
Akuisisi Pertagas, PGN Bayar Separuh Dulu Tahun Ini
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 August 2018 17:10

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero) Tbk (PGAS) akan membayar separuh dulu biaya untuk akuisisi Pertagas. Pembayaran ini ditargetkan bisa direalisasikan di akhir September 2018.
Sementara sisa separuhnya lagi akan dilunasi di semester 1-2019. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim kepada media saat dijumpai dalam gelaran Investor Summit 2018 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Lebih lanjut, Jobi mengatakan, untuk tahap kedua, sampai saat ini perusahaan masih melakukan pertimbangan dan melihat mana opsi yang paling optimal dari sisi pembiayaan karena akan melakukan pinjaman.
"Bentuknya masih belum bisa saya sampaikan sekarang, karena masih dalam pembicaraan internal. Begitu sudah mendapat kepastian dan keputusan, akan kami beritahu," ujar Jobi.
Sebelumnya, Jobi pernah menuturkan, untuk pembayaran tahap kedua tersebut, pihaknya membuka berbagai opsi, seperti pinjaman dari bank, menerbitkan obligasi, dan sebagainya.
"Untuk obligasi, kami sedang cari "timing", karena dengan situasi obligasi yang berfluktuasi dengan bunga pinjaman, concern utama adalah kapan waktu tepat untuk pinjam uang. Semua opsi kami buka, kami juga bicara dengan holding mungkin kita bisa pakai fasilitas yang mereka punya," ungkap Jobi kepada media saat dijumpai di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Sebagai informasi, setelah mengakuisisi Pertagas, kini PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGAS) mencari pendanaan untuk mendanai nilai transaksi akuisisi yang sebesar Rp 16,6 triliun. Awalnya, jumlah tersebut dibagi 30:70, 30% dari kas internal, dan 70%-nya dari pendanaan eksternal.
Menurut rencana, perusahaan akan melakukan pinjaman bank untuk membayar transaksi akuisisi tersebut. Namun, karena mepetnya waktu, perusahaan akhirnya mengubah rencana tersebut dan memutuskan untuk mengubah skema pendanaan menjadi 50:50, 50% dari kas internal dan 50% dari pendanaan eksternal.
Rapat dengan Dirut Baru Pertagas
Jobi juga menuturkan pihaknya bersama dengan Pertagas sudah melakukan pembicaraan beberapa kali untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun depan.
"Minggu lalu sudah ditunjuk Pak Wiko Migantoro sebagai Dirut Pertagas, dengan begitu, maka koordinasi kami jadi lebih optimal dan sudah ada pembicaraan beberapa kali untuk menyusun RKAP 2019, dan bagaimana menyusun agar integrasi lebih cepat terlaksana antara Pertagas dan PGN di bawah holding migas," ujar Jobi kepada media saat dijumpai di acara Investor Summit 2018, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Adapun, perusahaan juga akan melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 10 September 2018 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menyampaikan, ada tiga mata acara yang dibahas dalam RUPSLB tersebut. Ketiga mata acara itu yakni:
1. Pemaparan dan evaluasi kinerja semester I-2018 perusahaan,
2. Perubahan anggaran dasar perusahaan,
3. Perubahan susunan pengurus perusahaan.
"RUPSLB nanti kan salah satu agendanya adalah perubahan susunan pengurus perusahaan. Nah, pengurus bisa saja direksi atau komisaris, kalau mau tahu lebih detil tidak bisa ke kami, kami kan obyeknya," pungkas Jobi.
(gus) Next Article PGN Rampung Akusisi Pertagas di Agustus, Begini Opsinya
Sementara sisa separuhnya lagi akan dilunasi di semester 1-2019. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim kepada media saat dijumpai dalam gelaran Investor Summit 2018 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/8/2018).
"Bentuknya masih belum bisa saya sampaikan sekarang, karena masih dalam pembicaraan internal. Begitu sudah mendapat kepastian dan keputusan, akan kami beritahu," ujar Jobi.
Sebelumnya, Jobi pernah menuturkan, untuk pembayaran tahap kedua tersebut, pihaknya membuka berbagai opsi, seperti pinjaman dari bank, menerbitkan obligasi, dan sebagainya.
"Untuk obligasi, kami sedang cari "timing", karena dengan situasi obligasi yang berfluktuasi dengan bunga pinjaman, concern utama adalah kapan waktu tepat untuk pinjam uang. Semua opsi kami buka, kami juga bicara dengan holding mungkin kita bisa pakai fasilitas yang mereka punya," ungkap Jobi kepada media saat dijumpai di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Sebagai informasi, setelah mengakuisisi Pertagas, kini PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGAS) mencari pendanaan untuk mendanai nilai transaksi akuisisi yang sebesar Rp 16,6 triliun. Awalnya, jumlah tersebut dibagi 30:70, 30% dari kas internal, dan 70%-nya dari pendanaan eksternal.
Menurut rencana, perusahaan akan melakukan pinjaman bank untuk membayar transaksi akuisisi tersebut. Namun, karena mepetnya waktu, perusahaan akhirnya mengubah rencana tersebut dan memutuskan untuk mengubah skema pendanaan menjadi 50:50, 50% dari kas internal dan 50% dari pendanaan eksternal.
Rapat dengan Dirut Baru Pertagas
Jobi juga menuturkan pihaknya bersama dengan Pertagas sudah melakukan pembicaraan beberapa kali untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun depan.
"Minggu lalu sudah ditunjuk Pak Wiko Migantoro sebagai Dirut Pertagas, dengan begitu, maka koordinasi kami jadi lebih optimal dan sudah ada pembicaraan beberapa kali untuk menyusun RKAP 2019, dan bagaimana menyusun agar integrasi lebih cepat terlaksana antara Pertagas dan PGN di bawah holding migas," ujar Jobi kepada media saat dijumpai di acara Investor Summit 2018, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Adapun, perusahaan juga akan melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 10 September 2018 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menyampaikan, ada tiga mata acara yang dibahas dalam RUPSLB tersebut. Ketiga mata acara itu yakni:
1. Pemaparan dan evaluasi kinerja semester I-2018 perusahaan,
2. Perubahan anggaran dasar perusahaan,
3. Perubahan susunan pengurus perusahaan.
"RUPSLB nanti kan salah satu agendanya adalah perubahan susunan pengurus perusahaan. Nah, pengurus bisa saja direksi atau komisaris, kalau mau tahu lebih detil tidak bisa ke kami, kami kan obyeknya," pungkas Jobi.
(gus) Next Article PGN Rampung Akusisi Pertagas di Agustus, Begini Opsinya
Most Popular