
(hps/hps) Next Article Asyik! Permintaan CPO India Dongkrak Saham Sawit & IHSG
Most Popular